Chapter 8

1.1K 136 4
                                    

ALDEBARAN POV

*di Villa*

Setelah mendengar Al ingin berkencan sungguh sungguh, Andin kaget. Setelah berbicara dengan Al, Andin langsung pergi ke kamar dan tidur. Al merasa sedih.

Keesokan paginya Al dan Andin pulang dari liburan dan segera pindah ke Apartemen. Setelah selesai berberes Aldebaran segera pergi ke kantor karena ada meeting penting yang harus ia hadiri...

*Di Kantor Aldebaran*

Meeting berlangsung dari pagi hingga malam dengan beberapa pengusaha pengusaha lainnya dan ayah Johan. Setelah meeting berakhir Al dan Rendy tetap berada di ruangan meeting...

"pak Al boleh saya tanya sesuatu?" tanya Rendy

"boleh, apa?" tanya Al

"pak Al kan sudah tunangan dengan bu Andin dan sebentar lagi menikah tapi kenapa pak Al tiba tiba mengajak bu Andin berkencan sungguh sungguh. Jadi bu Andin itu sebenarnya tunangan atau pacar pak Al?" tanya Rendy

Aldebaran ketawa dan mengingat kejadian semalam di Villa...

"ayo berkencan sungguh sungguh" ucap Al

"apa kamu gila?apa ini semua becandaan untuk kamu?" ucap Andin kesal

"tidak saya benar benar serius. Ciuman yang kita lakukan kemarin malam sangat berarti untuk saya dan saya pikir lebih baik jika kita melupakan itu semua tapi saya tidak bisa. Saya tidak becanda dengan kamu dan jika kamu tidak percaya ayo kita kencan yang sesungguhnya dan bukan karena ayahmu atau ayahku" ucap Al

"saya tida bisa berada disini dan mendengar omong kosong ini lagi" ucap Andin

"kamu suka mengucapkan pendapat buruk tentang saya dan saya tidak bisa menerimanya jadi saya ingin tunjukkan ke kamu kalau saya serius. Dan jika saya tidak serius kamu bisa membenarkan pendapat kamu" ucap Al

"ok saya akan buktikan kalau ini hanya permainan kamu saja" ucap Andin

=====================================

ALDEBARAN DAN ANDIN POV

*Di Kantor Agensi Artist Vogue*

"saya akan buktikan" ucap Andin dalam hati

Seorang staff tiba tiba masuk ke ruangan Andin...

"kamu masih disini? Kamu bekerja dari pagi hingga malam bos. Apa semua baik baik saja?" ucap staff wanita itu

"iya, semua baik baik saja. Terima kasih untuk kerja kamu hari ini, sampai bertemu besok" ucap Andin

Staff tersebut lalu keluar. Calista datang...

"kamu masih tidak bicara pada ayahmu. Kamu harus berhenti menganggap ayahmu seperti musuh" ucap Calista

"saya juga tidak ada kata kata yang ingin saya katakan pada kamu. Saya tidak marah pada ayahku, saya hanya butuh waktu sendiri" ucap Andin

"ayahmu hanya ingin kamu bahagia dan lihatlah sekarang kamu sudah sukses" ucap Calista

"kamu bisa pergi" ucap Andin

"saya akan menjenguk ayahmu nanti, apa kamu mau ikut?" tanya Calista

Aldebaran tiba tiba datang dan masuk ke ruangan Andin...

"saya sudah siap untuk kencan makan malam kita" ucap Andin pada Al

Andin lalu berdiri dan mengajak Al buru buru untuk pergi....

*Di dalam mobil*

"saya merasa sedih ndin. Saya merasa tidak berguna. Maksud ku, saya memang datang untuk mengajak kamu keluar tapi menggunakan diriku sebagai pelindung kamu untuk menghindari pembicaraan dengan Calista? Itu tidak baik. Untuk seseorng yang merelakan dirinya untuk membantu bisnis keluarganya, kamu terlihat tidak suka dengannya. Saya juga jarang mendengar kamu berbicara tentang keluargamu. Jadi kencan makan malam kita?apa yang mau kamu makan?" ucap Al

"aku ingin coba menyukai Al. ini satu satunya cara untuk membuktikan pendapat ku terhadap seorang Aldebaran Alexander yang ku kenal suka main dengan wanita. Dimana kira kira tempat yang Al paling benci untuk datangi dan melakukan kencan?" ucap Andin dalam hati

*di warung tenda pinggir jalan*

Andin mengajak Al makan di angkringn pinggir kota...

