🌻🌻🌻
"Siapa yang klepek-klepek?"
Mendengar suara berat dari belakang, keempat gadis itu lantas menoleh. Betapa kagetnya mereka melihat sesosok laki-laki dengan wajah datar dan tatapan mengintimidasi menyorot ke mereka.
"Ustadz Azka!" pekik mereka bersamaan.
'Mampus!' batin Ivi.
"Eng-gak kok tadz, tadi kita ngomongin ikan. Iya, kan?" alibi Ivi, menatap pada teman-temannya.
Oh Neptunus, sejak kapan Ivi pandai berbohong?
"I-iya. Kata Ivi kalo dia mandangin ikan, ikannya suka salah tingkah trus klepek-klepek cari perhatian," ujar Mairah menimpali.
"Iya, tadz, gitu." sahut Laras sambil cengar-cengir canggung.
"Mencurigakan. Mau ikut ke ruang BK?" tanya ustadz Azka terlewat dingin.
"Enggak, tadz, nggak usah." Sontak Syahida, Laras dan Mairah menggeleng keras menolak ajakan ustadz Azka. Namun lain dengan Ivi, gadis itu mengangguk antusias sambil tersenyum pada ustadz Azka.
"Ivi mau kok. Ayo!"
Keempat orang yang berdiri disatu tempat itu menatap Ivi. Terlebih ustadz Azka, setaunya tak ada santri apalagi santriwati yang ingin berurusan dengannya maupun dengan BK. Tapi gadis ini, ia malah bersemangat diajak ke ruang BK. Ada ada saja.
"Ya sudah, ayo ikut saya."
Ivi hendak beranjak mengikuti ustadz Azka yang mulai berjalan, namun seseorang menahan lengan Ivi hingga ia menghentikan langkahnya.
"Maaf, tadz, Ivi tadi cuma bercanda kok. Iya kan, Vi?" tanya Syahida pada Ivi saat ustadz Azka berbalik menghadap mereka lagi.
"Enggak kok, gue serius."
"Kita mau kantin, boleh nggak, tadz?" kali ini Mairah yang bertanya.
Ustadz Azka diam sebentar, lalu mengangguk kemudian melenggang pergi meninggalkan keempat gadis itu.
"Huft..." Syahida, Laras, dan Mairah kompak menghembuskan napas lega. Terbebas dari berurusan dengan ustadz Azka adalah hal yang paling melegakan dibanding mendapat peringkat satu dikelas.
"Kalian sih, kan gue gagal pengen pdkt sama ustadz Azka."
"Apa?!" pekik Syahida, Laras dan Mairah bersamaan. Membuat beberapa santri santriwati yang berlalu lalang menoleh kaget.
"Kamu pengen pdkt sama ustadz Azka?" tanya Mairah.
"Nggak usah mimpi, Vi. Ini udah siang, mending kamu bangun," ujar Laras dengan nada sedikit mengejek.
"Lebih baik jangan deh, kita takut nanti kamu cuma dapet kacang dari ustadz Azka." peringat Syahida.
"Duh, kalian ini. Bukannya ngedukung gue malah nurunin semangat gue buat ngejar cintanya." sungut Ivi.
"Kamu suka sama ustadz Azka?" tanya Mairah.
"Iya lah, kalo enggak ngapain gue mau berurusan sama si Yeti Krab itu,"
"Yeti Krab? Siapa Yeti Krab?" tanya Laras.
"Itu ustadz Azka. Dia kan dingin banget udah kayak tinggal di kutub utara aja."
"Terus hubungannya sama Yeti Krab apa?"
"Nggak ada hubungannya,"
"Iya, kayak kamu sama ustadz Azka, nggak ada hubungannya," ujar Laras membuat Syahida dan Mairah cekikikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta Ustadz ✔
Novela Juvenil"Ustadz, mau nggak jadi pacar saya?" ~Ivi. "Dalam islam tidak boleh berpacaran, kecuali setelah menikah," ~Ustadz Azka. "Kalo gitu nikahin saya," ***** Naya Kaivi, gadis polos yang mencintai seorang ustadz bernama Azka. Ia melakukan segala cara agar...