22

1.1K 302 118
                                    

Tatapan Jennie terjatuh pada Lisa yang sudah lebih dulu berada di kelas pagi itu. Jennie bermaksud menghampiri Lisa yang duduk di bangku belakang. Beberapa murid yang ada di kelas sudah berbisik-bisik melihat Jennie. Mereka yang biasanya akrab kini tak lagi duduk sebangku, terlebih mereka juga sempat berdebat kemarin.

Namun Jennie hanya mengabaikan teman-teman kelasnya dan memilih mendekati Lisa karena ia harus berbicara padanya dan meluruskan semuanya.

"Lisa-" Ucapan Jennie terhenti saat Lisa tiba-tiba beranjak dari kursinya dan pergi meninggalkan Jennie tanpa menggubrisnya.

Jennie hendak mengejarnya tapi ia terhenti saat melihat Lisa menghampiri Rosé di depan pintu kelas. Jennie terpaku di tempatnya melihat pemandangan itu karena kini mereka terlihat akrab.

"Aku datang kemari untuk memberikan ini, Lisa." Rosé menyodorkan ikat rambut pada Lisa.

"Oh? Ini benar-benar untukku, Sunbae?" Ucap Lisa memastikan.

Rosé mendecih. "Hei! Kenapa memanggilku Sunbae? Panggil saja Eonnie. Dan juga, terimalah! Ashley dan Hyeri juga punya."

Lisa menatap Rosé ragu-ragu hingga akhirnya Lisa hanya menerima ikat rambut pemberian Rosé. "Terimakasih... Eonnie." Ucap Lisa perlahan.

Jennie menunduk dan menoleh pada pergelangan tangannya yang terdapat ikat rambut yang pernah Lisa berikan untuknya. Saat itu, bel berbunyi, Jennie menghela napasnya dan memilih untuk duduk di bangkunya.

Ketika bel istirahat berbunyi, Lisa keluar kelas lebih dulu tanpa menghiraukan Jennie. Jennie hendak kembali mengejar Lisa tapi ia mengurungkan niatnya. Jennie memutuskan untuk keluar kelas karena harus melakukan hal lain terlebih dahulu.

Setelah mengantri mengambil makan siang, Jennie celingukan di kafetaria mencari seseorang. Hingga matanya menangkap sesuatu. Bergegas Jennie menuju sebuah meja dengan nampan makanan di tangannya. Ia sudah berdiri di depan meja yang diisi seorang pemuda yang ia cari sedari tadi.

"Oh Jennie, kau di sini."

Jennie melempar senyumannya pada pemuda itu.

"Boleh aku duduk di sini?"

Pemuda itu mengangguk. "Tentu."

Jennie duduk di depan pemuda itu, bergabung bersamanya. "Menu hari ini sangat lezat."

Pemuda itu mengangguk merespon Jennie sembari menyantap makanannya. "Benar."

Jennie menoleh pada sundae di nampannya lalu pada pemuda itu. "Sunbae, kau mau lagi?"

Senior yang Jennie maksud, Jimin Park, menggeleng. "Tidak. Ini sudah cukup."

Jennie menggeleng lantas menaruh potongan sundae miliknya di nampan Jimin tanpa persetujuannya. "Sunbae, kau harus makan yang banyak. Kau akan bermain sepak bola sehabis ini bukan? Sunbae membutuhkan energi lebih."

Jimin sedikit bingung karena Jennie terkesan memaksa, tapi ia hanya mengangguk. "Terimakasih."

Jennie berdehem. "Sunbae, tentang kemarin..."

Jimin menatap Jennie karena ucapannya. "Oh... kenapa?"

Jennie menelan ludahnya mengingat kemarin Jimin melihatnya dan Taehyung di kafe. "Itu... tak seperti yang Sunbae lihat." Jennie tersenyum menunjukkan gummy smilenya.

Kemarin Jimin tengah bersama temannya dari sekolah lain. Jadi mereka hanya saling menyapa. Jennie belum sempat menjelaskan apapun pada Jimin.

Jimin hanya menatap Jennie tanpa meresponnya membuat Jennie menjadi gugup.

"Aku bersungguh-sunguh." Ujar Jennie meyakinkan. "Itu benar-benar tak seperti itu. Maksudku, apapun yang Sunbae pikirkan, itu tak seperti itu."

Jimin masih memperhatikan Jennie. "Memangnya apa yang kupikirkan?"

JEALOUSYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang