Bel sebentar lagi akan berbunyi. Aca dengan cemas mondar-mandir di dalam kelas menunggu sahabatnya kembali. Gadis itu tadi terlihat sangat kesal saat meninggalkan Aca.
Aca akan meminta maaf nanti dan mengganti roti coklatnya di jam istirahat."Lo kenapa sih Ca, mondar-mandir gitu gue pusing liat nya!" tegur seorang cewek yang bingung dengan Aca yang sedari tadi mondar mandir.
"Gak usah liat lah!" ketus Aca.
"Ya, lo kenapa emang?" tanya cewek itu lagi."Gue lagi nunggu Ellia nih, tadi dia kaya nya kesel banget sama gue," jawab Aca.
"Ya di susulin lah Aca. Kalo tuh anak gak balik lagi gimana!" iya ya, kenapa Aca tidak berfikir untuk menyusul Ellia.
"Hehehe iya ya," lalu melangkah hendak menyusul Ellia.
Tapi gadis bermata biru itu sudah datang bersamaan dengan Aca yang melangkah keluar pintu."El!" panggil Aca tapi Ellia tak menanggapi dan terus masuk menuju bangkunya tanpa menoleh ke Aca.
Dalam hati Ellia terkekeh "hehehe gue kerjain lo, suruh siapa pagi-pagi main ambil ajah roti gue!" batin Ellia.
"El gue minta maaf, gue ganti deh ya," Aca mengejar Ellia dan duduk di samping nya yang memang mereka berdekatan.
Ellia diam saja sambil mengunyah roti yang baru saja di buka dari bungkusnya.
"Ellia, maafin gue. Gue ganti roti lo deh selama seminggu, maafin gue ya!" mengguncang lengan Ellia yang masih diam saja dengan roti nya.
Aca menelan saliva nya "se-sebulan deh plus susu coklat!" ujar Aca pelan.
"Maaf di terima," jawab Ellia semangat dengan senyum nya.
"Mampus, gue mesti minta jajan lebih nih ke mama!" batin Aca."Yeey, susu dan roti gratis!" batin Ellia. Sebenarnya Ellia sangat mampu hanya sekedar susu dan roti. Tapi ia ingin mengerjai sepupu menyebalkannya ini.
Kemudian setelah itu bel berbunyi dan pelajaran di mulai.
****
"Lo udah ganti baju?" tanya Raka seketika cowok itu memasuki kelas.
"Udah," singkat Rafa."Lo gak apa apain tuh cewek kan?!" mendudukkan dirinya di bangku depan Rafa.
"Kenapa, lo suka sama tuh cewek, cantik juga sih," menatap Raka di depannya."Iya, manis, imut!" gumam Raka.
"Dia bocah!" ujar Rafa memasukkan handphone nya kedalam saku celana."Dan bocah itu ngegemesin "
"Nama nya juga bocah!" gumam Rafa pelan. Cepat sekali Raka move on dari Naya karena bocah manis itu. Dan sebenarnya dalam perasaan Rafa pun mengatakan gadis itu memang manis.
****
Seorang gadis menghela nafasnya pelan. Ia sedang duduk di sebuah halte depan sekolah menunggu jemputannya. Tapi barusan papanya mengirim pesan kalau sopir yang biasa mengantar jemputnya sedang ditugasi mengantar papanya karena sopir papanya sedang izin sakit.
"Heey!" Ellia tersentak kaget memegang dada nya yang berdegup kencang.
"Maaf El hehehe..."kekeh pelan cowok itu.
"Kaget tau gue, kalo gue tiba-tiba mati jantungan gimana!" kesal Ellia.
"Gapapa dong, artinya gue bebas dari temen manja gue ini,"canda nya.
"Tau ah, kesel!" Ellia mengalihkan pandangannya."Yakin nih masih kesel?" goda Alan. Sahabat kecil Ellia, dan Alan sudah seperti kakak bagi Ellia. Gadis itu sudah terbiasa bermanja-manja pada Alan dan Alan dengan senang hati selalu menuruti kemauan adik kecil nya.
"Yakinlah!" masih tak menatap Alan.
