Sebenernya aku gamau update dulu
Karena part ini tuh, gaje banget subhanallah.
T-tapi, yaudah dah.
Drpd kln nngg lm mndng ak up aj ╥﹏╥
.
.
.🌻🌻🌻
Ivi berjalan seorang diri menuju kelasnya. Koridor sudah sepi. Sengaja ia datang ke sekolah lebih lambat hari ini. Ivi hanya ingin agar cepat masuk ke kelas, lalu belajar, lalu pulang ke kamar.
Di tengah jalan Ivi berpapasan dengan Gus Kamil. Namun Ivi tak menghiraukan. Berlalu begitu saja hingga Gus Kamil memanggilnya.
"Vi."
Ivi menghentikan langkah, namun tetap dalam posisinya. Hanya berdiri tanpa berniat berbalik menghadap Gus Kamil.
"Saya udah denger berita kemaren. Saya juga denger kalo tangan kamu dipukul pake rotan. Liat dong,"
Ivi mendengus geli. "Udah nggak ada yang pengen diomongin lagi kan, Gus?"
"Kenapa?"
"Saya permisi." Ivi melanjutkan langkah. Namun panggilan Kamil lagi-lagi menghentikan langkahnya.
"Vi."
"Apalagi?" Ivi lelah. Bolehkah hari ini saja tidak ada yang bicara padanya? Ia sedang tidak mood diajak bicara.
"Saya percaya sama kamu. Saya percaya bukan kamu pencurinya."
Ivi hanya diam. Tak ingin berbuat atau berkata apa-apa. Tapi jujur saja, ada rasa senang di hatinya kala seseorang mempercayainya.
"Kalo tangan kamu masih sakit, kamu ke UKS aja. Obatin. Nggak papa nggak usah sekolah dulu."
Lagi-lagi Ivi hanya diam.
"Vi. Saya pengen liat tangan kamu boleh?"
"Nggak mau. Ntar Gus ketawain lagi." ucap Ivi akhirnya.
"Ngapain saya ngetawain kamu?"
Ivi menghela napas lalu berbalik. Menunjukkan telapak tangannya pada Gus Kamil.
"Astagfirullah!"
Ivi langsung menarik tangannya, menyembunyikan ke belakang tubuh.
"Tuh kan ngeledek."
"Saya nggak ngeledek. Saya prihatin. Kasian sama tangan kamu."
"Nggak usah kasian, Gus. Ivi nggak butuh dikasianin. Ivi nggak suka."
"Sekarang juga kamu ke UKS. Cepet!"
"Nggak usah. Kayaknya Ivi denger tadi bel udah bunyi. Ivi ke kelas aja." Ivi berbalik, berjalan menuju kelasnya.
"Vi saya bilang ke UKS! Tangan kamu harus diobatin."
"Udah sembuh ini mah," ucap Ivi, terus melangkah tanpa henti.
"Vi. Ke UKS sendiri atau saya geret kamu?!"
Ivi memperlambat langkahnya. Lalu putar balik, berjalan menuju UKS yang sebelumnya sudah dilewatinya.
"Oke. Tuan Pemaksa!" ucap Ivi saat berjalan melewati Gus Kamil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta Ustadz ✔
Fiksi Remaja"Ustadz, mau nggak jadi pacar saya?" ~Ivi. "Dalam islam tidak boleh berpacaran, kecuali setelah menikah," ~Ustadz Azka. "Kalo gitu nikahin saya," ***** Naya Kaivi, gadis polos yang mencintai seorang ustadz bernama Azka. Ia melakukan segala cara agar...