"apa ini warung tenda?" ucap Al kaget

"kita bisa makan di restoran bintang lima. Apa kita harus makan disini?" tanya Al

"saya suka makan di tempat yang makanannya saya suka" ucap Andin

"kalian bisa pergi ke restoran bintang lima tidk jauh dari sini" ucap penjual makanannya

"tidak kita akan makan disini" ucap Andin

"mari kita pesan minum, bir mungkin? Untuk merayakan kencan pertama kita" ucap Al

"disini tidak ada bir, yang ada hanya es teh" ucap Andin

Penjual makanan tersebut membawakan es teh...

"ayo kita bersulang untuk merayakan kencan pertama kita" ucap Andin

"saya sangat senang lihat Andin bahagia. Saya tidak pernah lihat Andin tersenyum bahagia seperti ini sebelumnya" ucap Al dalam hati

"saya akan ajak kamu ke tempat makan yang tidak pernh kamu datangi untuk melihat apa kamu masih suka dengan saya?" ucap Andin dalam hati

Andin memesan sate dan Al memesan nasi goreng. Andin makan dengan lahap sampai bumbu kacangnya belepotan di bibirnya. Aldebaran melihat itu dan tertawa...

"saya pasti belepotan sekarang, mari kita lihat apa yang akan Al lakukan" ucap Andin dalam hati

"saya tahu permainan apa yang sedang kamu mainkan Andin" ucap Al dalam hati

Al mendekati Andin dan melap mulut Andin yang belepotan dengan lembut menggunakan tangannya...

"kamu sepertinya siap dengan permainan ini" ucap Al menggoda Andin

*di Apartemen*

Andin kesal mendengarnya. Setelah makan Al dan Andin pulang ke Apartemen...

"apa sekarang kita benar benar berkencan?" tanya Al

"iya" ucap Andin

Andin tertidur pulas sedangkan Aldebaran tidak bisa tidur...

"tempat tidur ku sekarang terasa penuh karena ada Andin saya hampir tidak dapat tempat" ucap Al dalam hati

"Andin apa kamu benar benar harus pakai pembatas saat tidur?" tanya Al pada Andin

"mmm iya. Kamu boleh peluk bantal bantal itu, tidak masalah" ucap Andin

"kenapa sangat susah membuat kamu percaya kalau saya ingin serius dengan kamu?" tanya Al

"karena kamu adalah Aldebaran Alexander. Kamu tidak pernah benar benar jatuh cinta dengan wanita. Terlebih lagi dengan wanita seperti saya" ucap Andin

Andin tiba tiba terbangun...

"suara apa itu?" tanya Andin dalam hati

"Al?" ucap Andin

Andin melihat tidak ada Al disampingnya. Andin mencari tahu asal suara itu dan ternyata berasal dari kamar mandi. Aldebaran sedang muntah muntah...

"Al apa kamu baik baik saja?" tanya Andin

"saya tidak biasa makan di pinggir jalan jadinya saya muntah muntah, saya merasa tidak enak badan" ucap Al

Andin membantu Al menuju ke tempat tidur setelah selesai muntah...

"sepertinya kamu hanya baik sama saya saat saya sakit" ucap Al

"saya minta maaf sudah ajak kamu makan di pinggir jalan. Saya tidak tahu kalau kamu tidak terbiasa makan di warung tenda" ucap Andin

"perutku sangat sakit" ucap Al

"istirahatlah" ucap Andin

"apa kamu mau tinggalkan saya sendiri disini? Tetap disini ndin" ucap Al

"ok" ucap Andin

Aldebaran akhirnya tertidur sambil memeluk Andin....

To Be Continued.

Married a MillionareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang