Seminggu setelahnya, Renjun tidak mau menatap Jaehyun barang sekalipun. Bahkan ketika di meja makan pun, Renjun tidak melihat kearah ayahnya.
Waktu itu Jaehyun benar-benar menandatangani perijinan itu, setelah Renjun sadar dia kecewa pada ayahnya. Kenapa malah ditandatangani, dia sudah benar-benar bosan hidup.
"Nak, dengarkan papa" Jaehyun menahan pintu kamar Renjun yang sebentar lagi ditutup oleh pemiliknya.
"Apa, pa?" Renjun menepis tangan Jaehyun yang ingin memegang tangan satunya, Jaehyun menghela nafas panjang, anaknya benar-benar kecewa dengannya.
"Kamu tau papa sayang sama kam---"
"Jika papa sayang dengan Renjun kenapa menandatangani surat itu?! Papa mau nyiksa Renjun?!" Tanyanya kesal, jujur saja Renjun malas berhadapan dengan ayahnya itu, tapi mau bagaimana lagi, ia masih belum ada jadwal jadi tidak ada alasan untuk pulang ke dorm.
"Nak, dengar pap--"
"Bukan seperti ini pa, Renjun lelah, papa tau? Jika papa tidak menandatangani surat itu pasti Renjun sudah tenang, tidak sakit lagi" Ucapnya menatap ayahnya, Jaehyun memejamkan matanya sebelum matanya kembali menatap putranya.
"Renjun, kita bisa cari bersama-sama orang yang akan mendonorkan jantungnya untukmu, masih ada waktu, nak" ucap Jaehyun.
"Tidak mungkin, pa. Tidak mungkin ada orang yang menyia-nyiakan hidupnya"
"Renjun, jika papa tidak menandatangani surat itu apa kamu akan masuk kedalam kelompok orang yang menyia-nyiakan hidupnya?"
Renjun terdiam akibat perkataan Jaehyun, jika ayahnya tidak menandatangani sama saja Renjun menyia-nyiakan kesempatan hidupnya.
"Papa tidak tau-- papa tidak tau rasanya jadi Renjun!"
"Papa memang tidak tau karena kamu tidak pernah bercerita apapun tentang perjalanan yang kamu lalui pada papa, tidak seperti yang lain"
"Renjun sudah besar pa".
"Mau kau besar atau masih kecil itu sama saja, kamu tetap anak papa. Kamu selalu menutupinya dari papa, termasuk kamu penyakit kamu, papa tau sendiri Renjun. Kamu tidak menganggap papa ada?"
"Jika ya, tolong ubah pola pikirmu. Jika dulu kau berfikir kau sudah besar kau tidak perlu papa atau mama lagi, tolong ubah, hargai papa juga"
Renjun terdiam ditempatnya dengan menatap kearah ayahnya, yang Jaehyun bicarakan itu benar adanya. Renjun tidak pernah mengikutsertakan ayahnya dalam kehidupan sehari-harinya, dia selalu berfikir bahwasanya dia bisa sendiri.
"Papa mama sayang Ren---"
"Tidak,"
"Apa maksudmu?"
"Mama tidak sayang Renjun"
"Kenapa berbicara seperti itu?"
"Papa adalah alasan Renjun untuk bertahan dan alasan Renjun tidak bertahan adalah mama"
"Renjun!"
"Apa?! Renjun lelah, bisa tidak kabulkan satu permintaan Renjun?"
"Apa? Kalau menyerah tentu saja papa larang"
"Papa egois, papa tidak memikirkan perasaan Renjun! Renjun kecewa dengan papa"
Renjun menutup pintu kamarnya menimbulkan suara kencang karena pintu itu ditutup secara kasar, Jaehyun menghela nafasnya lelah, anaknya akan susah dibujuk jika seperti itu.
-||-
Keheningan menyelimuti keduanya, saling membuang muka tidak menatap sama lain. Seharusnya Renjun meminta ayahnya untuk merahasiakan ini dari anggota keluarganya yang lain, tapi apa boleh buat, Jaemin sudah mengetahuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐋𝐚𝐬𝐭 𝐧𝐨𝐭𝐞𝐝 ; 𝐇𝐮𝐚𝐧𝐠 𝐑𝐞𝐧𝐣𝐮𝐧
Random📌 Berganti judul dari "For now and forever" menjadi "Last noted" "Papa adalah alasan Renjun untuk bertahan dan alasan Renjun tidak bertahan adalah Mama"