kabar adik tiri

10K 586 34
                                    

Yuks Follow autor dulu yang belum follow

********

Deru nafas saling bersahutan, keringat membajiri 2 raga anak manusia yang masih menyatu itu. Masing-masing memejamkan mata untuk menikmati sisa-sisa kenikmatan yang baru saja mereka raih, sampai semburan benih cairan terakhir-pun, si pria sepertinya enggan untuk beranjak dari atas tubuh wanita yang sudah terkapar mengangkang di bawah tubuhnya

*kenapa makin hari rasa wanita ini makin nikmat* Batin Alex

"tuan, masih ingin?" lirih Maura bertanya, pasalnya suaminya tak kunjung beranjak padahal sang jagoan binal yang masih betah tenggelam di gua kecilnya dirasanya perlahan mulai menyusut dari bentuk aslinya

Mendengus kesal karna Maura mengintrupsi kegiatannya yang masih ingin menempel pada tubuh telanjang istri sirinya, Alex meremas kuat buah dada kiri Maura sementara yang kanan Alex mengulum hingga menyedotnya kasar sebagai santapan akhir dari permainan di jam 6 pagi ini. Alex gemas akan bentuk payudara Maura yang kian hari kian besar

"cukup! Pastikan rahimmu kuat menampung salah satu dari ribuan benihku" ujar Alex kemudian menjatuhkan dirinya di sebelah Maura, membuat Alex rasanya tak ikhlas melepas diri, sedang Maura bernapas lega karna sedari tadi ia risih akan barang Alex yang menganjal di miliknya

Alex melirik tubuh bawah Maura yang terekspos jelas, tatapannya terhenti pada perut istrinya yang sedikit ada tonjolan, mungkin kebanyakan lemak akibat makan Maura sekarang tak lagi dibatasi. perut putih itu tak serata seperti awal ia menyentuh wanita itu

*andaikan aja anak aku masih ada disana* batin Alex berubah senduh

"tuan, sebaiknya..."

"iya-iya, saya juga mau pergi ini" sahut Alex memotong peringatan Maura, lelaki berhidung mancung itu kemudian beranjak dari pembaringan, ia segera memungut pakaiannya yang sudah berhamburan di lantai dan segera memakainya asal sebab waktu yang kian beranjak, ia memiliki jadwal pertemuan penting pagi ini

Alex akui, ia sempat lupa akan agendanya jika saja Maura tak memperingatkannya, bahkan saat mereka masih bermain tadi, Maura terus mengingatkannya akan waktu

Semalam ia pulang larut malam, dan alih-alih menuju kamar utama, kamar miliknya dan Elana,  Alex malah ke kamar tamu menemui Maura, setelah melepas pakaiannya dan hanya memakai boxer, ia langsung mengambil tempat di sisi yang kosong dan masuk dalam selimut yang sama dengan Maura, menarik wanita yang tengah terlelap damai itu ke dalam pelukannya dan ia segera menyusul tidur setelah mendapatkan posisi nyaman, membenamkan wajahnya di kepala Maura, menghirup aroma sampo wanita itu sebagai aroma terapinya agar rilex. ya, ia lelah hari ini, dan ia hanya butuh tidur

Namun Alex tetap Alex yang nafsunya tak bisa berkompromi jika berhadapan dengan Maura, bangun pagi bukannya langsung bersiap-siap membersihkan diri ia malah meminta haknya sebelum kembali ke kamar Elana. Bagi Alex tak ada hari tanpa memanjakan sang jagoan di milik Maura

"bersihkan dirimu, jangan membuatku menunggu di meja makan" titah Alex sebelum keluar dari kamar Maura

Selesai sarapan, Alex langsung berangkat ke kantor, sedang Elana menikmati paginya dengan menonton berita di ruang keluarga

Maura dan Bik Imah sendiri kembali sibuk berberes rumah, Maura di lantai bawah,  bik Imah di lantai atas

Elana melirik bik Imah yang tengah berjalan di tangga. ia ingin melepas rindu dengan pria yang sudah menerornya sebulan ini sejak kepulangannya dari berlibur. Meski menganggu tapi Elana merindukan selingkuhannya itu. Tapi kehadiran Imah membuat pergerakannya dengan sang kekasih tak sebebas biasanya, toh Maura selalu dikurung jika kekasihnya bertamu, tapi Imah? Pembatu tua itu hanya akan keluar sebentar ke pasar dan kembali lagi dengan cepat ke rumah. Elana tak memiliki alasan untuk membuat Imah berada di luar lebih lama, membuatnya tak bisa mengundang sang kekasih gelap ke rumah.

