17

1K 116 17
                                    

"JEON JUNGKOOK ......!!",

Teriakan Chaeyoung menggema dilantai dua rumahnya mungkin bahkan sampai lantai satu.
Tak heran seruan nama berhasil membangunkan sang empu yang tengah tertidur.

Demi apapaun dari tadi Chaeyoung mencari pria ini. Tak tahu kemana tiba-tiba menghilang dan baru ketemu di ruang kerjanya.

Malam ini ada acara perayaan pernikahan teman Jungkook. Tadi siang Jungkook memaksa agar Chaeyoung bisa ikut. Sebenarnya Chaeyoung mau-mah saja tapi perutnya ini sedang keram karena hari pertama datang bulannya. Namun disaat dirinya sudah siap, Jungkook malah menghilang. Apa pria itu tak tahu emosinya naik turun. Sudah di suruh pakai gaun pilihannya. Tapi pria itu bagai ditelan bumi. Saat akan berangkat Jungkook entah kemana pergu, ditelepon tak diangkat  bahkan seluruh pekerja rumah ikut mencarinya. Tau-taunya pria itu tengah tertidur di karpet di antara sofa dan meja.

Jungkook yang mendengar nama itu sontak bangun. Baru menyadari bahwa dirinya tertidur saat mengerjakan tugas kantornya. Laptonya saja sudah mati.

"Jadi tidak?!. Kau tak tahu semua orang mencarimu!"

Yang menjadi objek kemarahan Chaeyoung hanya diam saja. Kesadarannya belum terkumpul sempurna.

Chaeyoung yang melihat itu mendengus kesal. 'Pria aneh!'.

"Jika tak jadi ya sudah!, aku mau tidur!"

Jungkook yang mendengar itu langsung berdiri dan mengejar kepergian Chaeyoung. Dia juga merutuki dirinya sendiri bisa-bisanya malah tertidur. Rencana pergi ke undangan pernikahan temannya itu harus terlaksana. Jungkook merasa tak enak jika membatalkannya. Terlebih Chaeyoung sekarang adalah istrinya, masa iya ia akan datang sendiri ke acara itu.

Sempat memerlukan usaha dengan meminta maaf dan kata rujukan agar Chaeyoung mau menurutinya dan untungnya berhasil. Selama perjalanan sampai ditempat acara Chaeyoung hanya diam saja. Jika dalam diri Chaeyoung sendiri bukannya dia menolak mentah dan terpaksa mengikuti ajakan Jungkook. Tapi karena terbawa emosi datang bulannya jadinya begini naik turun moodnya.

Sudahlah, Chaeyoungpun tak mau berlarut-larut dalam kekesalannya.

Keduanya sudah masuk ke ruang utama acara peryaan itu. Berjalan menuju sang bintag utama malam ini dengan tangan Chaeyoung yang mengapit di lengan Jungkook.

"Aku mengira kau tak datang"

"Maaf aku telat, ada urusan kecil", Ucap Jungkook sedikit melirik Chaeyoung yang berada disampingnya.

"Istrimu jauh lebih cantik jika dilihat langsung. Maaf aku tak bisa datang kepernikahan kalian", kali ini sang pengantin wanita yang berucap.

Chaeyoung hanya tersenyum malu mendengarnya, batinnya beda lagi. "Berarti di foto aku sejelek apa memangnya!",  tahan Chae. Efek datang bulan memang begini.

"Tak apa Wen. Dia memang cantik", Chae yang mendengar itu sempat tersentak namun buru-buru ia tersenyum.

"Nikmati pestanya. Kami akan ke tamu yang lain", pamit kedua pengantin itu. Setelah mereka berlalu pergi, Chayoung langsung meluruhkan kedua bahunya. Jungkook yang menyadari itu langsung beralih memandang istrinya. Wajahnya sudah lesu dan sedikit pucat.

"Kau kenapa?"

"Aku lapar, cepat!",  jemari Chaeyoung menarik ujung jas Jungkook agar pria itu menemaninya mencari hidangan pesta. Dari awal masuk matanya sudah mengunci lokasi makanan disini. Ingin  pergi sendiri tak berani. Chaeyoung tipikal tak terlalu suka keramaian dan tak suka jika sendirian di keramaian.

Sudah sampai, Chaeyoung langsung saja mengambil beberapa hidangan dari mulai buah, manisan, desert sampai seporsi makanan berat juga ia ambil. Biarlah ia pause dulu masa dietnya, malam ini perutnya ingin dimanja.

Marry you (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang