Bab 12

852 155 66
                                    

"Yahiko." Neji meremat kedua tangan yang berada dipangkuannya. "Sepertinya Yahiko membayar seseorang untuk menerorku."

Dahi Naruto mengernyit dengan alis terangkat sebelah, Neji yang mengerti pun segera melanjutkan ucapannya. "Ciri fisik mereka berbeda, Yahiko berambut orange dan bermata coklat. Sedangkan yang menyerangku berambut pirang dan bermata biru sepertimu."

"Dia memakai softlens. Itu terlihat jelas ketika aku berhadapan dengannya." Neji bergeming mendengar penuturan Naruto. Jika benar seperti itu, tidak menutup kemungkinan jika ternyata itu adalah Yahiko, bukan suruhannya.

"Berarti pelaku merubah penampilannya? Apa dia sengaja meniru seseorang?" Hinata melihat penampilan Naruto secara instens. "Mungkin dia bermaksud menirumu?"

"Tidak." Hinata dan Naruto menatap Neji dengan raut wajah penasaran. "Dia meniru Menma... Dia sengaja menerorku dengan penampilan seperti Menma agar aku tertekan. Jika dia memakai softlens, tidak menutup kemungkinan ia mengubah warna rambutnya kan? sekarang aku yakin dia Yahiko."

Naruto bergeming mendengar asumsi Neji. Jika dari cerita yang ia dengar, bisa saja Yahiko memang mengejar Neji dan Menma karena menanggap mereka berkhianat karena telah berniat meninggalkan Yahiko.

Namun, jika di kaji ulang, Yahiko adalah salah satu anggota mafia, bukankah tidak mungkin baginya bertindak jauh, bahkan untuk mengejar Neji sampai ke London pun harusnya pria itu dapat lakukan. Tetapi kenapa Yahiko hanya menyerang Neji ketika berada di Jepang? Ini mengganggu pikiran Naruto.

"Apakah selama di London kau pernah mendapatkan teror seperti di Jepang? Atau bahkan Yahiko menemuimu di sana?"

"Untuk teror, aku tidak mendapatkannya. Namun, dia pernah menemuiku ketika di London. Dia memintaku untuk menyelundupkan narkoba melalui perusahaanku. Tentu dengan dalih mengirim barang keperluan kontruksi. Tapi aku tidak ingin menyetujui pun tidak dapat menolak karena ia mengancamku akan menghabisi hartaku satu-satunya, yaitu adikku."

"Jadi kau menyetujuinya?"

Neji menggeleng. "Pertemuan kita berakhir karena aku tak menjawab, ia pergi dan kembali lagi setelah beberapa minggu. Dia kembali menemuiku dengan membawa 2 koper kokain. Ia menyuruhku untuk mengirimkannya. Aku tidak berani, sehingga aku mendiamkan benda itu sembari berharap Yahiko tidak kembali lagi. Ternyata ... doaku terkabul, dia tidak pernah kembali lagi hingga sekarang dan aku membuang barang haram itu dengan segera."

"Kapan kejadiannya?"

"Setahun setelah aku pindah dan aku tidak pernah bertemu lagi hingga sekarang."

"Ini aneh." Gumam Hinata.

"Menurutku juga begitu. Kokain dua koper penuh pasti harganya fantastis, kerugiannya sampai miliaran, tapi kenapa dia tidak kembali? Bukankah ini terlalu janggal?" Ujar Naruto.

"Kau benar. Apakah dia tertangkap polisi sebelum berhasil menemui kembali kakakku?"

"Kita harus mencari tahu hal ini. Kalau memang benar dia sudah tertangkap, kenapa sekarang ia berkeliaran dan meneror Neji-san? Jika mendengar dari cerita Neji-san, harusnya ia mendapat hukuman paling berat, minimal seumur hidup dan paling berat hukuman mati."

Neji menggenggam kedua tangan Naruto, ia menatap Naruto dengan tatapan memohon. "Tolong cari tahu. Aku tidak bisa hidup tenang jika terus di teror begini."

Naruto menepuk punggung tangan Neji, "Pasti akan aku cari tahu sampai tuntas."

Tentu... karena ini salah satu caraku menemukan pembunuh kakak.

***

Tak pernah terbayangkan oleh Naruto, jika menangani kasus ini begitu menguras waktu dan tenaga. Si pelaku begitu lihai menipu para detektif yang selama ini mencarinya. Bahkan dengan liciknya pelaku menyewa seseorang untuk menggantikannya. Sebenarnya maunya apa? Apa pelaku sengaja mempermainkan para detektif?

The Case ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang