Istirahat ke dua waktu yang sangat tepat untuk menghilangkan rasa lapar setelah beberapa jam berkutat dengan pelajaran.
Membuat kantin di penuhi oleh makhluk-makhluk kelaparan.Dan Ellia salah satu nya. Gadis itu mengetuk ngetukkan pelan jarinya di meja dengan sebelah tangannya lagi menopang dagu.
Menunggu!. Ia sudah lapar saat ini, tapi sahabatnya belum juga kembali dari memesan makanan.Itu dia!. Aca berjalan menujunya dengan nampan yang di atasnya terdapat makanan yang dinantinya dari tadi.
"Lama!" Ellia langsung menyambar mangkuk bakmi nya dari tangan Aca.
"Santai kali," kemudian Aca duduk di samping Ellia dan mulai menyantap makanannya.
"Hay nona nona!" tiba-tiba suara cowok mengejutkan Ellia yang sedang makan membuat gadis itu tersedak hingga terbatuk batuk.
Dengan cepat seorang cowok menyodorkan minum milik Ellia dan langsung di teguknya.
"Hehehe sorry ya," Anan merasa bersalah. Ya mereka adalah Rafa dan kawan kawan.
Ellia terkejut dengan kedatangan mereka, kenapa mereka mendatangi mejanya.
"Boleh gabung?, yang lain udah penuh," ujar Dirga meminta izin.
Ellia melihat sekitarnya, ya Dirga benar, tidak ada lagi meja kosong tersisa.
"Boleh, boleh. Duduk ajah gapapa kok," Semangat Aca karena ada Rafa dan Raka di antara mereka.
Ellia mengangguk setuju. Kemudian kelima cowok itu bergabung duduk menunggu pesanan mereka.
Rafa menempatkan dirinya di hadapan Ellia. Dan Raka menempati sisi kiri Ellia karena sisi kanan nya di tempati Aca yang sedari tadi menyunggingkan senyumnya.
"Bakmi mbak Ina ya?" tanya Robi menunjuk mangkuk Ellia.
Ellia yang sedang melanjutkan makannya pun mengangguk karena mulutnya masih penuh.
"Bakmi nya mbak Ina emang enak banget, kita ajah udah langganan," ujar Robi.
"Udah pesen?" tanya Ellia setelah menghabiskan bakmi dalam mulutnya.
"Udah, ini lagi nunggu," jawab Robi.
Ellia mengangguk.Ellia merasa bingung sekarang, ia merasa kurang nyaman berada di posisi ini, apalagi sering kali cewek-cewek menatap meja mereka. Membuat Ellia risih.
Dan sahabat menyebalkannya itu terlihat mesem-mesem sendiri sambil memandangi Rafa membuat Ellia mengidik. Kemudian Ellia melanjutkan makannya dengan lahap berusaha tidak memikirkan cowok-cowok di sekitarnya. Tanpa di sadari Raka selalu memperhatikannya.
Ellia beralih menatap cowok di hadapannya saat ini. Cowok itu diam saja sambil memainkan handphone nya.
Tiba-tiba mata cowok itu terangkat membuat pandangan keduanya teradu.
Seketika Ellia menundukkan kepalanya menghindari tatapan tak terarti Rafa."Oh ya, nama kalian siapa?" Anan membuka suara.
"Aku Aca kak!" cepat Aca dengan semangat.
"Adik kelas?" tanya Dirga.
"Eeh lupa, kita seangkatan hehehe
Aku kelas XI B!" karena terlalu senang Aca sampai menyebut cowok itu kak padahal mereka sama sama kelas 11."Semangat amat," kekeh Dirga membuat Aca terdiam seketika. Wajah Aca mematung mendengar suara kekehan Dirga.
"Lo, nama lo siapa?" kali ini Raka membuka suaranya, setelah diam sedari tadi memandangi gadis bermata biru itu dari sampingnya.
"Ellia Alsyana Mahardika," jawab Ellia seadanya.
"keluarga Mahardika?" tanya lagi Raka.
Ellia menatap Raka lalu mengangguk dengan senyuman.
Siapa yang tak kenal keluarga Mahardika. Keluarga kaya dengan kerajaan bisnis yang sangat sukses dan terkenal, juga bisnisnya yang berkembang di beberapa negara. Tapi banyak orang di sekolah yang tidak tahu kalau Ellia salah satu anggota dari keluarga Mahardika karena penampilan serta sifatnya yang sederhana. Dan Ellia bersikap biasa saja tanpa menunjukkan siapa dirinya sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RaLia (TAMAT)
Teen Fiction[LEBIH AFDOL DI FOLLOW DULU GENGS] . . . Ellia, gadis bermata biru yang murah senyum, lugu, memiliki kegemaran seperti anak kecil yang maniak makanan manis, Terutama coklat. Dengan pesonanya berhasil menarik perhatian dua bersaudara. Ada Raka dengan...