Ujian kelulusan hanya tinggal dihitung jari, lima hari untuk mengistirahatkan tubuh cukup untuk sebagian orang, namun tidak bagi Renjun.
5 hari menuju ujian kelulusan, Jadwal Renjun dipenuhi dengan les kesana dan kesini. Belum lagi dia harus memikirkan matang-matang plan yang selama ini ia susun demi masa depannya.
Ayahnya memang mengijinkan Renjun untuk melakukan semua plan yang sudah anaknya buat. Tapi Renjun tidak yakin mama nya akan mengijinkan, jangankan mama-nya, pasti kembarannya pun tidak ingin melihat Renjun sukses sendiri.
Berjalan-jalan mengitari sudut kamarnya sambil membawa salah satu dari tiga buku tebal yang dia pilih dan sudah menemaninya 1 tahun belakangan ini, sesekali menatap kearah luar untuk melihat kejadian menarik yang ada diluar kamarnya.
"Pokoknya gue harus bisa!" Renjun meyakinkan dirinya sendiri sambil melihat pantulan tubuhnya dari cermin di kamarnya.
Surai coklatnya yang acak-acakan seperti baru saja bertengkar, matanya yang terlihat menghitam karena kekurangan tidur, belum lagi kaos yang dipakainya sedikit kusut karena jika tidak bisa menghafal dia akan berguling-guling, baik itu dikasur maupun dilantai.
"Jung Renjun ayo dong!" Renjun memukul-mukul kepalanya karena sedari tadi tidak berhasil menghafal yang jadi tujuannya.
"Mein name ist renjun, Jung Renjun. Ich komme aus Korea, und bin 18 Jahre alt. Ich studiere music"
Ceklek
Renjun segera menutup bukunya lalu menyimpannya dibalik selimut. Dia melihat seseorang di ambang pintu kamarnya, itu ayahnya.
"Renjun kamu yakin?"
"Kenapa harus gak yakin? Ini kemauan Renjun sendiri pa. Apa sekarang papa tidak mengijinkan?"
"Bukan begitu, hanya saja---"
"Jika papa tidak mengijinkan pun Renjun akan tetap pergi" ucapnya sembari menatap kesal pada sang ayah.
"Kamu disana dengan siapa?"
"Sendiri, lagipula Renjun tidak butuh siapa-siapa. Renjun ingin menggapai impian Renjun pa, apa tidak boleh?"
Jaehyun menghela nafas panjang, keputusannya untuk mengijinkan Renjun sudah dibicarakan seminggu sebelum hari ini. Tapi entah kenapa, Jaehyun sedikit tidak rela, dia hanya merasakan ada sesuatu yang terjadi jika anaknya pergi nanti.
"Apa perlu papa temani?" Tanya Jaehyun pada Renjun, yang ditanyai hanya memberikan senyum miring, "Lalu Renjun dimarahi lagi oleh mama, itu yang papa mau?"
"Dengar papa, jika kamu disana kamu dengan siapa? Papa tidak bisa memastikan keadaan kamu Renjun!" Ucapnya sedikit meninggi.
"Renjun sudah biasa sendiri, jadi papa tidak perlu berlebihan seperti ini" ucap Renjun, dia mengambil buku yang sempat ia sembunyikan dibalik selimutnya.
"Lihat," Ucap Renjun sambil memperlihatkan buku miliknya. "Jika papa tidak mengijinkan, 279 halaman Renjun akan sia-sia" Ucapnya.
"Tinggal 20 halaman lagi pa. Lagipula bukannya papa bisa mengunjungi Renjun sesekali, kolega papa, bukannya ada disitu?"
Jaehyun terlihat berpikir sejenak, dia menatap putranya dengan tatapan yang sulit diartikan. "Kau boleh pergi, tapi ingat! Jika ada apa-apa hubungi papa!" Ucap Jaehyun lalu keluar dari kamar Renjun.
"Kekhawatiran papa bakal tertutupi dengan sikap mama nanti, gue yakin"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐚𝐬𝐭 𝐧𝐨𝐭𝐞𝐝 ; 𝐇𝐮𝐚𝐧𝐠 𝐑𝐞𝐧𝐣𝐮𝐧
Random📌 Berganti judul dari "For now and forever" menjadi "Last noted" "Papa adalah alasan Renjun untuk bertahan dan alasan Renjun tidak bertahan adalah Mama"