"Eomma, appa belum pulang?"
"Eoh? Hee Ihn sayang udah bangun? Appa sebentar lagi pulang dan Hee Ihn pasti terkejut."
Kim Hee Ihn, gadis kecil berumur 7 tahun yang sedang menunggu kepulangan sang ayah, sosok yang sangat ia sayangi.
TING TONG!
"Appa pulang Hee Ihn!!"
"Yeay! Appa pulang!" Hee Ihn kecil berlari ke arah sang ayah dan memeluknya.
Sang ayah yang tidak kalah kangen langsung mengendong Hee Ihn kecil ke pelukannya walau masih dengan baju kantor yang sudah tampak kusut.
"Selamat Ulang Tahun putri kecil appa dan eomma," sang ayah mengangkat sebuah kotak kecil bisa diyakini hadiah untuk Hee Ihn.
"Yeay! Kado!" Seru Hee Ihn.
"Chagi-ya! Hee Ihn-a! Ayuk makan malam dulu!" Teriak sang ibu dari arah dapur.
Hee Ihn yang masih dalam gendongan sang ayah langsung diturunkan dan segera berlari menuju dapur menuruti perintah ibunya.
Keluarga kecil ini berkumpul di meja makan, mengeluarkan sebuah kue di atas meja dan menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Hee Ihn yang berumur 7 tahun.
"Saengil chukkha hamnida,
saengil chukkha hamnida, saranghaneul Hee Ihn yaa,
saengil chukkha hamnida~~"Sang ayah dan ibu menyanyikan lagu ulang tahun untuk Hee Ihn kecil dan Hee Ihn langsung saja meniup lilin dari sebuah kue bertema frozen kesukaannya.
"Gomawo appa eomma!!!"
"Chagi-ya, lihatlah Hee Ihn kecil kita, sudah semakin besar dan dewasa. Aku harap kita bisa melihatnya tumbuh dewasa," lirih sang ibu yang terharu melihat perkembangan Hee Ihn.
"Aku yakin kita akan selalu bersama Hee Ihn sampai besar nanti," balas sang ayah sambil memeluk istrinya itu.
"Appa, eomma, itu di pipi appa sama eomma kok ada angka-angka kecil dan imut?" Tanya Hee Ihn kecil tiba-tiba membuat mereka segera mengecek wajah satu sama lain.
"Hee Ihn-a, gak ada tuh angkanya di pipi eomma atau appa. Adanya di kue Hee Ihn sekarang," ucap sang ibu sambil mengajak bercanda Hee Ihn kecil.
"Tapi itu masih ada appa eomma, angkanya berjalan terus dan punya appa dan eomma itu angkanya sama," Hee Ihn kecil terus berkata hal yang sama.
"Hee Ihn lihat angka berapa di pipi eomma dan appa?" Tanya sang ayah.
"Banyak angka 0 nya di wajah appa dan eomma. Sekarang tinggal angka 6 dan belakangnya 0. Eh bukan-bukan, angka 5 dan 9. Eh bukan lagi, sekarang 5 dan 8," jelas Hee Ihn kecil membuat sang ayah dan ibu pun bingung sekaligus gemas dengan ucapannya.
"Wahh Hee Ihn pintar udah bisa baca angka 0 sampai 9 ya, lihat appa, putri kita sangat pintar," alih sang ibu.
"Hee Ihn memang pintar! Kesayangan appa dan eomma yang terbaik," bangga sang ayah.
TING TONG!
"Chagi-ya, ada tamu malam-malam begini?" Tanya sang istri pada suaminya.
"Entahlah, aku akan mengeceknya sebentar."
Sang ayah bangkit dari kursi dan bergerak menuju pintu depan. Sedangkan sang ibu yang juga sebenarnya berniat untuk menemani suaminya itu, memerintah Hee Ihn untuk masuk ke kamarnya dulu.
"Hee Ihn-a, pergi ke kamar dulu ya, nanti eomma bawakan susu stroberi kesukaan Hee Ihn?"
"Nee eomma!" Hee Ihn kecil langsung berlari menuju kamar miliknya yang dipenuhi warna biru cerah dan beberapa bercak putih seperti suasana musim dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Time [Never To The End] WooJi FF [Complete] ✅
Fiksi PenggemarKim Hee Ihn, wanita yang berharap bisa menemukan kebahagiaan dibalik kepedihan hidup yang dialami. Bagaimana tidak? Hidupnya yang selalu dihantui oleh kematian setiap saat membuat gadis malang nan menyedihkan ini harus tegar dan mampu melewati kenya...