Pipi Ellia terasa dingin, cowok itu menempelkan sesuatu ke pipi Ellia yang pasti satu-satunya pengobat kekesalan nona Mahardika.Langsung saja Ellia kembali mendongakkan kepalanya menatap binar Alan yang berdiri di hadapannya.
"Kenapa?, katanya kesel," kekeh geli Alan.
"Siniin kak susunya, gue gak jadi kesel deh!" rengek Ellia sambil tangannya berusaha menggapai gelas susu coklat dingin yang di angkat tinggi oleh Alan."Hahaha..." tawa Alan masih menjauhkan susu coklat dingin itu dari Ellia. Betapa serunya menggoda gadis ini.
"Kakak Alan nya Ellia yang ganteng, Ellia udah gak kesel, siniin dong kakak baik!" Ellia menampilkan puppy eyes berusaha meluluhkan Alan.
"Gak mau, orang ini punya Alan ye, kata siapa buat El wlee..." Alan menjulurkan lidahnya lalu meminum susu coklat itu.
"Alan jahaat, gue keselnya jadi deh..." isak pelan Ellia menatap sendu Alan.
"Dih anak manja nangis!" ejek Alan lagi membuat air mata Ellia makin deras mengalir.
"Huaaa... Alaan!"
"Heh lo apain anak orang hah!" dari belakang Alan muncul lah cowok berkaca mata yang tak asing bagi Ellia.
"Apa urusannya sama lo?" sarkas Alan menatap tajam Raka.
"Jangan beraninya cuma sama cewek lo, bikin anak orang nangis," ujar Raka melirik sebentar Ellia yang sedang menghapus air matanya.
"Gue emang berani, terus lo mau apa. Lo itu gak ada apa-apanya kalo gak ada Rafa!" Alan mengangkat miring bibirnya. Ellia merasa mereka membawa masalah pribadi mereka di sini.
"Gue disini," Rafa tiba tiba muncul dari belakang Raka.
"Beraninya berdua hah.,."
"Lo takut?" kata Rafa menatap tajam Alan.
"Takut, ya enggak lah, ngapain takut sama lo!" jawab Alan.Raka menatap Ellia yang memperhatikan mereka.
"Lo gapapa?, di apain sama nih cowok?" tanya Raka takut takut Alan menyakiti gadis iniEllia menggeleng "gapapa!"
"Alan anterin gue pulang yok, cepet Lan, gapapa kok susunya lo minum ayo Lan!" Ellia menarik tangan Alan dan berjalan cepat takut takut mereka akan mulai melakukan sesuatu.
Alan menurut saja mengikuti Ellia yang menariknya menuju mobil hitam milik Alan.
"Sorry Rak, gue gapapa kok!" teriak Ellia sebelum memasuki mobil Alan.
Dengan kecepatan rata-rata mobil Alan meninggalakan tempat itu.
Rafa menggelengkan kepala nya bingung. " Nangis karena susu, dasar bocah!" gumam Rafa menatap kepergian mobil Alan.
"Hehehe, udah dua kali gue liat dia nangis cuma gara-gara susu, gemes gue!" tawa pelan Raka.
Rafa menatap Raka yang senyum senyum.
"Lo yakin sama tuh bocah?" kata Rafa."Emang jiwa playboy lo gak keluar pas liat tuh cewek?" kata Raka.
"Gak tau!"
"Kalo sampe suatu saat lo suka sama Ellia, gue harap kita bisa bersaing dengan sehat!" Raka takut suatu hari Rafa akan menyukai Ellia juga, sebab Raka melihat hal yang berbeda pada Rafa.
"Suka sama tuh cewek! gak tau dah, bodo amat!" kata Rafa dan meninggalkan Raka menuju motornya..
🌷🌷🌷
TBC.
Alan Dewangga
KAMU SEDANG MEMBACA
RaLia (TAMAT)
Teen Fiction[LEBIH AFDOL DI FOLLOW DULU GENGS] . . . Ellia, gadis bermata biru yang murah senyum, lugu, memiliki kegemaran seperti anak kecil yang maniak makanan manis, Terutama coklat. Dengan pesonanya berhasil menarik perhatian dua bersaudara. Ada Raka dengan...