Tubuh kecil itu hanya bisa menggigil ketakutan di pojok ruangan. Bocah kecil berumur Sembilan tahun itu hanya bisa menangis, dengan mulut terlakban dan tangan yang terikat.
Tak terhitung air mata yang sudah ia keluarkan selama setahun ini karena apa yang dilakukan oleh ayahnya. Di depan sana, di depan matanya Sai kecil tidak bisa melakukan apapun untuk Ibunya. Telinganya berusaha ia tulikan dari jeritan kesakitan malaikatnya.
Entah sudah keberapa kalinya kepala ikat pinggang milik Danzo menghantam kulit putih sang istri. Tidak perduli dengan jeritan mengampun dari wanita yang sudah menemaninya sejak lama.
Sai marah, ia marah pada dirinya sendiri yang tidak bisa melindungi Ibunya. Selalu seperti ini, setiap malam yang ia lalui hanyalah kesakitan dan kepedihan melihat sang ibu yang tersiksa. Masa kecil bahagia nya harus direnggut sejak satu tahun yang lalu.
Satu tahun yang lalu, tepat saat bisnis sang Ayah mengalami kebangkrutan total karena ditipu oleh orang-orang yang mengaku sebagai relasi. Sosok Danzo yang semula berwibawa dan selalu ada untuk keluarga lenyap dan berubah menjadi Ayah yang gemar main tangan pada istri bahkan anaknya.
Setiap hari ia selalu menyalahkan keluarganya untuk hancurnya bisnis miliknya, menjadikan istri dan anaknya sebagai pelampiasan amarah yang tidak ada hubungan apapun.
Saat memasuki SMP, ia kehilangan ibunya yang meninggal karena sakit keras. Ternyata wanita itu menyembunyikan fakta jika ia memiliki kanker, tak terbayangkan bagaimana kuatnya ia menahan sakit dari dalam dan luar.
Kepergian sang istri tidak membuat Danzo berubah sikap pada Sai. Sekecil apapun kesalahan bocah itu, maka hukuman yang paling ringan adalah diikat di tiang dengan mulut tersumpal lakban hitam. Kehidupan pahit harus dijalani seorang Shimura Sai selama masa remajanya.
"Anak tidak berguna."
"Pembawa sial."
"Kau lebih baik mati saja."
"Tidak ada yang menginginkanmu di dunia ini."
Itu hanyalah sebagian kalimat makian dari orang-orang di sekitarnya. Ia terlalu sering diremehkan oleh lingkungannya. Siksaan dari sang Ayah, pandangan tak suka dari orang-orang dan bullyan dari teman-temannya membuat Sai semakin yakin bahwa tidak ada hal yang lebih membahagiakan dari kematian.
Ketika Sai berada di akhir masa SMP nya, Danzo kembali mencoba membangun kembali bisnisnya. Berkat kepiawaiannya dalam berbicara dan mengambil kepercayaan orang-orang, perlahan bisnisnya mulai merangkak naik. Kehidupannya sedikit banyak telah berubah, tapi hal itu tidak berlaku bagi Sai.
Sai tumbuh menjadi anak yang pendiam dan tak pandai bersosialisasi, perundungan sering kali dia dapatkan. Lalu ketika SMA, pertemuannya dengan Menma, Neji dan Yahiko benar-benar membuat hidupnya bertambah mengerikan.
Sampai akhirnya, pada tahun terakhirnya ia memutuskan untuk berubah. Ia benci dengan separuh hidupnya yang bagai neraka. Jadi saat kesempatan itu datang, ia pun memulai semuanya. Dimulai dari melenyapkan si keparat Menma di hari itu.
Hari itu juga ia merasakan perasaan asing yang ada di hatinya, perasaan bahagia karena berhasil membuat mulut hina orang yang merendahkannya berhenti berbicara. Sai tertawa nista, ia berhasil menemukan tujuan untuk hidupnya.
Beberapa hari berita menyiarkan tentang kematian seorang remaja laki-laki, putra dari salah satu orang kaya. Dia ada di sana, menyaksikan bagaimana wajah kebingungan para Polisi itu.
Bukankah itu menarik? Melenyapkan seseorang lalu pergi begitu saja seperti tidak terjadi apapun? Seringai mengerikan terlihat di wajahnya.
Sementara perusahaan Ayahnya kembali dilanda krisis, penyebabnya bukan orang lain. Melainkan Sai sendiri yang ikut campur tangan untuk membuat Danzo kembali terpuruk. Dan Sai pula lah yang bertanggung jawab atas kecacatan sang ayah hingga sekarang. Tentu semua ditutupi dari masyarakat untuk harga diri keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Case ✔️
Mistério / SuspenseCollaboration of Saliyyu and Cahayapu Naruto seorang detektif handal di kepolisian Jepang, harus menangani kasus pembunuhan berantai yang sudah terjadi sekitar lebih dari sepuluh tahun lalu. Hinata seorang dokter forensik di rumash sakit kepolisian...