Chapter 17

67K 8.1K 209
                                    

Tekan bintang.

Tandai typo:)

\\\///

Koridor terlihat ramai dan bising karena jam istirahat baru saja berlangsung. Para murid berhamburan menuju tempat tujuan mereka masing-masing.

Begitu pula dengan keempat remaja berbeda gender yang sedang berjalan menuju lapangan.

Duduk di bawah pohon rindang yang terasa sejuk membuat mereka nyaman.

"Ayah lo kapan nikah?" tanya Liam yang berbaring di kaki Keanu. Pertanyaan itu ditujukan untuk Zahra.

Zahra mengangkat bahunya acuh, "maybe dua minggu lagi," katanya acuh tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang ia baca. Buku tebal yang membahas tentang dunia bisnis.

"Btw, gue denger aunty Elda lagi ta'aruf, bener?" tanya Keanu.

Zahra menutup bukunya, "Iya. Minggu lalu,"

"Wah, padahal gue suruh tunggu. Lulus kuliah mau lamar," kata Liam terlihat tak terima.

"Ingat umur. Lo masih SMA," kata Raden.

"Nunggu lo kelar kuliah, aunty Elda udah jadi nenek lo," sahut Keanu.

"Sembarangan! Dia kan awet muda," sahut Liam.

"Ya lo ngotak dikit lah. Lo lulus SMA aja belum tentu, apalagi nunggu lo lulus kuliah,"

"Punya sahabat gini amat. Dukung kek!" kesal Liam kembali membaringkan tubuhnya dengan tangan yang dilipat di depan dada.

"Cowoknya siapa, Ra?" tanya Raden penasaran.

"Om Jendra. Yang mimpin Nar's Corp," Zahra memanggil Rajendra dengan sebutan 'om'. Meskipun gadis itu sedikit tidak nyaman, tapi ia harus terbiasa. Itu, kan calon suami dari tantenya.

"Bang Jendra? Saingan gue bukan main," keluh Liam.

"Iyalah. Lo masih bau Kencur, Bang Jendra udah mapan," sahut Keanu tajam.

"Cocok, sih. Agamanya juga bagus," kata Raden.

Keanu dan Liam mengangguk, "Keluarga Narendra agamanya bagus semua. Kalau aja mereka punya keturunan cewek, udah gue lamar." Liam berbicara dengan wajah yang terlihat santai.

"Ni orang kayaknya salah makan," kesal Raden.

"Apalagi Kaisar. Gue salut sih, dia taat banget. Dulu, waktu di pondok, jadi panutan banyak orang," kata Keanu seakan mengingat masa lalu. Keanu dulu pernah masuk pesantren, namun saat kelas sembilan SMP, ia pindah dan sekolah di sekolah umum sampai sekarang.

Ia memang tidak satu kelas dengan Kaisar, namun nama pria itu seakan terdengar di seluruh asrama santri. Dulu juga mereka selalu menjadi saingan dalam hal memperebutkan juara.

Dan siapa sangka, sampai sekarang mereka masih menjadi saingan. Setiap olimpiade mereka selalu menjadi saingan, memperebutkan juara satu.

Kaisar, pria itu sedari SD sudah di masukan ke pondok pesantren, bertemu dengan Bastian dan para sahabatnya ketika ia pulang liburan. Saat itu juga ia menyukai Zahwa yang terlihat polos dengan binar mata yang selalu menarik untuk ditatap.

Sampai kelulusan SMP, Kaisar memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya di sekolah umum, dan ternyata ia kembali dipertemukan dengan Zahwa.

"Kenapa nggak lanjut mondok?" tanya Zahra penasaran.

Double Z [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang