Secarik cahaya sang mentari masuk dengan bebas melalui celah korden. Suasana udara pagi ini cukup dingin tak ayal memang musim dingin siap menyapa negri ini.
Seakan masih terlarut dalam mimpi masing-masing, dua sejoli ini masih anteng bergulung dalam satu selimut yang sama. Kicauan burung dari luar sana seakan tak mengusik tidur mereka. Terlalu nyaman dengan kehangatan. Biarkan ini untuk sesaat saja.
Posisi tak berubah dari semalam. Entah kenapa mereka berdua sampai ketiduran seperti ini.
Chaeyoung yang merasa tiket kunjungan mimpinya sudah habis perlahan membuka matanya. Pandangan yang pertama ia tangkap adalah putih, kaos putih?.
Sedikit mendongak dan pemandangan yang ia lihat adalah wajah damai Jungkook . Seulas senyum tipis hadir dari kedua sudut bibirnya.
Dengan tangan yang masih melingkar pada entah apa itu, dirinya malah mengusik wajahnya pada sesuatu yang ia peluk itu.
Tunggu ini aneh?,
Hangat?Sadar akan sesuatu Chaeyoung kembali menarik kepalanya kemudian kembali menengadah menatap wajah lelaki itu.
Benar, ini bukan mimpi.
Otaknya belum berkinerja dengan baik hingga sepersekian detik kemudian semua koneksi sudah memasuki kesadarannya.
Perlahan ia melepas kedua tangannya dan memundurkan tubuhnya.
‘apa yang ku lakukan?’, gumamnya pada diri sendiri. Sadar bahwa dirinya ada dikamar Jungkook dan tidur denganya. Heyy! Ini bukan tipu dirinya benar-benar semalaman di kamar Jungkook. Chaeyoung benar-benar merasa bodoh sekarang bisa-bisanya dia sampai ketiduran disini.
Menghela nafas ringan. Tapi jika dipikir ini tak akan menjadi masalah, toh mereka juga sudah resmi bukan. Tapi tetap saja Chaeyoung merasa sedikit kesal dengan dirinya sendiri. Pertahannya sedikit runtuh sekarang. Menjaga jarak rasanya sekarang makin sulit. Semakin hari malah semakin dekat. Dekat?, Chaeyoung mungkin akan menarik kata dekat untuk hubungan mereka sekarang.Akhh sudahlah , tunggu bukankah ibu Jungkook tadi malam kesini. Dengan gerakan yang amat lembut perlahan Chaeyoung beranjak dari ranjangnya takut jika Jungkook akan terusik dari tidurnya.
Chaeyoung mengedarkan pandangannya mencari sosok ibu Jungkook. Namun sedari tadi ia tak menemukannya atau bahkan mendengar suaranya. Kini dirinya sudah berada di dapur. Netranya menangkap meja makan yang sudah penuh dengan aneka menu.
“Bibi Lee”, panggil Chaeyoung.
“iya non?”
“eomma kemana?”
“ohh nyonya Sooya sudah pulang non tadi pagi-pagi sekali. Nyonya juga yang memasak semua menu sarapan “
“Semua?”jedanya, “a.a.a. oke. Terimakasih bi”
Bibi Lee mengangguk setelahnya kembali lagi ke dapur untuk melanjutkan pekerjaannya. Chaeyoung berjalan menuju tempat makan kemudian duduk disalah satu kursi disana.
“Eomma kemana?”, tanya Jungkook masih dengan muka bantal khas bangun tidurnya.
Chaeyoung menangkap atensi Jungkook yang bergerak mendekatinya. Jungkook berhasil duduk didekatnya.
“Kau tak cuci muka?”, tanya Chaeyoung.
Jungkook memandang Chaeyoung namun matanya masih menyipit. Benar-benar baru bangun tidur dia. Tanpa ada bantahan Jungkook beranjak dari duduknya dan pergi kekamar mandi. Chaeyoung sedikit terkekeh dengan kelakuan laki-laki itu. Tak lama Jungkook kembali dan duduk lagi. Sudah lebih segar dari sebelumnya.
“Eomma sudah pulang,”, ujar Chaeyoung dan Jungkook hanya mengangguk . piring Jungkook sudah terisi dengan makanan setelah Chaeyoung mengambilnya. Hey ini sudah biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry you (END)
Short StorySebuah perjodohan yang tak pernah disangka oleh kedua orang itu terjadi. Keduanya yang terkenal sering ribut pada masa sekolahnya malah dipertemukan dalam sebuah ikatan perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tua mereka. Perubahan judul: Can I S...