Chapter 58

93.4K 9.1K 1.7K
                                    

'Assalamualaikum, anak Ayah'

****

Kehamilan Zahra sudah memasuki bulan kelahiran, Dokter memperkirakan Zahra akan melahirkan sekitar satu sampai dua minggu lagi. Ruang gerak Ibu hamil itu juga sangat terbatas. Bahkan Hanum harus menginap di sana ketika Kaisar harus berangkat ke luar kota. Zahra tidak ingin menginap di rumah Brata atau Fahri, ia sudah sangat nyaman di rumah itu.

"Rai, bantuin." Ujar Zahra ketika ingin berbalik menghadap Kaisar. Ia merasa sulit ketika bergerak mengganti posisi tidurnya.

"Nyaman?" tanya Kaisar ketika Zahra sudah tidak di posisi yang ia inginkan.

"Bantalnya ganjelin di belakang,"

"Udah?" Zahra mengangguk pelan.

"Mau tidur?"

"Iya,"

"Susunya belum di minum,"

"Malam ini nggak usah, ya?" pinta Zahra memainkan jemari suaminya.

"Tapi besok harus mau," Zahra mengangguk pelan.

"Rai, perutnya nggak nyaman."

Kaisar menyimpan laptop dan proposal yang masih harus ia kerjakan, berbaring menyamping menghadap istrinya.

"Baby nya nakal, ya?" tangan Kaisar ikut mengusap perut besar Zahra.

"Mereka gerak terus,"

Janin dalam kandungan Zahra memang akhir-akhir ini sangat aktif menendang, membuat Zahra terkadang harus terjaga sepanjang malam untuk menenangkan mereka, Zahra tidak membangunkan Kaisar karena tau pria itu lelah bekerja seharian.

"Halo... Udah nggak sabar keluar, ya?" sapa Kaisar menunduk, mendekatkan telinganya pada perut Zahra

"Bobo ya. Bunda seharian capek, harus istirahat, kalian juga istirahat. Nggak boleh nakal," pesan Kaisar mencium perut istrinya dengan lembut.

"Ra, kamu yakin mau lahiran normal?" tanya Kaisar pelan. Ia sedikit ragu ketika mendengar permintaan Zahra kemarin saat cek up. Istrinya ingin melahirkan secara normal.

"Aku mau ngerasain jadi ibu sepenuhnya, Rai."

"Tapi resikonya tinggi, Ra. Aku nggak mau kehilangan kamu," Kaisar mengusap pipi istrinya, mencoba kembali bernegosiasi dengan Zahra. Dokter bilang, resiko melahirkan secara normal cukup tinggi untuk Zahra, karena wanita itu mengandung tiga bayi sekaligus. Pada awalnya, mereka pikir kalau Zahra hanya mengandung dua janin saja, nyatanya, ada kekeliruan. Ketika usia kehamilan Zahra menginjak empat bulan, dokter baru menemukan kalau terdapat tiga janin sekaligus dalam rahim Zahra.

"Aku percaya, takdir Allah itu selalu baik untuk setiap hambanya,"

"Ra.."

"Rai, percaya. Kalau nanti aku nggak selamat, setidaknya mereka bisa lihat dunia," kata Zahra mengusap perutnya yang tidak lagi terasa nyeri karena tendangan dari calon bayi nya.

"Jangan ngomong gitu. Kamu kuat, katanya mau besarin baby nya bareng," sahut Kaisar memeluk Zahra.

"Nggak ada yang tau takdir,"

Double Z [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang