Bab 22

605 147 53
                                    

Naruto dan Sai kembali ke kantor mereka setelah mendapat telephone dari Sasuke. Sebuah fakta mengenai korban terbaru mereka bisa menjadi bukti kuat jika tersangka mereka lagi-lagi adalah orang yang sama.

"Aku baru memeriksa beberapa dokumen dan mengetahui tentang identitas korban." Sasuke menyerahkan beberapa lembar dokumen pada rekan dan juga teman masa kecilnya itu. "Korban adalah orang yang sama yang mendapatkan penyerangan di pasar loak beberapa waktu lalu."

Mata hitam keturunan klan Uchiha itu melirik ke arah Sai yang juga berada di sana, "Kenapa kau tidak mengatakan masalah ini?"

Sai mengernyit, "Penyerangan?" ia tampak berusaha mengingat sesuatu, "Ah, kasus itu. Aku tidak sempat melihat korban saat ia mendapat penyerangan, jadi aku tidak tahu jika ia adalah tetangga apartemenku."

"Benarkah?" Tentu Sasuke meragukan hal itu, kenapa Sai seolah berusaha untuk tidak mengungkapkan informasi yang cukup penting dalam masalah ini?

Sai mengangguk mantap, "Aku sedang bersama dengan Gaara dan juga Shino untuk mengurus kasus perampokan dan penyanderaan saat itu. Ketika aku kembali, aku hanya mendengar masalah penyerangan dan tidak tahu jika korbannya adalah tetangga ku sendiri." Ia melirik ke arah Shino yang sedang sibuk dengan laptopnya, "Benarkan Shino?"

Pria berkaca mata itu melirik sebentar dan mengangguk.

Helaan napas keluar dari bibir Naruto yang sejak tadi memeriksa dokumen mengenai identitas lengkap korban, "Kita kembali kecolongan." Keluhnya, ia baru saja memeriksa detail informasi korban dan berusaha mengingat tentang korban lainnya, tidak ada kesamaan latar belakang antara mereka, jadi sulit untuk menebak atau menerka target dari pelaku.

Mata hitam itu melirik ke arah tangan Naruto yang terbalut perban, "Aku tidak ingat kau memakai itu pagi ini." Raut kebingungan Naruto membuat Sasuke menunjuk lengan sahabatnya itu.

"Oh, aku terserempet saat selesai memeriksa tempat tinggal korban tadi." Naruto tersenyum, "Kau tidak perlu mengkhawatirkan ku."

Sasuke mengangkat bahu acuh,"Bagaimana dengan CCTV di apartemen dan di sekitar TKP? Mungkin kita bisa menemukan sesuatu yang mencurigakan pada malam sebelum kejadian atau di hari kejadian tersebut."

"Oh, kami sempat menanyakan hal itu tadi." Jawab Sai, "Gedung itu milik salah satu orang yang berpengaruh di Tokyo dan memerlukan surat izin untuk memeriksa nya."

"Surat izin?"

Naruto mengangguk membenarkan, "Salah satu pejabat besar, jadi petugas tidak bisa langsung memberikannya. Atasannya mungkin takut jika tersebar berita tidak mengenakan menyangkut properti miliknya."

"Kalau begitu kita bisa membuat suratnya sekarang."

"Itulah yang aku inginkan dari tadi. Harusnya kau buatkan segera, sebelum aku kemari teme!" ujar Naruto dengan nada sewot.

Sasuke mencebik kesal, "Kau tidak mengatakannya, sialan!"

"Aku sudah mengatakannya pada Shino." Tepat saat itu, suara printer yang telah selesai mencetak dokumen terdengar. Naruto beranjak dari tempatnya dan mengambil surat itu dari printer.

"Apa dia baru saja menggodamu?" pertanyaan polos Sai terbalas delikan dari Sasuke.

"Cepatlah teme! Kita harus memeriksanya!" teriakan Naruto membuat Sasuke mendengkus kesal bukan main.

***

"Baik. Terimakasih atas kerja sama anda."

Naruto menutup telepon tersebut, ia baru saja menghubungi pemilik gedung dan menjelaskan semuanya termasuk surat izin yang sudah mereka miliki dan ditunjukkan kepada salah satu anak buahnya. Beruntungnya ia bisa bekerja sama setelah mendengar semua penjelasan dari Naruto mengenai hal kasus yang tengah berlangsung.

The Case ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang