22. New Fact

158 35 19
                                    

Rhino, sebenarnya, kau siapa?

❝Rhino, sebenarnya, kau siapa?❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tok. Tok. Tok.

"Arselin?"

"Kau sedang tidur?"

Tidak ada jawaban. Sudah Rhino duga.

Dua hari ini Arselin tidak keluar kamar. Sama sekali tidak keluar kamar. Di dua hari ini juga Rhino selalu membawa makanan untuk Arselin. Dari pagi, siang sampai malam.

Rhino jadi khawatir. Pasalnya pintu itu tidak kunjung dibukakkan oleh Arselin.

Rhino meletakkan piring. Lalu menatap lamat-lamat pintu kamar Arselin. Bukan hanya menatap, tapi Rhino sedang memfokuskan diri untuk merubah jiwanya menjadi seorang vampir. Karena dengan itu, Rhino dapat menebus pintu tersebut.

"Arselin!"

Dugaan Rhino benar. Keadaan Arselin buruk. Dua hari tidak makan sama sekali membuat keadaannya memburuk. Benar-benar buruk. Rhino sampai terkejut melihat tubuh Arselin yang menjadi sangat kurus, namun perutnya besar.

Rhino gelagapan. Ia mencoba menenangkan diri sebelum akhirnya mendekati Arselin.

"Tolong, jangan seperti ini." ucap Rhino disela memindahkan Arselin menuju kasur.

"Tinggalkan aku sendiri."

"Tidak."

"Rhino, pergi kumohon."

Rhino berbalik, keluar mengambil piring berisikan makanan untuk Arselin.

"Aku akan pergi setelah kau makan."

"Ayo." kata Rhino yang meminta Arselin membuka mulutnya.

Alih-alih membuka mulut, Arselin malah membuang pandangannya. Ia melengos dan tidak peduli dengan tangan Rhino yang tengah mematung di depannya.

"Anakmu nanti kelaparan, Arselin."

"Aku tahu kau sedang sedih. Tapi tolong jangan egois. Pikirkan kondisi anakmu juga. Setidaknya makan sesuap, tubuhmu sangat kurus."

Arselin mulai menangis. Menangis dalam diam dengan tetesan deras.

Rhino meletakkan sendok dan piring itu. Menunggu Arselin selesai menangis. Saat tangisannya mulai reda, Arselin menggulir pandangannya, menatap Rhino dengan wajah berantakannya. Lingkaran hitam di bawah mata Arselin menambah kesan buruk keadaannya saat ini.

"Aku lebih baik mati sekarang." Itulah yang Arselin katakan pertama kali setelah terdiam tadi.

"Aku tidak peduli lagi dengan Archilles. Ia pembohong dan aku benci dengan seorang pembohong."

Rhino tertampar. Sangat.

Ia juga jadi takut berhadapan dengan Arselin.

"Tapi anakmu... ia tidak pantas mati. Ia tidak bersalah."

Blood & LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang