Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sayang, aku ingin menghadiri pertemuan penting di Kerajaan Halfmoon."
"Sekarang?"
"Iya." Archilles mengangguk, lalu tidak lama ia kembali berujar, lebih tepatnya bertanya, "oh iya, hari ini kamu ingin berkebun lagi atau tidak?"
"Sepertinya iya. Memangnya kenapa?"
"Tidak, aku hanya bertanya saja." jawab Archilles. Ia menjauh dari kaca besar itu, melangkah mendekati Arselin dengan penampilan yang sudah rapi dan tampan.
"Aku pergi sekarang, ya."
"Aku antar. Sekalian ingin ke kebun."
"Oke." Sebelum pergi, Archilles lebih dulu mengambil tangan Arselin, lalu menyelipkan tangan Arselin ke pergelangan lengannya. Setelah itu, barulah ia melangkah sedari menggiring Arselin.
"Kerajaan Halfmoon itu adalah Kerajaan yang dipimpin oleh kakakmu, kan?" tanya Arselin di tengah perjalanan. Ia berdehem singkat. "Kalau tidak salah, namanya Pangeran Christiano, benar?"
"Benar sekali."
"Wah, kalau begitu, sampaikan salamku untuk Pangeran Christiano, ya."
"Tentu." balas Archilles sambil tersenyum.
Arselin spontan mengulas senyumannya juga.
Senyuman Archilles memang selalu dapat membuat Arselin ikut tersenyum. Kedua mata yang ikut tersenyum, menjadikan senyumannya makin terlihat hangat.
Jika ditanya hal apa yang paling Arselin suka dari Archilles, tanpa berpikir panjang lagi, Arselin akan mengatakan senyumannya.
Benar-benar menawan.
"Ada apa?"
"Aku jadi penasaran," Arselin mengambil jeda, "jika nanti kamu ditugaskan seperti Pangeran Christiano, berarti tempatmu bukan lagi di Kerajaan ini, ya?"
"Dan kamu akan memimpin suatu wilayah. Begitukan?"
"Ya, benar sekali."
"Jika di dunia manusia. Kerajaan yang saat ini kita tempati adalah tempat dimana Presiden berkerja. Persis seperti Ayahku, ia pemimpin seluruh negeri ini."
"Wilayah-wilayah di negeri ini adalah kota jika berada di dunia manusia. Dan di setiap kota diharuskan ada pemimpinnya, yaitu kami, para Pangeran serta jajaran anggota Kerajaan."
