13 》On my memories

16 8 0
                                    

Ingatan akan sesuatu hal mulai muncul kembali di kepala Hee Ihn. Semulanya semuanya seperti puzzle, kue frozen dengan angka 7, sebuah kotak kado, dua orang besar mungkin orang tuanya?

Hee Ihn sangat memaksakan otaknya sekarang untuk mengingat hal itu. Sampai beberapa bulir air bening terus mengalir menuruni pipinya dan genggaman tangan yang semakin kuat.

"Eomma!!! Susu stroberi?"

"Susu stroberi," gumam Hee Ihn.

"Eomma dan appa kok tidur disini? Lalu kenapa susu stroberiku tumpah? Eomma mungkin membawa banyak barang dan susu stroberiku pasti tumpah."

"Eomma dan appa terbaring di lantai," ucap Hee Ihn kali ini.

"Eomma, bangun eomma, susu stroberiku tumpah, baju eomma juga basah kena susu stroberiku."

"Susu stroberi tumpah mengenai lantai, appa dan juga eomma," ucapan Hee Ihn semakin mendalam dan terdengar menakutkan.

"Appa, appa bangun, eomma gak mau bangun kalau Hee Ihn panggil. Biasa appa yang bisa bangunin eomma tiap pagi."

"Mereka tidak mau bangun saat aku panggil," ucap Hee Ihn yang kali ini menatap Dong Wook dengan tajam dan penuh amarah.

"Susu stroberi pertanda darah mengalir dan tidur yang tidak ada bangunnya pertanda kematian. Kau melakukan skenario itu pada anak kecil berumur 7 tahun?" lanjutnya.

"Apa itu aku? Aku juga tidak tau," jawab Dong Wook sambil tersenyum lebar.

"Jadi, puluhan tahun aku menunggu kepulangan mereka ternyata hanyalah angan-angan belaka." Hee Ihn tak henti-hentinya meneteskan air mata yang sedari tadi terus berjatuhan dan matanya mulai memerah kali ini, sungguh merah amarah.

"Hee Ihn-a, kau butuh tisu? Apa kisahnya terlalu mengharukan?" Tanya Dong Wook menyodorkan sekotak tisu tepat di hadapan Hee Ihn.

Srash!

Hee Ihn menyapu bersih semua peralatan di meja Dong Wook dan mulai berdiri tegak menatap tajam ke arah Dong Wook.

"Kau pikir aku akan diam? Kau tau? Bahkan hidupmu tidak lama lagi dari sekarang, setidaknya hal itu membuatku sedikit lega. Namun, sebelum itu akan lebih baik kau tersiksa disini sebelum kau tersiksa di alam bawah sana Lee Dong Wook ssi!" Lantang Hee Ihn.

"Oh benarkah? Tunggu, apa kau Tuhan? Bagaimana kau bisa tau aku akan mati terlebih dulu? Bukankah sebaliknya?" Ucap Dong Wook dengan santai.

"Hmph! Jangan membuat diriku tertawa dasar ba*ingan tua, percayalah kau pasti akan mati terlebih dulu daripada diriku," tantang Hee Ihn dengan berani.

"Omo, aku sekarang sangat takut dengan gertakan dirimu. Apa yang harus aku lakukan? Menurutimu? Hahahahaha."

Plak!

Sebuah tamparan yang amat keras baru saja dilayangkan Hee Ihn ke wajah seorang Lee Dong Wook.

"Masih bisa tertawa?" Tanya Hee Ihn.

Dong Wook hanya memainkan lidahnya disekitar area wajahnya yang tertampar dan menjilat searea bibirnya sehingga tampak membasahi bibir keringnya itu.

"Kau berani juga ternyata," Dong Wook mengodekan sesuatu kepada 2 bawahannya yang berada di belakang Hee Ihn.

Memahami perintah Dong Wook, kedua bawahannya segera menahan pergerakan Hee Ihn dengan masing-masing memegangi kedua lengan milik Hee Ihn.

Dong Wook pun berdiri dari duduknya berjalan mendekati Hee Ihn. Memegang dagu Hee Ihn dan mengangkatnya dengan kasar.

All About Time [Never To The End] WooJi FF [Complete] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang