Bab 28

605 120 23
                                    

“Jadi, apa yang kau pilih Detektif?” seringai mengerikan itu terlihat dari wajah pucat Sai. “Kekasih mu itu akan mati perlahan  dalam waktu singkat. Aku sudah memberikan sambutan untuknya dengan membocorkan sedikit ‘gas nakal’ di ruangan itu. Kau bisa pergi dan menyelamatkan gadis itu dan membiarkan aku menghabisi bajingan ini dengan perlahan.”

Naruto benar-benar marah saat melihat keadaan Hinata dari layar monitor itu. Mata biru itu berkilat marah pada Sai yang kini sedang tersenyum bahagia di hadapan nya.

Sai melangkah mendekat ke arah meja di sana, “Atau, kau bisa menyelamatkan sahabat dari kakak tercinta mu ini dan membiarkan Hinata mati di sana. Kau tenang saja, aku sudah beberapa kali mengurus jasad seorang perempuan. Jadi kau tidak perlu khawatir.”

“Hi.. nata.” Neji berujar lirih di sisa kesadaran yang dimilikinya.

“Kau tidak memberiku pilihan.” Alis hitam itu terangkat seolah kebingungan, “Kau tetap akan membunuh kami, siapapun yang aku pilih.”

Gema tawa Sai memenuhi ruangan tersebut. “Aku tidak akan mengingkari kata-kata ku Naruto.” Naruto mengepalkan kuat kedua tangannya. Sedangkan Sai terlihat santai menunggu jawaban dari Naruto. Mata hitam itu tidak ia lepaskan dari Neji yang tergantung dengan posisi terbalik di hadapannya.

Kini mata Naruto dan Neji bertemu beberapa saat, pria itu seolah berusaha berkata bahwa ia akan baik-baik saja. Yang berarti Neji meminta Naruto untuk menyelamatkan Hinata. Naruto menghela nafas pelan, mata itu sempat melirik kembali ke arah monitor yang ada di belakang Sai.

“Aku memilih Neji.” Jawaban itu membuat Sai yang tadinya fokus mematik rokok di tangannya menghentikan kegiatannya. Ia menatap Naruto yang juga tengah menatap nya serius sekarang. Jawaban itu tidak pernah ia sangka.

“Kau sudah merelakan kekasih mu mati huh?” Sai terkekeh ringan, “Kau sungguh kejam Naruto. Menunda waktu Neji untuk reuni dengan Menma di neraka.”

Naruto diam, berusaha menahan emosi yang sejak tadi bergejolak, “Lepaskan Neji sekarang dan biarkan kami pergi.”

“Silahkan Detektif.”

Naruto melangkah ke arah Neji untuk membantu menurunkannya, tetapi belum sampai di langkah ketiga Naruto terkejut saat Sai tiba-tiba memotong tali itu dan menyebabkan Neji jatuh dengan kepala menghantam lantai.

“Bajingan!!”

Emosi yang sejak tadi tertahan kini tak dapat dibendung lagi olehnya. Naruto langsung berlari ke arah Sai dan menghajar tepat di wajah lelaki itu, Detektif itu bahkan tidak memberikan kesempatan Sai untuk bangun dari jatuhnya. Pukulan itu bahkan terasa menyakitkan walaupun tangan Naruto sedang terluka.

Sai kembali menerima pukulan dari Naruto, sampai membuat tubuhnya menghantam meja kayu di sana. Ia beberapa kali mengelakkan serangan sebelum akhir nya Sai menggapai pisau miliknya dan berbalik untuk mencoba menyerang Naruto. Detektif itu berusaha menghindar dari serangan Sai, sampai akhirnya terjatuh ke lantai. Naruto menahan sekuat tenaga kedua tangan Sai yang kini mengarahkan pisau itu ke dada kiri nya.

Kedua rekan satu tim itu saling menggertakkan gigi, “Mati kau sialan!!!!”

Saat Sai yakin bahwa dia akan mengakhiri ini dengan kemenangan nya, tiba-tiba Naruto membenturkan kepala nya tepat di dahi Sai dengan begitu keras, membuat Sai spontan menggeram kesakitan dan melepaskan pisau di tangannya.

Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Naruto yang segera bangkit dan kini mengunci pergerakan Sai. Pria pirang itu memutar lengan Sai hingga pria itu berteriak kesakitan.

“Ini sudah berakhir.” Gumam Naruto saat ia menahan lengan kanan Sai di belakang tubuhnya.

Sai terenyum miring, “Belum.”

The Case ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang