Waktu sudah menunjukkan lebih dari tengah malam dan kini kota Tokyo masih terlihat cukup sibuk, masih banyak orang-orang yang melakukan aktivitasnya. Sama halnya dengan kedua pria berseragam jas rapi yang saat ini tampak sedang duduk di dalam mobil berjenis sedan yang terparkir di dekat sebuah klub malam di kota Tokyo. Womb, merupakan salah satu klub malam terkenal di Jepang yang terletak di distrik Shibuya.
Tidak, keduanya tidak sedang bersiap untuk masuk kesana dan bersenang-senang. Mereka sedang bekerja sekarang, mengamati dan menunggu target mereka keluar dari sana. Salah satu di antara mereka kini sedang menenggak sekaleng soda, sedikit jenuh menunggu.
"Aku tidak pernah suka dengan strategi diam dan menunggu." Ujar salah seorang di antara mereka, pria berambut pirang bernama Uzumaki Naruto. Rekan di sampingnya tersenyum tipis menanggapi ucapan tersebut.
"Bersabarlah sedikit, aku tahu kau selalu ingin menyelesaikan semua secepat mungkin." Naruto melirik ke arah partner'nya tersebut, "Kita sudah mempelajari semuanya, tidak perlu sampai membuat keributan di dalam sana." Naruto menghela nafas membenarkan penuturan rekan nya tersebut.
Uzumaki Naruto adalah salah satu anggota tim Investigasi khusus yang menjabat sebagai ketua tim. Dia merupakan detektif hebat yang dimiliki kepolisian Jepang, berbagai kasus kriminal besar sudah berhasil dipecahkan oleh dirinya bersama dengan timnya. Dan saat ini ia bersama dengan Uchiha Sasuke-rekannya, tengah memantau tersangka mereka.
Akasuna Sasori, seorang pria yang terduga sebagai pelaku pemerkosaan dan pembunuhan terhadap dua orang mahasiswi Universitas Tokyo. Sasori sebelumnya berstatus sebagai saksi dan berhasil mengelabui Kepolisian, ia bahkan sempat bebas dari kecurigaan berkat beberapa orang saksi yang meringankan tuduhan terhadapnya.
Setelah mengamati gerak-geriknya selama beberapa hari sembari mengumpulkan bukti yang kuat untuk menangkapnya. Akhirnya Naruto dan tim memutuskan untuk meringkusnya malam hari ini, tepat setelah ia pulang dari klub malam tempatnya biasa menghabiskan waktu. Rencana ini dipilih karena terlalu berisiko untuk kehilangan target jika mereka langsung meringkus Sasori di dalam sana. Belum lagi urusan dengan pemilik klub yang mungkin akan lebih memakan waktu. Alasan lainnya mengapa mereka harus mendapatkannya malam ini adalah karena Sasori diketahui akan pergi meninggalkan Jepang esok hari.
Naruto terus menatap ke arah klub tersebut, sudah sejak dua jam ia dan Sasuke menunggu di sana untuk menangkap tersangka mereka. Pria itu mengalihkan pandangannya sejenak pada arloji miliknya, sampai kemudian mendapati Sasori berjalan keluar dari klub.
Naruto dan Sasuke saling melirik dan kemudian turun dari mobil mereka mengikuti langkah pria bersurai merah itu. Sepertinya Sasori belum menyadari keberadaan dua orang yang kini tengah mengikutinya.
"Sasori-san!" langkah kaki pria itu terhenti ketika mendengar suara seseorang yang cukup ia hafal menyerukan namanya. Naruto dan Sasuke mendekat ke arahnya, Naruto memuji dalam hati bagaimana pelaku di depannya ini cukup pandai memasang topeng. Pria itu tetap dengan wajah tenang seperti biasanya, seolah menunjukkan bahwa dirinya tidak mengkhawatirkan apapun karena ia tidak bersalah.
"Aa, Naruto-san dan Sasuke-san." Senyuman tipis terlihat di wajahnya, "Ada perlu apa? Apakah kalian masih memerlukan kesaksian ku?"
Naruto tersenyum miring, "Ya, ada beberapa hal lain yang perlu kami ketahui. Bisakah kau ikut bersama kami ke kantor?" Naruto rasa, Sasori tampak belum mengetahui jika mereka telah mengetahui identitasnya sebagai pelaku, hal ini bisa menguntungkan dirinya dan Sasuke.
Kepala bersurai merah itu mengangguk sekilas, lalu menatap ke arah arloji di lengan kirinya. "Baiklah. Tapi sayang sekali, kurasa tidak bisa malam ini Naruto-san." Sasori menatap ke arah keduanya seraya tersenyum. "Mungkin aku akan memenuhi panggilan besok pagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Case ✔️
Misteri / ThrillerCollaboration of Saliyyu and Cahayapu Naruto seorang detektif handal di kepolisian Jepang, harus menangani kasus pembunuhan berantai yang sudah terjadi sekitar lebih dari sepuluh tahun lalu. Hinata seorang dokter forensik di rumash sakit kepolisian...