2 》In to reality

37 13 1
                                    

Masih dalam kondisi tercengang, Hee Ihn tak percaya takdir memang begitu kejam membiarkan beberapa orang mati bersamaan disaat yang sama.

Salah satu pria itu mulai berjalan mendekati Hee Ihn. Tapi bukannya menyapa, ia hanya melewati Hee Ihn begitu saja.

"Dingin." Satu kata yang keluar dari mulut Hee Ihn. Kemudian menatap punggung dari pria yang tingginya membuat Hee Ihn sedikit menengadahkan kepalanya.

Hee Ihn menatap ke hadapan pohon itu lagi, namun pria satu lagi juga sudah menghilang. "Pria yang satu lagi kemana ya? Cepat banget hilangnya. Gak mungkin juga aku sekarang bisa lihat hantu 'kan?!"

Hee Ihn tidak mau ambil pusing, ia memilih untuk menikmati waktu senggangnya sebelum kembali bekerja di shift sore nanti. Tapi, Hee Ihn masih kepikiran tentang kedua pria yang ditemuinya tadi.

> Pukul 18:00 KST <

Cafe Sweet N Bitter

Hee Ihn sudah tiba kembali di Cafe, mulai memakai kembali apron karyawan dan menunggu di posisi kasir.

"Hao-ya! Kau sudah bersihkan meja sebelah sana?" Seru Hee Ihn.

"Eoh, aku tidak membersihkannya, mungkin Jun yang melakukannya." Xu Minghao, dia adalah laki-laki yang berasal dari China, ia merantau ke Korea Selatan ini untuk mencari pekerjaan dan berakhir dengan bekerja di Cafe Sweet N Bitter dan mengisi di shift sore.

"Jun? Dimana dia Hao?" Tanya Hee Ihn melihat keberadaan Jun tidak ada dalam pengamatannya.

KRING!

"Hah.. hah.. hah.. hah.. mian (maaf) hah.. aku disini," ucap Jun dengan nafas tersengal-sengal.

Wen Junhui, dia juga sama dengan Minghao berasal dari negara China. Hanya saja pria ini memiliki cerita kedatangan yang berbeda. Katanya, ia mengikuti temannya sampai ke sini untuk menjadi trainee namun malah berakhir menjadi pekerja Cafe dan hidup bersama Minghao.

"Loh? Darimana aja Jun? Kok sampai capek kayak gitu?" Hee Ihn sampai ikut gregetan melihat Jun yang terus menghelas nafasnya berkali-kali.

"Habis nganter pesanan nih pasti, kebiasaan sih kalau ngantar suka cepat-cepat mana pakai lari lagi bukannya naik motor di depan sana," ujar Minghao masih sibuk membersihkan meja.

"Jeongmal? (Iyakah?) Astaga Jun, lo ini kenapa memilih jalan sulit kalau ada jalan mudah?" Ucap Hee Ihn sambil menepuk ringan jidatnya.

"Eh motornya disana? Perasaan gak lihat loh tadi? Tapi biarin ah, lagipula yang mesan cuman tinggal di apartemen sebelah sana juga. Hitung-hitung olahraga juga kali," sahut Jun.

Asal kalian tau saja, Jun itu selalu membuat segalanya menjadi rumit. Buktinya, ada motor malah pakai lari segala. Dan kini, tubuhnya malah berkeringat dan ngos-ngosan.

"Ada-ada aja lo Jun, makin hari ada aja tingkahnya," pinta Hee Ihn lalu kembali fokus pada pekerjaannya.

"Eh! Eh! Kalian tau gak-"

"Enggak, enggak, gua gak tau." Minghao dengan cepat memotong pembicaraan Jun.

"Dengerin dulu elah, main potong aja."

"Iya-iya, apaan?"

"Jadi ceritanya gua anterin pesanan nih, jadi pas gua ketok pintu kamar pelanggan gua ini, anjir tuh mukanya dingin amat dah. Mana natapnya kek hyena kelaparan lagi. Serem banget woy."

"Yaelah Jun, kayak gak pernah dapat pelanggan kek gitu aja disini. Ramai banget yang mukanya dingin-dingin tuh, nah yang lo bilang hyena kelaparan disitu juga ada tuh, tuh lihat aja," ucap Hee Ihn sambil mengarahkan pandangannya ke seorang pelanggan yang duduk di sudut Cafe.

All About Time [Never To The End] WooJi FF [Complete] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang