Chapter 23

954 123 8
                                    

22 tahun yang lalu, seorang pria datang ke panti asuhan untuk menitipkan seorang bayi perempuan. Bayi perempuan itu adalah Andin Hartawan. Andin di titipkan di panti asuhan dengan kalung persis yang Dea gunakan.

ANDIN POV

*Di Rumah Dea*

"maaf kalau saya lancang tapi apa kamu anak adopsi ndin? Saat pertama kali bertemu denganmu saya seperti melihat versi diriku saat masih muda. Lalu kamu membicarakan soal kalung yang membuat rasa penasaranku semakin naik. Apa mungkin kamu adalah bayi perempuan yang saya titipkan di panti asuhan 22 tahun yang lalu?" tanya Dea

Andin hanya kaget dengan perkataan Dea...

"kita bisa melakukan tes DNA" ucap Dea

"tidak!! Saya sangat benci mendengar kata tes DNA. Apa kamu ibu kandungku? Kenapa kamu mengatakan ini semua dengan sangat santai?" tanya Andin

"kalau saya tertarik mencarimu, saya pasti sudah mencari dari dulu. Saya bahkan tidak akan membuangmu ke panti asuhan. Saya senang kamu tumbuh sehat dan bahagia dan kamu bisa bertemu denganku diusia mu yang sekarang. tetapi disamping kita ada hubungan darah, saya hampir tidak tahu mengenai dirimu. Bagaimana saya harus bersemangat saat bertemu kamu kalau saya saja tidak mengenal dirimu sepenuhnya. Atau hal terburuknya, kamu kesini untuk marah padaku karena telah menitipkan kamu di panti asuhan?" ucap Dea

"tutup mulut anda!!!!" apa anda tidak merasa bersalah? Apa anda tidak ingin bertanggung jawab kenapa anda melahirkanku ke dunia ini jika anda tidak menginginkan kehadiranku?" tanya Andin

"tapi jika melakukan aborsi itu merupakan perbuatan dosa. Saya memberimu kesempatan untuk hadir di dunia ini dan memberikan kalung itu untuk menjagamu" ucap Dea

"saya tidak bisa berkata apa apa lagi dengan anda" ucap Andin marah lalu pergi

"saya harap dia meninggalkan sehelai rambut di kursi yang ia duduki" ucap Dea dalam hati

Andin pulang kerumah setelah semua yang dipersiapkan sudah selesai....

Andin mengingat semua, dari kecil hingga remaja ia tinggal di panti asuha. Bagi Andin ibunya sudah meninggal. Andin hidup dengan banyak teman di panti asuhan. Sampai tiba hari dimana Nikolas datang untuk mengadopsi Andin...

"huh ndin ndin. Kamu sendiri yang ingin kesini mencari kebeneran jadi kamu harus menerima resiko jika mengetahui semuanya. Kamu bisa mengatasi ini ndin, kamu tidak butuh siapa siapa! Tidak pernah membutuhkan siapa siapa kan?" ucap Andin dalam hati

Keesokan paginya....

Bunyi pintu diketok..

"apa ada orang dirumah? Ada paket untuk Andin temanku tersayang dari Aldebaran" ucap kurir paket

Al mengirimkan Andin balon air untuk membantunya berenang jika ia takut. Al tidak tahu jika Andin sudah lumayan berani dengan air...

"saya akan telfon dia sekarang" ucap Andin sambil membuka hp dan menelfon Al

"halo temanku tersayang Andin Hartawan, ada apa?

"balon air? Sungguh?" tanya Andin

"itu adalah hadiah untuk temanku yang paling kusayang" ucap Al

"kamu harus berhenti mengucapkan kata teman disetiap perkataanmu Al. mmm Al?" ucap Andin

"ada apa?ada masalah?" tanya Al

"mm tidak ada" ucap Andin

"apa kamu yakin?" tanya Al

"mm ada orang di depan rumahku, saya telfon kamu lagi nanti. Makasih hadiahnya Al" ucap Andin menuju pintu depan rumahnya

Married a MillionareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang