12.Aca pada Rafa?

46 4 0
                                    

Pagi ini cuaca sangat cerah. Semangat membara membakar seorang gadis manis yang sedang berada di dalam mobil nya.
Senyum nya terus mengembang mengingat sahabat kecil nya bilang akan memberikan sesuatu yang mungkin akan ia suka.

Sesampainya di depan gerbang, Ellia langsung turun setelah mengucapkan terima kasih pada sopirnya.
Dilihat lah seluruh penjuru sekolah saat ia berjalan melewati koridor. Masih sepi, apakah ia terlalu pagi?.
Biarkan lah, dengan ini, dia memiliki waktu untuk meminjam gitar di ruang musik atau membaca novel. Kira-kira ia akan melakukan yang mana.

Saat dia membuka pintu ruang musik, Ellia terkejut, karena ternyata ada seseorang di dalam sana yang sedang membersihkan ruangan itu.
Ellia menghela nafas lega, ternyata itu manusia, untung saja ia tidak bertemu sosok makhluk menyeramkan di sekolah yang masih sangat sepi di pagi ini.

"Ada apa kak?" tanya orang itu yang ternyata adalah adik kelas.

"Sepi ya Dek?" tanya Ellia di angguki gadis di dalam sana.

"Hemm, lo anggota ekstra musik?" tanya Ellia lagi.

"Iya kak, kenapa ya?" jawab adik kelas itu.

"Boleh gak gue pinjem gitar nya, cuma sebentar kok, gue bawa ke taman belakang," izin Ellia,

"Boleh kok, tapi nanti pasti di balikin kan?" kata adik kelas itu.

"Ya pastilah," jawab semangat Ellia dengan senyum nya yang cantik.

"Oke, kak, itu ada di sana," tunjuknya.

Dengan senang hati Ellia langsung menghampiri beberapa gitar itu dan mengambil gitar berwarna biru tua.

⚘⚘⚘

Hmmm...haaa
Haaa...hmmm

Yahin doobe din mere
Yahin hote hai savere
Yahin marna aur jeena
Yahin mandir aur madeena

(Di sinilah hari hariku berakhir
Di sinilah fajarku di mulai
Di sinilah aku mati dan hidup
Ini adalah candiku, ini adalah madinah ku)

Teri galliyan, galliyan teri galliyan, mujhko bhaave,galliyan teri galliyan.
Teri galliyan, galliyan teri galliyan, yun hi tadpaave,g alliyan teri galliyan.

Di jalanmu, jalan, di jalanmu, berada di jalanmu membuatku merasa nyaman.
Di jalanmu, jalan, di jalanmu, berada di jalanmu membuatku menderita)

Aaa...Aaaa...Aa...Aaaa
Aaa...Aaaa...Aa...Aaaa

Tu meri neendon mein sota hai
Tu mere ashqon mein rota hai
Sargoshi si hai khayalon main
Tu na ho phir bhi tu hota hai

(Kau terlelap dalam tidurku
Kau menangis dalam air mataku
Seperti ada yang berbisik dalam lamunan ku.
Kau tak ada namun kau tampak nyata)

Hai silaa tu mere dard ka
Mere dil ki duaayein hain

(Kau adalah karunia di balik penderitaanku
Ini adalah isi doa dari hatiku)

Teri galliyan, galliyan teri galliyan, mujhko bhaave, galliyan teri galliyan.
Teri galliyan, galliyan teri galliyan, yun hi tadpaave, galliyan teri galliyan.

(Di jalanmu, jalan, di jalanmu, berada di jalanmu membuatku merasa nyaman.
Di jalanmu, jalan, di jalanmu, berada di jalanmu membuatku menderita)

Kaisa hai rishta tera mera
Bechehra phir bhi kitna gehra
Yeh lamhe lamhe yeh resham se
Kho jaaye,kho na jaaye hum se
Kaafila...waqt ka...rok le
Ab dil se juda na ho.

(Seperti apakah hubungan di antara kita
Tak bisa di miliki namun terasa begitu dalam
Saat ini saat saat yang indah
Semoga tak akan pernah hilang dari hadapan kita
Hentikan iringan sang waktu
Jangan terpisah dari hatiku)

Teri galliyan, galliyan teri galliyan, mujhko bhaave, galliyan teri galliyan.
Teri galliyan, galliyan teri galliyan,yun hi tadpaave, galliyan teri galliyan.

Prok...prook...prok...

