Chapter 23

60.3K 6.6K 105
                                    

'Ken marah?'

****


Karena pengangkatan Zahra yang tiba-tiba menjadi anggota OSIS, kini gadis itu sedang sibuk mencatat nama para murid yang akan ikut dalam camp esok hari.

Para murid berjejer membentuk barisan dengan rapi. Para anggota OSIS menertibkan di beberapa tempat, sedangkan sekitar lima orang termasuk Zahra bertugas mencatat nama siswa yang ikut. Sebenarnya, semuanya diwajibkan ikut, tapi untuk menghindari masalah kedepannya maka lebih baik dicatat agar mudah untuk dikelompokkan nantinya.

Sudah tengah hari, tapi kondisi aula masih tetap ramai karena masih banyak murid yang belum terdaftar.

"Biar gue gantiin," kata Biru berdiri di samping Zahra, pria itu membawa saru botol air mineral yang masih tersegel. Bukan hanya untuk Zahra, tapi teman-temannya yang lain.

"Thanks," Zahra bangkit, membawa setra minumannya. Ia merasa gerah, apalagi Almamater yang sedari pagi melekat di tubuhnya.

"Capek?" tanya Keanu terlebih dahulu.

"Lumayan," sahut Zahra duduk diantara Liam dan Raden.

Liam meraih botol di tangan Zahra lalu menukarnya dengan botol yang ia bawa, "Takut ada guna-guna," ujar Liam santai.

"Kenapa lo yang minum?" tanya Raden, Liam bilang takut di guna-guna, tapi pria itu malah meminum air itu sendiri.

Keanu menyahuti dengan santai, "Biarin aja. Siapa tau beneran ada guna-guna, terus Liam yang kena,"

"Lo doain gue belok?" sungut Liam.

Keanu terlihat berpura-pura tidak mendengar dan malah asik memainkan ponselnya.

*

Sedangkan di tempat lain, tepatnya di ALEXANDRIA High School tengah ramai. Seluruh murid dari kelas sepuluh-sebelas tengah bersiap untuk keberangkatan mereka menuju tempat camp.

Karena beberapa sekolah bekerja sama dalam hal ini, maka tempat camp akan di satukan, namun tetap memiliki batas satu sama lain agar para murid tetap merasa nyaman.

Puluhan bus sudah berjejer rapi di depan sekolah, para murid sedang mendengarkan arahan dari seorang guru yang menjadi penanggung jawab dalam acara kali ini.

Setelah semuanya siap, mereka di persilahkan memasuki bus masing-masing. Satu bus memuat sekitar 30 lebih siswa, dan itu cukup dengan jumlah murid dalam satu kelas.

Namun berbeda dengan Bastian, pria itu malah dengan santai bergabung dengan kelas Zahwa, dan sekarang duduk di samping tunangannya. Tidak ada yang protes akan hal itu. Memangnya siapa yang berani? Sedangkan Bastian adalah cucu dari donatur sekolah.

"Nuga, kamu kenapa di sini? Bus kelas lo ada di depan," bisik Zahwa tak enak. Harusnya ia duduk dengan Najwa, tapi Bastian dengan sikap otoriter nya malah santai menyuruh Najwa pindah, dan sialnya gadis itu malah ikut pindah bus karena semua tempat duduk sudah penuh.

"Emang kenapa?" tanya Bastian balik, pria itu dengan santai menyandarkan kepalanya di bahu Zahwa. Wajahnya sudah tertutupi topi hitam, sepertinya ia akan tertidur sepanjang perjalanan.

Double Z [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang