Sesuai dengan janji waktu itu. Di malam minggu ini inti Bharta berkumpul di Violet kafe menunggu Lucifer yang belum datang. Mereka asik bercanda dan bergurau hingga lonceng di pintu kafe berbunyi dan muncullah orang orang yang mereka tunggu.
"Sorry telat!" ucap Malvin lalu mengambil tempat duduk di hadapan Anan, teman temannya pun ikut duduk memperhatikan percakapan serius kali ini.
"Lo mau ngomong apa?" tanya Anan lalu kembali menyeruput kopi nya.
"Gue atas nama Lucifer mau menjalin hubungan persahabatan sama Bharta, kita gak pernah bermasalah, dan kami berjanji akan selalu ada di pihak kalian, dan berusaha membantu kalian semampu kami saat kalian butuh kami," jelas Malvin to the poin tanpa berbasa basi, sebab hal ini sangatlah penting.
"Lo pasti punya maksud lain kan," balas Raka menatap Malvin meneliti raut wajah dan mata Malvin.
"Gue serius, dan juga sebenarnya kami butuh bantuan kalian, tapi maksud gue ngajuin persahabatan bukan buat berharap bantuan kalian, gue bener-bener pengen menjalin persahabatan ini, kalaupun kalian gak mau bantu kami, kami akan tetep setia dan gak akan berhianat," sanggah Malvin.
"Apa jaminan lo kalo kalian berhianat?" ucap Anan tegas.
"Gue bersumpah, kalau kami berhianat atau salah satu dari kami, maka nyawa gue jaminannya, lo bisa habisin gue saat itu juga!" jawab Malvin dengan tegas pula.
Kelima cowok itu menatap Malvin dan beberapa anggota nya satu persatu, tidak ada kebohongan sedikitpun dari mata Malvin, lagi pun antara Bharta dan Lucifer tidak pernah bermasalah kan?, Cowok itu sudah bersumpah atas nyawa nya sendiri, tidak ada alasan lagi untuk mereka meragukan Malvin.
"Gue tau lo pasti ada masalah sekarang dan butuh bantuan kita, gue menerima uluran persahabatan ini, dan gue percaya sama lo," ucap Anan menepuk pundak Malvin beberapa kali.
Malvin tersenyum lebar, "Thanks bro!, gue janji gak akan menghianati kalian," jawab Malvin girang.
Robi dan Dirga menatap Anan menelisik sesuatu, namun Anan manganggukkan kepala nya sambil tersenyum dan mengedipkan matanya. Seolah berkata 'gue percaya'. Jika ketua mereka sudah yakin maka tidak akan ada kesalahan apapun.
"Oke, sudah selesai kan, ayolah makan-makan, gak seru lah kalo gak di rayain," kata Robi lalu mengangkat tangan nya memanggil pelayan.
"Oke, biar gue yang teraktir, kalian bisa pesen apapun!" balas Malvin membiarkan teman teman nya yang lain mengambil meja dan memesan.
"SIAP BOS!" seru lantang Lucifer.
Mereka pun mulai menikmati makanan mereka masing masing. "jangan pernah ragu buat traktir kita lagi ya bro hehe," kata Dirga di balas kekehan Malvin.
"Santai itu mah, gampang lah,"
"Anjim, emang bener ternyata ya, se enak-enaknya makanan, bakal lebih enak lagi kalo...dapet dari traktiran hehe.." kekeh Anan terus melahap makanan nya sendiri.
Dengan gemas Raka menoyor kepala Anan dari belakang, "gue kira lo bakal ngomong jauh lebih enak lagi kalo makan bareng bareng gini, taunya gitu pikiran lo, tapi gak salah sih hehe..."
Malvin tertawa melihat sifat asli ketua Bharta itu, ternyata benar, kedudukan tidak membuat Bharta menjadi angkuh.
Dan mungkin geng lainnya butuh ketua seperti Anan."Oh ya, kalian lagi dalem masalah kan, dan itu sebenarnya yang membuat kalian ingin bersahabat dengan kami?" kata Rafa tidak ikut menikmati makan nya hanya meminum secangkir kopi saja.
"Hmm, emang itu awalnya, tapi kayaknya gue ngerasa gak enak gitu sekarang kalo dateng dateng langsung minta bantuan, gue bakal urus sendiri dulu semampu gue," jawab Malvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
RaLia (TAMAT)
Ficção Adolescente[LEBIH AFDOL DI FOLLOW DULU GENGS] . . . Ellia, gadis bermata biru yang murah senyum, lugu, memiliki kegemaran seperti anak kecil yang maniak makanan manis, Terutama coklat. Dengan pesonanya berhasil menarik perhatian dua bersaudara. Ada Raka dengan...