Tepukan tangan terdengar dari arah belakang gadis itu pas setelah lagu yang di nyanyikan Ellia selesai. Kepala nya menoleh melihat orang yang ada di belakang nya.

Disana ada Raka dan perempuan yang berada di ruang musik tadi, mereka memberinya tepuk tangan juga senyum lebar.

Langsung saja Ellia bangkit dari duduk dan memutar tubuh nya menghadap dua orang itu. "Hah, kenapa?, gitar nya udah mau lo ambil ya?" ucap Ellia menunjuk cewek di belakang Raka.

"Enggak kok, gue cuma kebetulan lewat doang tadi," jawab cewek itu.
Raka melangkah maju mendekati Ellia dan berhenti saat posisi nya sudah pas di depan Ellia, tak terlalu dekat.

"Suara lo bagus, main gitar nya juga, kenapa gak masuk ekskul musik ajah," ujar Raka.
"Hm, gapapa," jawab singkat.
"Lo mau gabung di musik?, kebetulan gue ketua nya, gimana?" tawar Raka. Cowok itu semakin tertarik pada gadis manis ini, setelah mendengar suara merdu Ellia membuat Raka menjadi kagum.

Ellia bingung harus menjawab apa, dulu maunya pun ia masuk ekstra musik. Tapi Aca  memaksa nya untuk ikut ekstra melukis supaya dia bisa bersama Ellia katanya. Gadis itu dari dulu memang selalu ingin bersama dengan Ellia, ingin satu kelas setiap kenaikan kelas, satu bangku dan satu kegiatan ekstra.

Meski sekarang ia pun ingin masuk ekstra musik, tapi beberapa bulan lagi akan harus fokus dengan ujian kenaikan, pasti konsentrasi nya akan terbagi oleh belajar dan kesibukan ekstra musik.

"Emm, gimana ya, gue mau sih, tapi ekskul  melukis gue gimana?" Raka mengangguk mengerti.

"Biar gue ngomong sama ketua melukis nya." Mata Ellia berbinar. Lalu mengangguk.

♡♡♡

"APAA!" teriakan melengking Aca membuat Ellia mengusap telinga nya yang berdenging.

"Santai dong," kata Ellia. Aca memutar tubuh nya menghadap Ellia, menatap sahabatnya itu serius. "Berarti kalo Tio setuju lo bisa masuk ekskul musik, lo bakal keluar dari ekstra melukis dong, "Ellia menggeleng. "Terus gimana, lagian kita juga tinggal beberapa bulan lagi kan harus fokus ujian, tanggung El, gue kan mau bareng bareng lo!" Ellia mengerti. Memang untuk waktu dekat ini mereka harus fokus dengan ujian, maka untuk kegiatan ekskul hanya punya waktu yang sedikit, bisa satu kali seminggu itupun hanya tiga puluh menit.

"Bukan gitu,"
"Terus gimana!" jawab Aca cepat.
"Nanti kalo Tio setuju, gue bisa ikut musik sekaligus melukis, kalo Tio gak setuju, ya gue gak bakal gabung musik," Aca mengangguk mengerti. "pokok nya kalo Tio malah nyuruh pilih satu, lo harus tetap di melukis, gue gak mau misah sama lo!"

Ellia mengangguk, "yuk kantin, laper nih. "ajak Ellia menarik tangan Aca.

Setibanya di pintu kantin, seorang cowok menghadang mereka. Kedua gadis manis itu berhenti, menatap bingung cowok di hadapan mereka.

"El, bisa ikut gue?" tanya cowok itu.

"El doang, gue gak boleh ikut?" tanya Aca merengutkan bibirnya.

"Enggak," jawab cowok itu.

"Yaah!" keluh Aca.
"Lo boleh ikut kok," kata Ellia melihat Aca yang merengut.

"Eh enggak jadi deh, gapapa. Di sana ada Rafa kawan-kawan, gue mau kesana, dadaah!" Aca kembali bersemangat, berlari menuju kumpulan Rafa di sudut kantin sana.

Ellia memperhatikan Aca saat gadis itu melihat Rafa. Segitu nge fans nya kah Aca pada cowok itu. Atau ada sesuatu yang lain. Setiap kali Aca menceritakan tentang Rafa, mata gadis itu begitu berbinar-binar.
"Ayo El," kata cowok itu menarik tangan Ellia ke suatu tempat.
.
.
.
.
TBC....

VOTE VOTE VOTE VOTE VOTE...
AKU HAUS VOTE.^^

RaLia (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang