PART 5

1.6K 240 4
                                    

"Gak perlu sok keras belajar, kalo sakit aja nyusahin" Ucap Haechan begitu melewati kamar Renjun dan melihat kembarannya itu tengah mengerjakan beberapa soal latihan.

"Peduli lo apa? Gue juga belajar buat lo kan?" Tanya Renjun menatap Haechan dari ambang pintu.

Haechan masuk ke kamar Renjun lalu duduk di sofa kamarnya, "Ngomong-ngomong, impian lo apa sih?" Tanya Haechan pada Renjun.

Yang ditanyai hanya memutarkan bola matanya malas, "Sejak kapan lo peduli sama urusan pribadi gue?" Tanya Renjun masih mengerjakan soalnya dengan tangan yang menumpu kepala.

"Ya siapa tau impian lo menarik, kan lo pinter, jago nyanyi, good looking pula" ucap Haechan mendapat seringai dari Renjun.

"Gue anggep itu pujian dan Terimakasih. Dan sekarang gue balikin pertanyaan itu ke lo. Lo pinter, jago nyanyi juga dan good looking, dapet plus juga dari dukungan dari mama, impian Lo apa?" Tanya Renjun yang sekarang menaruh penanya dan memberikan seluruh atensinya pada Haechan.

"Gue? Gue pengen jadi direktur perusahaan dan punya perusahaan sendiri kayak papa" ucap Haechan sambil menatap langit-langit kamar Renjun.

"Impian lo udah bagus, dan sekarang tinggal lo nya yang mau apa enggak mewujudkan mimpi lo tanpa bantuan orang lain?" Tanya Renjun, Haechan mendelik tidak terima.

"Maksud lo apa sih? Lo nganggep semua yang gue punya sekarang itu karena orang? Karena Lo?!" Tanya Haechan menaikkan nadanya.

"A little bit, Lo, Jeno dan Jaemin dapet kasih sayang dari mama yang gue sendiri gak dapet, lo naik kelas karena papa nyuruh gue buat kasih contekan ke lo, dan sekarang, mama nyuruh gue untuk ngasih lo bertiga kepintaran yang gue punya untuk masukin kalian bertiga ke universitas yang kalian mau, apa itu gak bikin gue sakit?"

"..gue ngasih contekan sama kalian bertiga, hasil mikir dari otak gue sendiri. Dan sekarang mama bilang gue harus bikin salah satu dari kalian jadi juara 1 dikelas, apa gue baik-baik aja Chan?"

"Renjun, kalo lo emang gak mau, lo bisa buat berenti lakuin itu" ucap Haechan marah.

"Sejauh apapun gue ngehindar, semakin juga mama maksa gue!"

"OKE FINE! Jadi sekarang mau Lo apa, Jung Renjun?!" Haechan menarik tangan Renjun hingga Renjun berdiri tepat didepannya.

Renjun menepis tangan Haechan yang memegang erat tangannya, "Gak usah ganggu gue!" Ucap Renjun lalu duduk kembali dibangkunya.

Karena dipenuhi emosi, Haechan kembali menarik Renjun dan memberikan tamparan yang amat kencang hingga tubuh Renjun jatuh tersungkur dilantai marmernya.

"Ssh," Renjun mendesis kala pipi sebelah kirinya nyeri luar biasa sehabis tamparan mendarat mulus di pipinya.

"Jangan berharap lebih karena papa jadi baik, lo berlaku semaunya, Renjun!" Bentak Haechan.

"Bukan gue yang mau, lagian papa gak sepenuhnya ada pihak gue. Papa itu labil, tapi mama yang gak suka sama gue. Mama berasumsi kalau gue selalu buruk dimatanya dan aduin itu semua ke papa, apa gue tahan digituin, Chan?" Tanya Renjun.

"Apa lo tau, Renjun? Waktu itu gue, Jeno sama Jaemin dimarahin sama mama karena apa? Karena nilai kita jelek, dan lo gak kan? Jadi mama itu adil!" Ucap Haechan.

"Hah? Adil, itu yang lo bilang adil? Dimana mama disaat gue sakit kayak kemarin, bahkan dia nampar gue 2 kali karena dia malu dan gue dianggap nyusahin, apa itu adil?"

Renjun mulai berkaca-kaca sehabis berbicara, "Hidup gue udah banyak cobaannya, Chan. Jangan ditambah lagi, nantinya gak akan bisa gue tampung semua" ucap Renjun menatap Haechan yang berdiri didepannya.

𝐋𝐚𝐬𝐭 𝐧𝐨𝐭𝐞𝐝 ; 𝐇𝐮𝐚𝐧𝐠 𝐑𝐞𝐧𝐣𝐮𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang