25. Believe Me, Arselin

146 35 17
                                    

Jangan pernah tinggalkan aku

Setelah mendengar pengakuan Arselin itu, Rhino lantas memanggil Archilles untuk datang ke rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mendengar pengakuan Arselin itu, Rhino lantas memanggil Archilles untuk datang ke rumahnya. Dan tidak butuh waktu lama Archilles pun datang. Ia datang dengan terburu-buru menghampiri Arselin yang sedang berada di kamar.

Meskipun Rhino tidak berada di dekat kamar, namun Rhino mendengar jelas tangisan Arselin makin pecah setelah Archilles berada di dalam kamar.

Lucu sekali.

Padahal saat ini Rhino sedang berada di rumahnya sendiri, namun mengapa Rhino merasa kalau dirinya tidak pantas ada di sini?

Rhino takut menganggu waktu mereka berdua. Padahal kalau mau, Rhino-lah yang berhak mengusir keduanya karena telah menganggu kenyamanan.

Aneh.

Rhino tidak mengerti dengan apa yang dirinya rasakan kini. Terlalu sulit untuk dipahami untuk dirinya yang terlalu bodoh perihal perasaan. Ini hal yang tabu bagi Rhino.

Rhino beranjak dari duduknya. Ia keluar.

Memandang lurus ke depan. Tanpa tujuan.

Sayup-sayup terdengar longlongan merdu. Lalu tak berselang lama, terdengar lagi longlongan lain yang menyahut. Rhino mengangkat pandangannya menuju langit.

Bulan bersinar terang. Bulannya penuh yang membuat Rhino langsung paham mengapa ada longlongan suara tadi.

Bugh!

Suara dentuman itu berasal dari jejak kaki besar Rhino yang menghantam tanah.

Begitu sudah berubah wujud seutuhnya, Rhino mengangkat kepalanya lalu mengudarakan suara longlongannya. Panjang sekali, terdengar merdu namun juga terdengar menyedihkan.

Longlongan itu seperti menyimpan cerita tersirat yang Rhino tak ingin ceritakan, namun ia ingin semuanya tahu kalau dirinya sedang resah.

Tap!

Tap!

Tap!

Rhino melangkah cepat. Ia menerobos apapun yang ada di depannya. Melompat dari pohon ke pohon lalu kembali berlari sekencang-kencangnya. Seolah tidak peduli jika di tengah jalan ada ranting kayu atau benda tajam yang mungkin saja melukai kakinya.

Rhino terlalu resah sampai-sampai membuat dirinya ingin terus berlari tanpa tujuan. Rhino tidak memperdulikan adanya makanan hidup di sana. Ia melalui mereka saja.

Karena tadi. Rhino hanya ingin mengungsikan dirinya dari semua.

Di suatu bukit. Jauh dan tinggi tempatnya, di sanalah Rhino berhenti melangkah dari perlariannya.

Blood & LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang