Sesuai dengan informasi yang diterima Sasuke, Naruto segera menyambangi pabrik pembuatan lakban DS Corp bersama Hinata. Benar saja, tempatnya tidak jauh dari bumi perkemahan.
"Kita sudah sampai." Naruto membuka seatbelt miliknya lalu keluar mobil, begitupun dengan Hinata.
"Tempatnya sudah tidak terawat, gerbangnya juga dikunci." Ujar Hinata setelah melihat keadaan pabrik tersebut.
Pabrik usang dengan karat disetiap pintu gerbang dan tiang penyangga besi tersebut menandakan jika tempat tersebut sudah tidak terjamah lagi.
"Tapi coba kau lihat, gemboknya seperti baru, apa mereka masih menggunakannya?" Naruto berucap sembari memegang gembok yang terkunci di pintu gerbang.
Hinata menghampiri Naruto, meneliti gembok yang berada di tangan Naruto, "Kau benar." Hinata kemudian menoleh ke arah Naruto, "Jadi bagaimana? Apa kita akan menerobos masuk?"
"Itu ilegal. Kita butuh surat tugas untuk masuk."
"Tapi kalau tidak ada yang tahu sepertinya tidak masalah. Aku akan tutup mulut." Hinata menggerakkan tangannya di depan mulut dari kiri ke kanan.
Naruto menggeleng heran, dulu Hinata adalah gadis yang taat aturan, tapi sekarang gadis itu menyuruhnya melanggar aturan. Naruto menengadah meneliti dari setiap sudut, barangkali ada CCTV, jika ada ia tidak dapat menerobos masuk begitu saja. Dirasa aman karena tidak ada CCTV, Naruto pun memutuskan untuk menyetujui usul absurb Hinata.
"Kau jaga di sini, kalau ada yang mencurigakan segera telepon aku!"
"Kau serius menyetujui ucapanku?"
"Memangnya kenapa?"
Hinata menyengir, ia menggaruk pipinya, "Tidak ada," padahal aku hanya asal bicara tadi, tapi ya sudahlah tak apa.
Naruto mengabaikan Hinata yang plin-plan, ia kemudian memanjat pagar yang hanya sebatas kepalanya tersebut dengan cepat agar tak ada orang yang lihat.
Naruto melompat turun, ia kemudian masuk pabrik yang kosong tersebut. Tidak terlalu banyak ruangan di sini. Pabriknya pun terbilang kecil. Satu ruangan besar di tengah-tengah dengan mesin yang mulai berkarat dan ada beberapa ruangan kecil yang mungkin dulunya ruangan untuk staf.
Sekilas tidak ada yang aneh di pabrik tersebut, namun ketika melihat satu ruangan yang tertutup rapat, Naruto merasa penasaran. Menarik hendel pintu, ternyata pintu itu terkunci, berbeda dengan ruangan lainnya yang terbuka dan tak terkunci. Mengintip di balik jendela pun percuma, gelap dan tertutup tirai dari dalam.
Membuang napas berat, Naruto memutuskan untuk kembali. Ia juga khawatir jika Hinata mendapatkan masalah jika terlalu lama menunggu di sana.
.
Hinata terperanjat, kegaduhan yang berasal dari gerbang besi tersebut menyadarkannya dari rasa kantuk. Ia bosan menunggu setelah tadi sempat berbincang dengan warga sekitar yang kebetulan lewat.
"Apakah ada orang?" Naruto bertanya dengan suara kecil dari balik celah pintu gerbang.
"Tidak ada. Kau aman." Hinata menjawab apa adanya dan Naruto mengangguk mengerti. Pria itu memanjat pintu gerbang lalu melompat turun.
"Bagaimana?" Tanya Hinata penasaran.
"Sejauh ini rasanya normal, tapi ada satu yang mengganjal."
"Apa itu?"
"Ada satu ruangan yang terkunci rapat, berbeda dengan ruangan yang lainnya yang terbuka bebas. Ku rasa seseorang masih menggunakannya. Hendel pintunya pun terlihat bersih dibanding yang lain."
![](https://img.wattpad.com/cover/280499032-288-k319985.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Case ✔️
Misteri / ThrillerCollaboration of Saliyyu and Cahayapu Naruto seorang detektif handal di kepolisian Jepang, harus menangani kasus pembunuhan berantai yang sudah terjadi sekitar lebih dari sepuluh tahun lalu. Hinata seorang dokter forensik di rumash sakit kepolisian...