"Di-dimana ini?" Ucap seseorang yang baru tersadar dari tidurnya dan menyadari keberadaannya tidak lagi di keramaian melainkan ruangan serba putih dengan beberapa alat medis di tubuhnya.
Ceklek.
Seseorang dengan jas putih menghampiri dirinya dan mulai bertanya sesuatu kepadanya.
"Ji Heon ssi? Kau sudah sadar? Bagaimana kondisimu sekarang?" Tanya pria berjas putih itu yang tak lain adalah seorang dokter.
"Dimana aku? Dan, kenapa aku bisa disini?" Tanya Ji Heon yang masih dalam kondisi terbaring.
"Kau sekarang ada di Hospital Medical Seoul, seorang wanita yang mengaku teman Anda yang membawa Anda ke sini semalam." Jelas dokter itu pada Ji Heon.
"Apa yang sebenarnya terjadi dok? Seingatku, aku sudah mati."
"Di malam itu, teman Anda bernama Kim Hee Ihn membawa Anda dalam kondisi sekarat menuju rumah sakit ini. Anda beruntung dia membawa Anda sesegera mungkin ke rumah sakit, kalau tidak nyawa Anda sepertinya tidak akan tertolong. Berkat dia juga, Anda bisa mendapatkan transfusi darah sebab golongan darah Anda termasuk dalam golongan darah langka, AB Rhesus negatif yang kebetulan stok golongan darah itu habis di rumah sakit ini," cerita sang dokter pada Ji Heon.
"Hee Ihn? Kenapa kau berbuat begitu jauh untuk menolong orang tidak berguna sepertiku? Kenapa?"
"Ji Heon ssi, kalau ada yang kau butuhkan silahkan panggil kami dengan menekan tombol ini. Dalam kurun waktu 3 jam, saya akan kembali untuk memeriksa luka di perut Anda Ji Heon ssi. Baiklah, saya permisi dulu."
"Dok!" Panggil Ji Heon.
"Di-dimana Hee Ihn sekarang?" Lanjutnya.
"Dia ada di bangsal sebelah kanan Anda Ji Heon ssi, mungkin sedang beristirahat karena dia tidak hanya mendonorkan darahnya untuk Anda tapi untuk stok di rumah sakit ini juga. Anda beruntung mempunyai teman sebaik dia Ji Heon ssi. Baiklah, saya permisi dulu karena ada pasien gawat darurat lain yang harus saya periksa."
"Baiklah dok. Gomawo."
Ji Heon mengambil nafas sebentar dan mulai bangun perlahan. "Akh!" Ringis Ji Heon karena luka di daerah perutnya itu masih basah.
Namun, sakitnya tidaklah seberapa hanya perih sebentar karena gerakan bangun dari Ji Heon. Secara perlahan, Ji Heon mulai menurunkan kedua kakinya dari kasur dan harus menahan rasa sakit gesekan karena tubuhnya bergerak.
Ji Heon sudah turun dari kasur dan sekarang ia berjalan keluar sambil membawa tiang infus sebagai penahan sekaligus pegangan untuk berjalan.
Perlahan tapi pasti Ji Heon sudah berada di depan bangsal tepat Hee Ihn berada. Ia membuka pintu dengan pelan supaya tak menganggu Hee Ihn yang mungkin sedang beristirahat di dalam.
Benar saja, Hee Ihn masih terbaring di atas kasur. Pakaiannya berubah menjadi sama seperti Ji Heon, baju pasien bermotif garis biru dan putih. Bedanya, kondisi Hee Ihn nampak belum pulih seutuhnya, masih terlihat dengan jelas wajah lelah dan pucat karena darahnya diambil cukup banyak.
"Kenapa Hee Ihn? Apa yang membuatmu berkorban untuk orang tidak berguna sepertiku?" Gumam Ji Heon sambil melihat Hee Ihn.
Drt... drt... drt...
Ponsel Hee Ihn berbunyi, menandakan seseorang tengah menghubungi dirinya. Namun, melihat sang pemilik belum bangun dari tidurnya, Ji Heon mendekat dan mengambil ponsel itu.
"Kiming?" Ucap Ji Heon lalu mengangkat telpon itu.
"Annyeong?"
"Lho?! Siapa lo?! Dimana Hee Ihn? Gua tau lo bukan Hee Ihn!"
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Time [Never To The End] WooJi FF [Complete] ✅
FanfictionKim Hee Ihn, wanita yang berharap bisa menemukan kebahagiaan dibalik kepedihan hidup yang dialami. Bagaimana tidak? Hidupnya yang selalu dihantui oleh kematian setiap saat membuat gadis malang nan menyedihkan ini harus tegar dan mampu melewati kenya...