Hari sudah berganti malam. Seluruh pekerjaan di kantor sudah selesai. Kini Jungkook memilih pulang cepat terlebih tadi siang dia mendapati Chaeyoung tengah tak enak badan. Jadi dia pulang membawa makanan hangat untuk di santap bersama.
"Aku pulang", seru Jungkook saat memasuki ruang utama. Biasanya jam segini Chaeyoung tengah menonton tv, mana ada wanita itu tidur jam segini. Para pekerja tinggal di rumah yang Jungkook sediakan di belakang rumah. Jadi rumah utama ini hanya Chaeyoung dan Jungkook saja yang tinggal.
Merasa aneh karena tak ada jawaban ataupun berupa sautan. Benar saja di ruang tv tak ada Chaeyoung. Jungkooo memilih naik ke atas. Membuka pintu kamar dan nihil. Kamar rapi dan Chaeyoung pun tak ada.
"Chae aku bawakan sup hangat"
Tak ada sautan. Jungkook akhirnya mencoba menghubungi nomor Chaeyoung. Namun nomor wanita itu sedang non aktif. Jelas saja ia gelisah. Langsung saja ia menghubungi satpam penjaga gerbang.
"Selamat malam, tuan"
"Kapan Chaeyoung pergi keluar dan kembali ke rumah?"
"Nona Chaeyoung pergi saat jam makam siang tuan dan sampai sekarang belum pulang"
"Jam makan siang?"
"Iya tuan. Saat jam istirahat kantor"
"Baiklah"
Jungkook mengakhiri panggilan itu. Ada yang tak beres. Buru-buru ia turun tangga dan tepat sekali berpapasan dengan bibi Lee.
"Selamat malam tuan"
"Bi, Chaeyoung belum pulang?"
"Setau bibi belum tuan. Nona Chaeyoung pergi dari jam makan siang"
"Kemana?"
"Nona Chaeyoung ingin mengantar tuan makan siang. Sampai sekarang bibi belum melihat nona Chaeyoung kembali"
Jungkook berpikir keras. Tapi bukankah...?
Gawat. Ini tak beres.
Tanpa pikir panjang ia langsung bergegas keluar.🐰🐿
Sekarang Chaeyoung tengah duduk di sebuah kedai kecil. Ditemani secangkir soju dan ramen. Wajahnya hanya datar. Mukanya bersemu merah dan matanya benar-benar sembab. Tatapan kosong hanya memandang lalu lalang orang dari balik tirai. Sedangkan pikirannya sedang kacau balau entah kemana.
Menatap cangkir dengan isi cairan bening itu dengan datar. Ingin tapi ia tak bodoh. Ini akan berbahaya. Sekarang tak boleh minum-minuman sejenis itu. Karena ada makhluk bernyawa yang sedang ia jaga dalam dirinya. Diambilnya kotak biru kecil dari dalam tasnya. Bahunya merosot memandang hasil tes kehamilannya. Sekarang usianya baru menginjak dua minggu. Niat hati hari ini ingin memberi kejutan tapi sirna sudah rencananya itu.
Memasukan kembali kotak itu ke dalam tasnya. Cangkir bening itu ia ambil dan lantas menumpahkan isinya itu ke tanah. Dia memang sedang berada dalam masa kemarahan tinggi. Namun jika melampiasakan demi kenyamanan diri sendiri apa janinnya akan merasa nyaman juga?
Tidak, tentu tidak. Ia tak mau egois. Sudahlah, biarkan saja Jungkook tak tahu. Buat apa mengabarinya, bukankah dia sedang bersama dengan mantannya itu.
Masuk ke apartemen wanita lain selama berjam-jam apa tidak menjadi kecurigaan besar?
Arghhh...Chaeyoung benar-benar muak jika memikirkan hal itu. Terlalu malas pulang ke rumah dan nantinya akan bertemu pembohong.Chaeyoung lebih memilih memakan ramen dan kembali memesan air putih biasa. Namun di sela makannya tiba-tiba saja air matanya kembali menetes. Ia hanya menangis dalam diam. Tak ia biarkan suara isakannya keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry you (END)
Short StorySebuah perjodohan yang tak pernah disangka oleh kedua orang itu terjadi. Keduanya yang terkenal sering ribut pada masa sekolahnya malah dipertemukan dalam sebuah ikatan perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tua mereka. Perubahan judul: Can I S...