28. Lukisan

17 0 0
                                    

"MAMA!, EL PULANG BAWA TEMEN NIH!" teriak Ellia menggelegar ke seluruh rumah.
Raka pun yang berdiri di samping Ellia menutup telinga nya.

"Ya ampun!, orang baru pulang harus nya ngucap salam bukan teriak-teriak gitu, apalagi bawa temen, malu dong El!" Tegur Nandini yang buru buru keluar dari arah dapur dan masih lengkap dengan celemek yang di pakainya.

Ellia terkekeh geli, "Maaf, Mama pasti lagi masak kan, El mau ganti baju dulu, Mama buatin makanan buat Raka ya!, nanti El turun lagi," ucap Ellia ngacir pergi menaiki tangga.

Nandini menggeleng lesu, "anak gadis, temen nya malah di tinggal, ayo duduk!" Ucap Nandini menuntun lengan Raka menuju ruang makan.

"Tante baru ajah selesai masak, pas banget El pulang, bawa temen lagi. Papa El juga pasti bentar lagi pulang, di minum dulu ya nak!, kita tunggu Papa El pulang dulu," Nandini meletakkan segelas jus di hadapan Raka.

Cowok itu tersenyum manis membalas ucapan Nandini dan mulai meneguk jus nya.

"Kamu sekelas sama El?" Tanya Nandini sambil menyiapkan masakan buatan nya juga alat makan di atas meja makan.

"Enggak tante, cuma temen satu ekskul," jawab Raka sopan. Nandini mengangguk.

"Assalamualaikum, eh ada tamu!" Salam Reynand baru datang di ikuti seorang cowok di belakang nya mendekati istrinya.

"Waalaikum salam, kamu bersih bersih dulu sana, terus makan!, Alan ayo duduk," ucap Nandini setelah menyalami Reynand.

Reynand mengangguk dan pergi ke kamarnya. Sedangkan Alan mengambil kursi di samping Raka dan menduduki nya.

"Kok lo di sini?, mau ngapain lo?" Tanya Alan kemudian menerima minum dari Nandini.

"Di ajak Ellia," jawab Raka.

Alan mengangguk. Raka menatap lekat Nandini, entah kenapa Raka merasa bahwa dia mengenal wanita paruh baya itu, Raka merasa bahwa mereka pernah bertemu sebelum nya tapi kapan dan dimana?.

"Ada apa Raka?" Tanya Nandini bingung di tatap seperti itu oleh Nandini.

"Enggak tante, cuma saya ingat seseorang," jawab Raka.

Nandini terkekeh. "Kirain kenapa,"

Tiba-tiba suara gaduh terdengar dari lantai atas, membuat mereka mengalihkan pandangan nya pada sepasang ayah dan anak yang sedang ribut di tangga paling atas.

"Papa gak bisa curang, El bakal sampe ke meja makan duluan," kata Ellia berlari menuruni tangga dan menghalangi jalan kanan kiri nya dengan ke dua tangann nya, supaya Reynand tidak bisa mendahului nya.

Gadis itu berlari dan langsung menduduki kursi samping Alan. Ellia menoleh ke arah Ayah nya yang berjalan pelan kearah mereka.

"Yeey Papa kalah, El menang sampe meja makan duluan, jadi El duluan yang di kasih makanannya sama Mama," girang Ellia lalu membalik piring di hadapannya dan menyodorkan piring itu ke arah Nandini.

"El duluan!" Kata Ellia dengan senyum senang nya.

"Gak ada, Raka sama Alan duluan yang Mama siapin," balas Nandini mengambil piring Raka dan mengisinya dengan makanan.

Ellia merengut lucu kembali meletakkan piringnya ke atas meja.

"Alan dari tadi?" Tanya Ellia.

"Iya, gue ada bawa sesuatu buat lo," jawab Alan membuat Ellia merasa senang.

"Beneran, bawa apa?"

"Eh, udah dulu ngobrol nya yuk, kita makan dulu ya," kata Nandini di sambut senang Ellia. Gadis itu memang sedang lapar sekarang.

RaLia (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang