36. Kenapa?

18 0 0
                                    

-HAPPY READING❤-

.
.
.

"Lo bahagia?" Tanya Rafa menatap wajah Ellia serius.

"Gue pikir ini terlalu cepat, tapi gapapa. Gue bahagia, karena yang Papa pilih itu lo bukan orang lain." Gadis itu kembali mengumbar senyum bahagia nya. Melihat gadis itu bahagia, wajah datar Rafa berubah dengan terbitnya sebuah senyuman di sana.

"Sasa bahagia?" Tanya balik Ellia.

Rafa mengangguk kecil lalu mengusap kepala Ellia lembut.
"Iya, kalo gini berarti gak bakal ada yang bisa mutusin hubungan ini kan. Lo tunangan gue, dan orang lain gak bisa ngerusak hubungan ini,"

Kening Ellia mengernyit menatap Rafa bingung. Gadis itu tidak mengerti apa yang Rafa ucapkan.

"Gue cinta sama lo Na," jantung Ellia berdegup tidak normal mendengar apa yang Rafa ucapkan barusan.

Benarkah?. Ellia tidak salah dengar kan.
Gadis itu berbalik badan menghindari tatapan mahadasyat dari Rafa yang menyebabkan hati nya bergejolak.
Ia merasa sangat beruntung dengan perjodohan orang tua nya. Di jodohkan dengan orang yang tepat, Ellia tentu bahagia kan. "Sky, kamu bahagia?" Batin Ellia mendongakkan kepala menatap satu bintang yang paling bersinar di langit sana.

"Lo gak harus jawab apapun. Kegelisahan gue terjawab sekarang, gue takut lo gak terima dan gak bahagia sama pertunangan mendadak ini. Ayo masuk!, ini acara kita kan,"

Ellia kembali menurut dan mengikuti langkah Rafa yang menggenggam tangan nya erat kembali memasuki hotel dan kembali ke aula di mana pesta tengah berlangsung. Mereka bergabung di meja besar tempat dua keluarga besar mereka tengah asik makan bersama. Setelah mereka duduk, Nandini langsung menyiapkan makanan mereka masing masing.

"Ayo makan!" Kedua nya menurut dan melahap makanan mereka dengan khidmat.
Selagi mereka makan, kedua nya diam diam mendengarkan obrolan keluarga mereka.

"Untuk pernikahan nya, Mama pikir setelah mereka lulus baru kita adakan." Ujar Nenek Ellia.

"Rey juga pikir gitu, mereka masih kelas sebelas sekarang. Gimana Al!?" Balas Reynand.

Alvino menoleh ke arah Rafa dan Ellia sebentar lalu mengalihkan tatapan nya kepada Reynand.

"Iya, setelah mereka lulus, baru kita bicarakan tentang pernikahan. Yang penting sekarang mereka sudah terikat," jawab Alvino.

Setelah nya mereka mengobrol santai, membicarakan bisnis, juga keseharian anak-anak mereka. Rafa dan Ellia hanya diam mendengarkan obrolan asik orang orang itu. Ellia menguap merasa kantuk yang datang. Gadis itu sudah merasa bosan dengan pembicaraan orang dewasa itu. Sangat ingin rasanya merebahkan tubuhnya di ranjang empuk nan nyaman di kamar nya. Tanpa sadar gadis itu meletakkan kepala nya di atas meja dan mulai terlelap. Beberapa saat kemudian setelah semua orang itu sudah menyelesaikan obrolannya, mereka terkejut melihat Ellia yang tertidur.

"Kasihan cucu Oma kecapean. Rafa!, kamu gendong El bawa pulang ya."

Rafa pun langsung menurut dan mengangkat tubuh mungil Ellia kedalam gendongan nya. Mengatur posisi nyaman gadis itu supaya tidak terganggu dalam tidur nya. Melihat Ellia yang tidak bergerak sedikitpun, Rafa tau bahwa gadis itu sudah lelah.

RaLia (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang