Beberapa waktu di markas Lucifer terjadi keheningan selama Malvin menceritakan keseluruhan masalah yang dihadapi Lucifer yang tidak pernah diketahui geng manapun dan yang selalu membuat geng lain seperti Bharta berfikir bahwa masalah Lucifer dengan Cakrawala adalah masalah antar geng seperti biasa nya, yang mana mereka saling berselisih karena ke iri an dan kedengkian atas kepopuleran.
Tapi ini tidak lah sesederhana itu, masalah ini tentang kepercayaan antar sahabat yang di hancurkan dan menimbulkan dampak kematian dari salah satu mereka. Persahabatan macam apa yang bisa membunuh sahabatnya sendiri setelah sekian tahun bersama, waktu yang sangat panjang itu tidak bisa kah membuat seseorang mengerti dengan arti sahabat.
"Kita bantu!" Ucap Anan mantap. Seperti persahabatannya dengan Raka, Dirga, Robi dan Rafa, Anan tidak bisa membayangkan jika di antara mereka berlima ada yang berhianat dan mendorong dan menusuk dari belakang.
"Gue minta jangan sakitin dia sedikitpun, dia gak salah, dia cuma tersesat dan butuh kita untuk menuntunnya ke kebenaran," pinta Malvin.
"Dia itu amanah dari Langit, gue harus terus nuntun dia, bantu dia, dan jaga dia sampe waktu nya tiba, gue gak mau ingkar janji dan ngecewain Langit," lanjut Malvin.
Anan mengangguk mengerti. "Dan lo gak akan kasih tau kita siapa dia?"
Malvin menggeleng, "mereka punya tradisi, sebelum mereka siap, siapapun gak berhak membocorkan."
Drrtt...drtt...
Raka merogoh ponsel nya yang terasa bergetar di saku celananya.
Di angkatlah telefon itu di tempat tanpa beranjak kemanapun."Dimana Rafa?"
Suara berat seseorang langsung menyapa sebelum ia mengucapkan apa apa, ini sudah di pastikan, jika bukan ada sangkut paut dengan Rafa, pasti pria itu tidak akan pernah menghubungi nya, dan selalu Rafa yang di cari.
"Ada," jawab Raka.
"Suruh dia pulang sekarang!, dia harus pergi dengan saya sekarang, bagaimana bisa kamu lupa untuk meyakinkan anak itu untuk pergi,"
"Iya, dia pulang sekarang,"
"Saya tunggu, kamu juga pulang!, jangan membuat saya susah,"
"Ya, saya pulang sekarang"
Tut!
"Rafa, lo lupa jam berapa sekarang?, lo harus pergi," Rafa menghela nafas. Ia berharap Papa nya pergi sendiri saat ia sengaja pergi malam malam bersama teman temannya. Kenapa harus selalu dirinya yang di bawa saat acara membosankan seperti itu, untuk apa?, untuk di banggakan pada rekan rekan kerja nya.
"Oke, gue pamit sekarang," pamit Rafa langsung pergi tanpa mendengar pertanyaan pertanyaan yang muncul dari orang orang itu.
"Gue juga pamit pulang, orang rumah udah nyariin," pamit Raka di angguki mereka tanpa bertanya apa apa.
Melihat raut wajah dua cowok itu membuat mereka mengerti ada sesuatu di antara Rafa dan Raka yang bersifat pribadi, dan mereka tidak berhak tahu.
"Hati-hati!" Kata Anan.
⚘⚘⚘
Membosankan, sangat. Setiap baru saja duduk menikmati minuman yang di sediakan, Rafa langsung di panggil Papa nya. Belum juga duduk dengan tenang papa nya selalu menyeret nya menemui teman teman nya dan memperkenalkan nya sambil membangga banggakan.
Dirasa Papa nya tidak memanggilnya lagi, Rafa dengan santai mulai melahap sebuah cupcake yang terlihat indah, sangat lezat. Ingin mengambil satu cupcake lagi tapi tiba tiba pria dengan setelan formal menarik dirinya hingga Rafa menaruh kembali cupcake itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RaLia (TAMAT)
Ficção Adolescente[LEBIH AFDOL DI FOLLOW DULU GENGS] . . . Ellia, gadis bermata biru yang murah senyum, lugu, memiliki kegemaran seperti anak kecil yang maniak makanan manis, Terutama coklat. Dengan pesonanya berhasil menarik perhatian dua bersaudara. Ada Raka dengan...