Sudah sebulan ia terus mencari cara agar Bik Imah tidak tinggal di dalam rumah tapi Alex tak kunjung mengabulkan keinginannya. sebenarnya Elana bisa saja memfitna-nya, tapi ia kasihan dan tak tega juga pada wanita yang telah mengabdi padanya selama 7 tahun itu, lagian lidahnya juga sudah sangat cocok dengan hasil jamahan tangan bik Imah

tapi apa perlu Elana bersikap egois kali ini? toh ia memang sudah egois dengan mengorbankan hidup Maura demi melancarkan aksi perselingkuhannya, bukan? sepertinya ia juga harus mengorbankan Imah kali ini demi hasrat rindunya yang sudah menggunung pada sang kekasih gelap. ia tak bisa menahan lebih lama lagi

(ya, mari buat rencana untuk menguak aibmu sendiri) gimana readers? ditunggukan? apa? tidak? ya udahalah nggak papa, tapi author tetap akan ngetik. hahahah. oke balik ke cerita....

"Maura, ambilkan jus!" perintah Elana. Ia butuh mendinginkan kepalanya untuk berpikir. Menghela napas sambil memilih chanel tv berita kesukaannya

Meski malas tapi Maura tetap melayani keinginan wanita angkuh itu.  Namun langkah Maura tiba tiba terpaku saat ia baru saja akan beranjak dari hadapan Elana

Tes

Netra berbulu lentik itu meneteskan embunnya saat melihat tayangan berita yang memperlihatkan seorang wanita muda berperut besar tengah berada dalam gendongan seorang pria berpenampilan acak-acakan tapi tak mengurangi ketampanannya walau hanya disorot di tengah malam sekalipun karisma pria itu tak tersembunyi sama sekali

Hatinya bergemuruh rindu kala dalam layar memperlihatkan wajah adiknya yang tampak kesakitan saat sudah di baringkan dalam brangkar pasien, hanya sesaat sebab banyaknya perawat dan beberapa dokter yang memang terlihat telah menunggu kedatangan keluarga berpengaruh itu menghalangi bidikan kamera wartawan

Jantungnya serasa dihimpit benda berat melihat tanyangan itu, apalagi saat brangkar itu segera didorong masuk dengan terburu-buru, wajah pucat yang tergambar di layar tv membuktikan bahwa penolongnya itu tengah kesakitan dan berjuang tadi malam. Pantas saja ia bermimpi mengenai adiknya itu. Tapi mimpinya malah kebalikan dari apa yang tengah terjadi, adiknya kesakitan malah ia bermimpi indah. Ia bermimpi berdamai dengan Alicia dan mereka berlibur bersama, membuat tidurnya semalam sangat nyenyak bahkan ia tak menyadari kedatangan Alex di kamarnya

Deg

"Al" gumam Maura, sungguh ingin rasanya ia berlari menemui adiknya itu, memeluknya dan memberinya selamat tapi pantaskah dirinya?

jantungnya masih berpacu cepat dengan uraian air mata yang membasahi pipinya kala rekaman kejadian semalam dalam layar kini berganti dengan seorang wanita berpakaian rapi tengah melafalkan beberapa kalimat selamat untuk keluarga Prasetio

'akhirnya apa yang kita tunggu-tunggu telah tiba, nyonya muda Prasetio telah melahirkan seorang putra pertamanya, beliau berhasil melewati kontraksi selama kurang lebih 4 jam lamanya' tutur si pembawa berita dengan raut berseri-seri di pagi hari ini

'tuan muda Daniel tak lepas dari perjuangan sang istri untuk mengantar malaikat kecil mereka melihat dunia. tampak wajah tampan itu mengeluarkan air mata melihat istrinya kesakitan dalam gendongannya, bahkan saat para suster dan dokter mendorong brangkas nyonya muda, tuan Daniel tak pernah melepas genggaman tangannya pada sang istri"

'tuan Ali, sang sekertaris menyampaikan berita bahagia tepat pukul 03.10 bahwa seorang pria kecil telah lahir di antara mereka dengan selamat dan sehat'

'kami seluruh indonesi mengucapkan selamat datang tuan muda kecil kami' lanjut si pembawa acara

"heh! Ngapain berdiri di situ. Sana selesain kerjaan" nada tinggi Elana mengalihkan atensi Maura dari layar 40 inci itu

Maura menyingkir dari sana, adiknya telah menjadi seorang ibu. Ia bersyukur karna Alicia bisa melewati masa kehamilannya dan kini sudah berhasil mengantar keponakannya melihat dunia. Tangan lentik Maura ia daratkan di perutnya, perlahan menyapukan lembut disana

"ayok berjuang!" semangatnya seolah memberi kekuatan pada teman yang akan menemaninya berjuang menuju harinya

Bersambunggg...

Derita Istri SiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang