Ustadz, Maaf!

1.2K 104 8
                                    

Kalian minta up tapi gak follow
Ya kali pren. Tega bener ╥﹏╥

🌻🌻🌻

Hari ini, untuk yang ketiga kalinya Ivi makan gratis di kantin.

Bukannya senang Ivi malah kesal. Ia tak tahu siapa dan apa tujuan orang itu membayar apa yang ia beli di kantin.

Dan hari ini, Ivi ingin tahu siapa orang itu. Orang yang Ivi rasa sudah menghina dirinya.

"Berapa, bang?"

"Udah tinggalin aja di situ. Dibayarin lagi eneng-nya." abang bakso terkekeh.

"Siapa sih yang bayarin?"

Laki-laki itu hanya tersenyum seraya mengambil mangkok dan gelas yang Ivi bawa.

"Bilang sama saya, bang, siapa yang bayarin?" desak Ivi.

"Saya nggak bisa ngasih tau,"

"Kasih tau!"

"Maaf neng--"

"Kasih tau atau saya nggak mau beli bakso abang lagi!"

"Ya jangan atuh neng,"

"Ya makanya kasih tau!" Ivi jadi kesal.

"Itu, yang bayarin anak yang duduk di sana,"

Ivi mengikuti arah tunjuk abang bakso. Matanya mendapati Bagas yang tengah mengobrol dengan beberapa temannya.

"Bagas?" tanya Ivi memastikan.

"Iya. Eneng siapanya? Pacarnya, ya?" abang bakso tertawa kecil. "Bercanda, neng,"

Tak mengatakan apapun Ivi langsung meninggalkan kedai bakso itu.

Berjalan hendak menghampiri Bagas namun Ivi didahului bel yang berbunyi nyaring.

Bagas dan teman-temannya beranjak meninggalkan kantin.

Ivi berdecak kesal. Akan ia temui Bagas lain waktu.

🌻🌻🌻

Brakk!

Bagas dan beberapa temannya yang lagi mengobrol di dalam kelas langsung menoleh, terkejut kala seseorang membuka pintu kelas dengan keras.

Seorang perempuan yang masuk tanpa permisi ke dalam kelasnya membuat Bagas tercengang.

Cewek itu, Ivi.

"Vi. Ngapain ke sini?" raut muka Bagas nampak kaget sekaligus bingung.

Untung saja setelah shalat dzuhur ini siswa kelas ini pada ke kantin.

Atensi Fadil dan Ali pun tak beralih dari gadis di depan mereka.

"Aku di kantin makan gratis mulu, kak. Kakak kan yang bayarin makanan aku?" tanya Ivi tho the point.

"Kamu, siapa bilang?"

"Nggak usah nyari tau siapa yang bilang. Kakak kan yang udah bayarin setiap kali aku makan di kantin?"

Bagas hanya diam, menatap wajah adiknya yang memerah karena emosi.

Ivi berdecih. "Udah aku tebak." Ivi mendekat ke meja Bagas, membuat kedua teman Bagas langsung bergeser.

"Maksud kakak apa? Cuma karena kasus kemaren apa aku keliatan semenyedihkan itu? Apa aku keliatan semiskin itu sampe makan bakso aja kakak yang bayarin?"

Mengejar Cinta Ustadz ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang