43. Pergi lagi

23 5 0
                                    


-Happy Reading⭐-
.
.
.

"Jangan-jangan mereka di culik?" Duga seorang wanita yang sudah sangat cemas karena tidak juga menemukan dua anak yang menghilang sejak tiga jam yang lalu. Bahkan ke seluruh komplek perumahan sudah mereka cari, namun tidak juga menemukan dua anak nakal itu.

"Hush!, jangan ngomong sembarangan!. Paling juga mereka lagi sembunyi!" Balas seorang pria yang adalah suaminya.

"Sembunyi apaan?, masa iya mereka bisa kuat sembunyi selama tiga jam. Mereka masih kecil!" Sahut seorang wanita lain yang adalah ibu salah satu anak itu.

"Justru mereka masih kecil, anak kecil gak bisa kita duga tingkah nya. Gak ingat, anak kamu kemarin sembunyi di kandang anjing rumah sebelah,"

Wanita itu menggigit ujung jari telunjuk nya sambil melompat kecil. Kemanakah gerangan anak berusia lima tahun itu menghilang. Selama ini?, kemana lagi kalau bukan di culik. Itulah fikir nya. Tapi anak-anak itu sangat suka bersembunyi, kemungkinan juga mereka sedang sembunyi. Tapi, putri gembulnya itu tidaklah bisa tahan lapar, jika sedang bersembunyi pasti anak itu akan keluar sendirinya karena kelaparan, ini sudah tiga jam. Apa anak itu tidak lapar.

Wanita itu melangkah meninggalkan suami dan kedua sahabatnya di ruang tengah menuju dapur. Keadaan cemas dan khawatir membuatnya cepat haus. Setelah selesai dengan urusannya, dia berbalik hendak kembali berkumpul di ruang tengah. Sebuah rak kue yang terbuka di pojok dapur sama mengalihkan fokusnya. Wanita itu mendekat dan akan kembali menutup rak yang berisi beberapa toples kue kering yang akan dia bawa ke acara arisan besok. Dia terkejut melihat rak kue nya menjadi lega karena empat toples kue lainnya menghilang.

"Loh, ini kok tinggal dua. Siapa yang mindahin,"

"Nandini!" Panggil Reynand yang menyusulnya.

"Kamu mindahin kue-kue aku?" Tunjuk Nandini ke arah rak kue nya.

Reynand mengernyit bingung. "Gak ada yang mindahin kue kamu, lupa naruh nya kali,"

"Ih engga. Aku emang taruh di sini kok,"

keributan pun terjadi membuat sepasang suami istri di ruang tengah penasaran, dan akhirnya menyusul sahabat mereka di dapur.
Kedua nya menggeleng-geleng heran. Sebelumnya mereka ribut karena anak mereka hilang, dan sekarang permasalahannya berganti dengan kasus hilangnya kue milik Nandini.

Lea mengalihkan pandangan nya menghindari keributan Reynand dan Nandini. Seutas kain nampak menyembul dari salah satu lemari piring Nandini, dengan keadaan tidak rapat memperlihatkan sedikit bulu yang terlihat lebat berwarna hitam.

Lea memekik. " Nandi!, itu ada tikus di dalem lemari piring kamu. Kok bisa ada tikus sih, pasti tikus nya lagi gigitin kain. Atau tikus itu yang curi kue kamu," tunjuk Lea kearah lemari itu.

"Kok bisa ada tikus, gak mungkinlah. Rumahku tuh bebas tikus. Yaudah biar aku rapetin lagi pintu nya,"
Nandini pun menghampiri lemari itu mengecek apa benar ada tikus di sana. Dari kejauhan memang terlihat seperti rambut hitam dari sela sela pintu lemari yang tidak rapat itu. Lemari itu terlalu besar, jadi Nandini membiarkan lemari itu kosong tidak menyimpan perabotan dapur nya di sana. Bagaimana bisa lemari itu terbuka dan terdapat seutas kain yang tidak asing menyembul keluar.

Dugaan nya semakin kuat. "Oh, itu bukan tikus biasa. Itu tikus besar yang sedang kita cari, liat saja ini!" Ucap Nandini membuka pintu lemari itu dan benar tebakan nya. Begitu pintu itu dibuka, tampaklah dua bocah yang sejak tiga jam mereka cari-cari.

RaLia (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang