#Ending.
"Bapak bisa cepat sedikit nggak pak? Saya betul-betul lagi di kejar waktu pak!" Jihoon bergerak gelisah dalam duduknya sambil sedikit merutuki taksi yang sedang dia tumpangi.
Supir taksi tersebut hanya bisa menenangkan Jihoon sambil sedikit menambah kecepatannya.
"Sabar ya dek, kalau di tambah lagi kita bisa kena tilang."
Akhirnya Jihoon hanya bisa duduk dan berusaha untuk mengontrol detak jantungnya yang berdebar tidak karuan. Sambil berdoa semoga dia tidak telat untuk sampai tujuannya.
Jihoon juga sebenarnya kepikiran dengan perkataan Junkyu beberapa menit yang lalu.
Junkyu. Kim Junkyu.
Sebetulnya dia cukup terkejut saat bertemu secara langsung dengan Junkyu, dia juga terkejut saat Junkyu mengetahui alamat apartemennya.
Ternyata Junkyu juga sedang berlibur ke rumahnya, sekalian dia ingin bertemu dengan Jihoon dan memutuskan semuanya.
Dua lelaki manis itu saling diam dalam suasana yang sangat canggung. Yang satu bingung ingin memulai topiknya bagaimana, dan yang satunya lagi sedang menunggu orang di hadapannya ini buka suara.
"Park Jihoon?"
"Ya?"
Junkyu mengulum bibirnya gugup. "Gw minta maaf. Gw beneran nyesel sama semua kelakuan gw yang buat lo salah paham sama Yoonbin dan berakhir kalian putus. Maafin gw, Jihoon!"
Kata-kata itu keluar dari mulut Junkyu dengan mulusnya. Jihoon juga dapat melihat raut rasa bersalah dari Junkyu dan permohonan maaf darinya.
"Nggak apa-apa? Disini juga ada salahnya dari gw, dan mungkin yoon–"
"––Bukan. Bukan Yoonbin, ji." Sela Junkyu.
"Bukan?" Ulang Jihoon yang tidak terlalu paham.
Junkyu mengangguk lesu. "Ini berawak dari gw sendiri. Gw suka sama Yoonbin dan gw berniat untuk ambil hati Yoonbin. Sumuanya yang lo liat itu memang di sengaja sama gw, ji. Gw selalu cemburu kalau Yoonbin ceritain betapa senengnya dia punya lo. Karena gw nggak mau liat Yoonbin yang terlalu berpusat sama lo padahal lo itu pacarnya."
Pemuda Kim itu menarik dalam nafasnya lalu dia hembuskan perlahan.
"Bahkan ada beberapa chat dari lo yang gw hapusin di ponsel Yoonbin, karena gw nggak mau Yoonbin liat itu. Gw awalnya masih berniat untuk tetap jadiin Yoonbin milik gw, tapi setelah Yoonbin bicara waktu itu sama gw...., akhirnya gw sadar kalau apa yang gw lakuin itu salah."
Tangan Junkyu terangkat untuk menggenggam tangan Jihoon. Lalu tersenyum tulus.
"Nyatanya sekuat apapun gw ambil hati Yoonbin, tetap aja. Orang yang selalu ada di hatinya itu cuma lo, bukan orang lain apalagi gw. Cuma lo, Park Jihoon."