#perpustakaan dan charger.
Pipi Jihoon ditangkup sama Yoonbin, terus ditekan pelan sampai bibir itu maju beberapa senti.
"Ingat pesan ku kan, ai?"
Jihoon ngangguk. "Ingat kok. Emang kenapa sih? Kayaknya kamu over banget hari ini sama aku..., " Tanya si manis keheranan.
"Kamu ingat sama Yeonjun? Orang yang sering ngajak aku turun ke arena setiap malam sabtu sama minggu."
Jihoon nggak jawab. Dia milih untuk dengerin perkataan Yoonbin selanjutnya.
"Dia ngincar kamu ai, aku juga nggak tau dia tau kamu darimana. Intinya kalau aku belum jemput kamu di halte selesai kamu bimbing anak anak kamu itu, jangan kemana-mana sampai aku datang..,"
Kaget? Jelas. Lagipula siapa yang nggak kaget kalau jadi Jihoon? Tapi Jihoon menutupi rasa kagetnya dengan cara memeluk Yoonbin dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher si ganteng yang lagi di landa rasa khawatir.
"Iyaaaa abennnn. Udah kamu jangan khawatir! Aku juga bisa jaga diri kok."
Pelukannya di lepas terus Jihoon kecup sekilas bibir Yoonbin.
"Aku masuk duluan ya, kamu nanti masuk setelah aku masuk dalam! Makasih udah mau bangun lebih awal ya pak supir~ biar aku nggak kasih kamu hukuman mulu, bosen!"
Jihoon senyum manis kearah Yoonbin sampai Yoonbin sendiri ikut senyum.
Jihoon itu energi pagi harinya Yoonbin.
"Iya sayang...,"
-
Sekarang jam istirahat Jihoon lagi ada di perpustakaan, hari ini jadwal dia piket untuk adik kelasnya ekskul. Walaupun semester dua ini harusnya dia udah nggak ikut tapi Jihoon masih mau bimbing adik kelasnya. Jihoon anak literasi.
Cup!
"Hah! Anjing!"
Plak!
".... Ai.., ini aku loh, di tampar..?"
Ternyata yang cium Jihoon tadi itu Yoonbin. Tapi karena Jihoon kaget dan nggak tau siapa yang main berani cium pipi dia begitu aja jadi dian reflek mukul pake buku cerita yang dia pegang.
"Kamu habisnya buat aku kaget, ben! Lagian kenapa sih main cium cium aja ah kebiasaan banget kamu!" Decak Jihoon sedikit kesal. Tapi tangannya terangkat buat mengusap bekas tamparan bukunya tadi di pipi Yoonbin.
Pasti sakit. Soalnya dia mukul cukup keras.
"Sakit ya pasti..., maaf ya..,"
Bibir Jihoon menekuk kebawah, merasa bersalah karena udah tampar Yoonbin sampai buat pipi Yoonbin ada bekas merah yang jelas banget disana.
Yoonbin senyum gemes waktu lihat ekspresi bersalah diwajah pacar manisnya. Gemes gemes gemes.
Punyanya Yoonbin gemes. Iyakan?
"Nggak apa-apa sayang, lagian salah aku juga sih tadi." Balas Yoonbin. Terus tangannya terangkat untuk cubit gemes pipi yang makin hari makin berisi itu.
Pacarnya itu kalau makan nasi dikit. Tapi kalau soal ngemil dia jagonya.
"Kamu ada apa kesini? Mau baca buku?"
"Bukan."
Jihoon keheranan. "Ya terus apa?"
"Mana charger, aku?"
Charger?
Ah... Jihoon paham.
"Nggak boleh. Masih di sekolah, nanti ada yang lihat!" Jihoon menggelengkan kepalanya sambil nutupin mulutnya.
Yoonbin? Masabodo, yang penting dia dapet charger dia hari ini.
Langsung aja badan Jihoon di dorong ke ruang yang lebih pojok biar nggak ada yang lihat. Badan yang lebih pendek dari dia itu langsung aja di kungkung, mendekati wajahnya lebih dekat dengan wajah si manis.
"Cantik. Kamu nggak bosen cantik setiap hari, ai?" Tanya Yoonbin yang mukanya udah dekat banget sama muka Jihoon. Bahkan kedua hidung itu sudah bersentuhan.
"Nggak. Aku kalau dari lahir udah cantik yaudah berarti cantik mulu, nggak iri kan kamu?" Balas Jihoon pakai muka sok angkuhnya. Jatuhnya tetap gemas di mata Yoonbin.
Pacarnya ini memang punya tingkat percaya diri yang besar. Nggak heran kalau dia bicara kayak begitu, toh memang kenyataannya dia memang cantik kan?
"Iya. Punya Yoonbin selalu cantik, kalau begitu, boleh aku minta charger ku cantik?"
"Kayaknya kalau aku nolak percuma nggak sih? Jadi ya silahkan ganteng ku."
Yoonbin ketawa kecil. Terus dia menggesekkan hidungnya ke hidung Jihoon, setelahnya kedua belah bibir itu menyatu. Saling menyesap satu sama lain. Tidak ada ciuman yang terkesan nafsu di sana hanya ada ciuman penuh kelembutan yang Yoonbin berikan untuk kesayangan.
Note.
Selamat bermalam minggu say
(❁´◡'❁)♡