8

1.7K 445 157
                                    

Lisa berlarian menghampiri Jennie yang baru memasuki kelas. "Jennie, kau baik-baik saja?" Tanya Lisa khawatir.

Jennie mengangguk dengan santai. "Ada apa? Aku baik-baik saja." Ujar Jennie seperti tak ada beban sembari terus berjalan menuju bangkunya.

Lisa mengikuti Jennie hingga Jennie duduk di bangkunya dan menaruh gitarnya. Tiba-tiba Lisa menjentik kening Jennie membuat Jennie merintih sembari memegangi keningnya. "Kau kenapa?" Protes Jennie pada Lisa yang sekarang sudah duduk di bangku sebelah Jennie.

Lisa mendesis. "Aku melihat foto Rosè Sunbae menjambak rambutmu dan akan menamparmu."

Jennie berdecak beberapa kali. "Woah! Foto itu sudah menyebar? Kita benar-benar hidup di dunia modern. Menakutkan."

Lisa mendecih. "Sudah kubilang, jangan terlibat dengan Rosè Sunbae. Kenapa tidak mendengarkanku?"

"Aku tidak melakukan apapun." Sela Jennie.

"Tapi kau mendekati Jimin Sunbae!" Sela Lisa meninggikan suaranya hingga beberapa orang yang ada di kelas menatapnya. Mereka mulai berbisik-bisik karena ucapan Lisa.

Lisa menatap Jennie merasa bersalah. "Maaf. Aku tidak bermaksud..."

Jennie tersenyum menatap Lisa. "Tak apa. Aku tak peduli." Ujarnya santai.

Lisa menghela napasnya. "Lalu, apa yang akan kau lakukan sekarang? Kau sudah menjadi target Rosè Sunbae."

Jennie menghela napasnya mengingat ia sudah menjadi target Rosè bahkan sebelum kejadian hari itu. "Lisa, aku tak melakukan kesalahan apapun. Jadi, kenapa aku harus takut?"

"Jauhi Jimin Sunbae hm?" Bujuk Lisa.

"Kenapa aku harus melakukannya? Memangnya ingin berteman dengan Jimin Sunbae adalah sebuah dosa?"

"Teman? Hei! Kau selalu menontonnya bermain sepakbola beberapa hari belakangan. Kau memberinya minuman, kau bercengkrama dengannya. Apa itu yang dilakukan teman?"

Jennie mengangguk. "Ya. Memangnya apa yang salah dengan itu semua? Coba pikirkan! Aku juga menghabiskan waktu denganmu, memberimu minuman, bercengkrama denganmu. Apa bedanya?" Tanya Jennie bingung dengan poin yang ingin Lisa sampaikan.

Mendengar itu Lisa menghela napasnya. "Aku tahu, yang kau lakukan memang tidak salah. Tapi, bagaimana dengan Jimin Sunbae? Bagaimana kalau dia menganggapmu lebih dari sekedar teman?"

Saat Jennie hendak menjawab ucapan Lisa, tiba-tiba beberapa teman perempuan kelas mereka berlari ke arah pintu kelas. Membuat Lisa dan Jennie saling bertatap heran.

"Jennie." Dari depan pintu kelas, salah seorang dari gerumunan itu tiba-tiba menyahut sembari melambaikan tangannya pada Jennie.

Jennie menghela napasnya melihat wajah seniornya, Jin. "Aku akan kembali." Ujar Jennie pada Lisa yang diangguki oleh Lisa.

Jennie mendekati Jin yang berdiri di depan pintu kelas. Saat mendekat, Jennie menyadari Jin tak datang seorang diri. Sekarang Jennie mengerti kenapa teman-temannya berbondong-bondong ke sana. Hal itu disebabkan oleh kedatangan siswa paling populer di sekolah mereka, Kim Taehyung. Siswi-siswi kelas sepuluh dari kelas lain bahkan ikut mengerubungi Taehyung.

"Sunbae, apa yang Sunbae lakukan di sini?"

"Sunbae, hari ini kau sangat tampan."

Lisa yang tadinya duduk di bangkunya, bahkan juga ikut menimbrung di belakang Jennie untuk melihat idolanya, Taehyung.

Taehyung menoleh pada Jin. "Ayo." Ajak Taehyung yang merasa risih karena siswi-siswi kelas sepuluh semakin ramai.

Jin tiba-tiba menarik tangan Jennie untuk ikut bersamanya dan Taehyung. Jennie menghela napasnya mengingat sudah kedua kalinya ia diseret oleh seseorang hari ini.

JEALOUSYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang