Berpisah

26.5K 916 127
                                    

Langkah kakinya berat, lelaki itu sesekali menoleh ke belakang berharap kehadiran wanitanya. Ia menginginkan wanita itu ada disini, menyusulnya ke bandara dan mereka bisa pulang bersama ke semarang

Tapi hingga peringatan pemberangkatan menggema, wanita itu tak juga menampakan batang hidungnya.

"datanglah, kumohon susul aku sekarang. Aku akan memaafkan penghianatanmu" mohon Alex bermonolog masih menatap koridor berharap sosok itu berlari menghampirinya

Sungguh ia bagaikan orang linglung sekarang, mengharapkan seseorang yang jelas-jelas dengan sadar ia tinggalkan. Mana ada orang yang masih ingin mengejar saat sudah dibuang?

Bukankah ia sendiri yang membuang wanita itu? Jadi untuk apa ia berharap sekarang.

Bodoh kau Alex! Umpatnya

Dengan langkah gontai, Alex menyeret kaki beserta kopernya meninggalkan ruang tunggu

"selamat tinggal Maura" ujar Alex saat pesawat lepas landas. Sebenarnya ia memilih pergi setelah melewati kebimbangan yang luar biasa. Hendak membatalkan keberangkatannya dan menjemput Maura, tapi rasa malunya terlalu tinggi membuatnya mau tak mau memilih pulang ke semarang seorang diri, apalagi rasa cemburunya yang masih belum mereda saat melihat Maura memegang tangan lelaki lain. selain kesal dan cemburu, ia juga terlalu malu muncul di hadapan wanita itu mengingat Maura-lah dibalik pengirim rekaman perselingkuhan Elana. Harga dirinya sudah tak tersisa lagi, dan untuk sekarang biarlah dia berdamai dengan dirinya sendiri demi membuat kewarasannya tetap utuh

Sedang di kamar hotel, Maura masih terduduk diam di atas sofa menatap kosong ke arah pintu, matanya berkaca-kaca dengan bibir bergetar

"kenapa rasanya sesak disini?" gumamnya memukul dadanya

ditinggalkan karna dicurigai berselingkuh tanpa ia tahu dimana letaknya ia berkhianat? ah pasti hanya akal-akalan Alex saja, mungkin lelaki itu memang sudah bosan padanya. pikir Maura

"kenapa membuangku setelah semua perubahan ini? Apa arti sikap baiknya selama ini?" tanya Maura mengingat perubahan sikap Alex yang manis padanya.

"bodoh kau Maura! Bukankah sudah ku ingatkan untuk jangan terlalu percaya akan kebaikan orang lain. Jika sudah begini siapa yang akan kau salahkan? Ya, tidak ada selain hanya dirimu, bodoh" racaunya, ia mengumpati dirinya sendiri yang terlena oleh kebaikan Alex beberapa minggu terakhir ini

"pada akhirnya semua orang pergi meninggalkanku, tak bisakah biarkan aku yang pergi duluan, aku sudah capek ditinggal mulu" monolognya sendu

Tlingk

Bunyi pesan masuk mengalihkan atensinya, segera ia rogoh ponsel di tasnya

"jam 8.00, nyonya muda dan tuan muda kecil akan di taman Xx, jangan terlalu dekat sebab pengamanan akan siaga dari 20 meter. Datang dan menyamarlah sampai tak ada yang bisa mengenalimu" bunyi pesan dari nomor baru itu membuat kesedihannya perlahan menguar kala mendapat kabar dari sekertaris Ali. Akhirnya ia bisa melepas rindu pada adiknya, walau ia harus menjaga jarak yang cukup jauh agar tak menganggu kegiatan Alicia akan kehadirannya, tapi Maura tetap bersyukur sebab memiliki kesempatan emas itu.

"sebenarnya lo itu punya tante kaya raya, hanya saja karna lo tumbuh di rahim gue yang banyak dosa ini, jadinya lo nggak bisa menikmati gimana rasanya punya tante yang suaminya punya perusahaan mendunia" cerita Maura pada sang jabang bayi

"kesempatan ini akan gue gunakan sebaik-baiknya untuk terakhir kalinya bisa lihat dia besok, hanya ingin memastikan apakah dia hidup dengan baik, ya, meskipun gue yakin dia jauh lebih baik dan bahagia sekarang ini, tapi rasanya belum puas jika tak melihatnya dengan mata kepala sendiri, setelahnya gue akan pergi jauh agar kehadiran gue tidak akan membuat dia malu punya saudara kek gue" ujar Maura dengan senyuman miris

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Derita Istri SiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang