30. Two Choices

119 31 10
                                    

Aku sangat mencintai Arselin.

Beberapa hari ini Archilles menghabiskan hampir seluruh waktunya di perpustakaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa hari ini Archilles menghabiskan hampir seluruh waktunya di perpustakaan. Pagi dan malam, Archilles habiskan di sana. Archilles sama sekali tidak kembali ke kamar.

Sudah banyak buku yang Archilles baca, namun, sampai detik ini Archilles belum menemukan apa yang ia cari– yakni buku yang memuat informasi tentang manusia berdarah biru dan makna lain keberadaannya.

Archilles membutuhkan pengetahuan semacam itu untuk menyelamatkan Arselin tanpa menghancurkan dunia.

Tapi rasanya pelik, sebab Archilles tidak kunjung menemukan buku itu. Perpustakaan besar ini sudah Archilles jelajahi, sudah Archilles singgahi tiap sudutnya. Tapi, apa?

Archilles tetap tidak menemukannya.

Padahal, sebelum dirinya diutus mencari manusia darah biru, Archilles sempat melihat buku berjudul demikian di perpustakaan ini. Tapi apa sekarang?

Wujudnya saja tidak dapat ditemukan.

Archilles pusing. Ditambah lagi Rhino tidak henti-hentinya mengirimkan sinyal batin.

Iya, Archilles tahu, Arselin pasti yang meminta. Tapi untuk sekarang, rasanya berat untuk bertemu Arselin– meskipun Archilles sudah rindu setengah mati kepada perempuan itu.

"Pangeran, Putri Neoma ingin bertemu dengan Pangeran." kata pelayan perpustakaan.

"Sekarang?"

"Iya, sekarang, Pangeran."

Archilles berdecak tipis. Kemudian ia mengintrupsi pelayan itu untuk pergi.

Setelah pelayan perempuan itu menhilang, Archilles menutup buku bacaan sebelum akhirnya ia berdiri lalu melangkah keluar.

Di ambang pintu, Archilles berpapasan dengan Krystal. Archilles sempat tersenyum menyapa penyihir perempuan itu sebelum melanjutkan langkah kaki menuju kamar Neoma.

Archilles sudah melangkah jauh, tapi sampai detik ini Krystal masih belum melanjutkan langkahnya. Ia masih berdiri di ambang pintu, memperhatikan jejak kepergian Archilles.

Saat raga Archilles sudah tak terlihat, Krystal pun mengulas senyumannya, lalu mengeluarkan sebuah buku berwarna emas dari kantong jubahnya.

Saat raga Archilles sudah tak terlihat, Krystal pun mengulas senyumannya, lalu mengeluarkan sebuah buku berwarna emas dari kantong jubahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Blood & LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang