0.21

808 114 22
                                    

#hari pait.



Hari ini Jihoon masuk kedalam kelasnya dengan perasaan tidak tenang juga sedikit malas, ditambah lagi tatapan sinis yang di layangkan oleh Haechan waktu dirinya baru masuk.

Tatapan itu benar-benar tidak bersahabat, seakan-akan Jihoon ini adalah seseorang yang rendah dan tidak pantas di pandang.


Puk!

Badannya terjolak kaget waktu Haechan melemparkan sebuah makalah yang cukup tebal. Dia baru ingat kalau tugasnya bersama Haechan belum sama sekali dia sentuh.


"Chan.., gw–"


"Bacot. Udah gw kerjain semua, lo tinggal kumpulin aja."


Ya. Pasti ujungnya bakal seperti ini. Semua orang seakan-akan menjauh darinya.

"Keren ya lo, dimana pacar lo sendiri lagi menjaga kesetiaan hatinya buat lo tapi lo sendiri malah kayak gini. Tutupin tuh leher lo, mau jadi jalang dadakan lo di pamerin begitu? Tolol."



Sindiran pedas itu benar-benar cukup membuat hati Jihoon sakit, tapi dia masih sadar diri kalau disini memang posisinya dia yang salah, jadi dia mencoba untuk menerima cacian pedas dari mulut sahabatnya itu.


Sahabat? Lucu sekali. Apa mereka masih mau untuk menerimanya?



Dan lagi satu. Kemana Jaehyun? Untuk beberapa hari ini orang itu belum sama sekali menunjukkan batang hidungnya.


Kenapa perasaan Jihoon jadi tidak enak?

-

Jam sudah berganti menjadi jam istirahat, dan disini Jihoon sekarang. Di kantin kampus untuk mengisi perutnya yang sudah bergejolak karena lapar. Dia ingin menikmati acara makannya dengan tenang tampa gangguan apapun.




Byurr!



Tapi agaknya ketenangan itu sedang tidak berpihak padanya sekarang. Saat dia dimana melihat kakak tingkatnya sedang berdiri di depannya sampai menyirami kepalanya dengan jus buah mangga.



"Oh? Jadi ini jalang yang habis tidur bareng Jaehyun? Woww...!!" Ucap seorang perempuan berambut biru tua.



Lantas Jihoon langsung saja memasang muka tidak terima saat di katai seperti itu, dia berdiri langsung di hadapan perempuan itu dengan muka kesalnya.



"Maaf sebelumnya. Tapi apa saya pernah buat kegaduhan dengan anda? Sampai mengatai saya kayak gini?"



Perempuan itu tersenyum sinis sambil memandang remeh kearah Jihoon. Tangannya dengan cepat mengambil ponsel yang berada di saku miliknya, lalu membuka base kampus yang sedang ramai dibicarakan hari ini.



"Belum tau beritanya ya? Nih gw kasih liat!"



Badan Jihoon seketika menegang. Rasanya seluruh badannya terasa mati rasa, saat dimana dia melihat fotonya yang sedang tertidur dengan posisi sedikit bertelanjang di club Karina malam itu.



"Anyways... Gw adminnya, dan lo mau tau siapa yang kirim foto ini ke gw?"



"....."


Perempuan itu semakin melebarkan senyumannya lalu menepuk-nepuk pelan pipi Jihoon.




"Bong Jaehyun...., lo di tipu, kasian banget!" Setelah mengatakan itu, perempuan berambut biru tua itu langsung pergi meninggalkan Jihoon yang masih di landa rasa terkejut.



Base kampusnya sangat ramai. Dan disana akan cepat tersebar, bahkan kedua orang tuanya pasti akan tau itu.



Jadi selama ini dia hanya di manfaatkan oleh Jaehyun?



Suasana kantin sangat ramai bahkan Jihoon sendiri bisa mendengar bisikan dan cacian maki yang tertuju untuknya.



"Berani banget ya, padahal Jaehyun nggak sebaik yang selalu dia kira."


"Manis tapi pelacur sama aja bohong."

"Gw penasaran gimana reaksi orang tuanya kalau tau!"

Bahkan mata Jihoon tidak sengaja melihat kearah meja kantin yang paling pojok. Disana ada teman-temannya yang sedang menatap remeh padanya. Tidak berniat untuk membantunya seperti dulu, ya Jihoon sadar.

Dia pantas mendapatkan ini.

-






PLAK!




Badan Jihoon bergetar saat tamparan keras dari Chanyeol mendarat di pipi kanannya. Tamparan sang ayah tidak main-main, bahkan Jihoon bisa merasakan sendiri sudut bibirnya yang sedikit mengeluarkan darah.



"KAMUU!!!! Bener-bener buat ayah malu Jihoon! MAU KAMU ITU APA SEBENARNYA? DI KASIH TINGGAL SENDIRI AYAH KIRA KAMU MAU MANDIRI DAN SUDAH PAHAM MANA YANG BAIK MANA YANG BURUK, TAPI NYATANYA KAMU CUMA BISA BUAT MALU!" Nada bicara Chanyeol yang meninggi itu sudah menandakan kalau amarahnya sudah benar-benar tidak bisa di tahan lagi.



Kalau boleh jujur. Chanyeol sangat menyayangi putra sulungnya, Park Jihoon. Tapi dia tidak bisa menutupi lagi rasa kecewanya saat dia di kirimkan foto tidur intim sang anak bersama Jaehyun.



Rasanya sangat sakit. Chanyeol merasa dia sudah gagal menjadi ayah yang baik untuk anaknya.



"Bilang sama ayah..., kenapa kamu kayak begitu? SIAPA YANG AJARIN KAMU KAYAK BEGITU, PARK JIHOON!?"



Diam. Jihoon hanya bisa terdiam tidak berani menjawab atau bahkan menatap mata sang ayah. Dia tau dia salah, jadi dia lebih memilih pasrah jika ayahnya akan membuat dia babak belur malam ini.



"Kamu punya mulut? Jawab ayah sekarang."



"Maaf...,"


Hanya itu. Hanya kata 'maaf' yang keluar dari mulut Jihoon. Dia benar-benar tidak menjawab yang lain selain itu.



Chanyeol mengusap kasar wajahnya sambil menghela nafas panjang. Matanya itu menatap Jihoon dengan tajam juga titik rasa kecewa.


"Mending sekarang kamu pergi, jangan pulang ke rumah. Pergi!"


Jihoon menurut, dia bangkit dari duduknya lalu menatap sekilas pada Baekhyun yang tengah menangis tanpa mau melihat kearahnya. Dia juga melihat Doyoung yang tampak tak minat untuk melihat wajahnya.

Rasanya disini dia sangat menjijikkan dan tidak pantas untuk di lihat.

-


Jihoon pikir jika dia sudah sampai di apartemennya dia akan segera istirahat sambil mengobati luka tamparan sang ayah. Tapi agaknya takdir masih ingin memberi pelajaran padanya.



Disana anak Yeongue. Ha Yeongue, yang sedang berdiri di depan unitnya sambil menatapnya dengan marah.


"Udah puas kak?"

Jihoon diam. Seperti tadi di rumah, dia akan pasrah jika akan di hajar habis-habisan oleh Yeongue.

"Kak Yoonbin jauh-jauh dari sana untuk ketemu sama kak Jihoon, tapi kak Jihoon kayak gini?"

"Aku memang nggak berhak ikut campur urusan kalian berdua. Tapi hati aku sakit waktu liat gimana tangis kak Yoonbin sambil manggil nama kak Jihoon!"

Kaki Yeongue berjalan untuk lebih dekat dengan Jihoon yang masih terdiam disana.


"Maaf kak. Tapi aku beneran udah nggak tahan."


Buagh!!










Note.

Cukup kasian nggak?

Btw chap depan udah tamat. Wkwkwk




Boyz | BinhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang