Mata Ecy terbuka lebar, jantungnya berdetak kencang, dan tangannya mendadak gemetar. Kakinya terasa tremor. Ecy memegang kuat rak disampingnya saat dia hampir terjatuh. Cewek itu terkejut melihat orang di depannya ini. Matanya mulai terasa panas dan berair. Mata keduanya tak saling lepas, seolah ada rasa rindu yang tersimpan didalamnya.
Sampai akhirnya mereka tersadar saat petugas minimarket tersebut datang membersihkan minuman jeruk yang tumpah. "Permisi kakak dan abang." Sedikit terdengar judes nada bicara sang pegawai minimarket. Pasalnya kedua manusia itu hanya saling tatap saja tanpa berniat membersihkan kekacauan ini.Dengan cepat Ecy menghindar, membiarkan petugas itu membersihkan minuman jeruknya yang pecah. Cewek itu mengambil botol minuman jeruk yang kosong itu dan memungut barang belanjaannya yang lain.
Ecy memasukkan belanjaannya lagi kedalam keranjang belanjaannya yang dipegang orang tadi. Dia sedikit gugup bertemu dengan orang ini.
"Makasih," seru Ecy dengan pelan namun masih terdengar oleh cowok itu.
Tanpa berpikir pesanan dari kedua sahabatnya, Ecy mengambil tiga snack sembarangan dan pergi ke kasir membayar belanjaannya. Cowok itu memanggil salah satu anak dari segerombolan anak kecil tadi. Meminta anak-anak tersebut untuk bermain keluar dan mereka menurut. Lalu cowok itu menghampiri Ecy.
"Pakai ini aja, Mbak." Cowok itu mengeluarkan kartu hitamnya, memberikannya ke kasir minimarket.
Melihat itu dengan buru-buru Ecy menolak. "Jangan Mbak! Pakai uang saya aja, berapa semuanya, Mbak?" Ecy mengeluarkan dua lembar uang warna merah di dompetnya.
"Jangan Mbak! Pakai ini aja!"
Kasir minimarket tersebut jadi bingung, ditambah lagi dengan aura si cowok yang sedingin kutub selatan itu membuat mbak-mbak kasir minimarket tersebut merinding takut. Walau tampang cowok itu ganteng tapi aura dinginnya benar-benar membuat orang-orang disekitarnya menjadi takut.
"Jadi pembayarannya pakai yang mana, yaa?"
"Pakai ini aja," jawab Ecy dan cowok itu bersamaan.
Kasir minimarket itu semakin bingung saat Ecy menyerahkan cash Rp. 200.000,- dan cowok itu menyerahkan black cardnya. Yang manakah yang harus dia pilih sedangkan keduanya kekeh dengan pendirian masing-masing? Sedangkan dibelakang kedua pasangan sejoli itu masih ada pelanggan yang ingin membayar juga.
Ecy merasa tidak enak sudah membuat orang-orang pada menunggu. Dengan berani dia memegang tangan cowok itu, menurunkan tangan cowok itu yang memegang black card, lalu mengulurkan uang cashnya ke kasir tersebut.
"Ini Mbak, pakai uang saya aja." Ecy memberikan uang cashnya. Namun belum sempat Mbak kasir itu mengambilnya, ada tangan lain yang lebih dulu mengambilnya dan memasukkan uang tersebut kedalam kantong belanjaan Ecy. Lalu menyerahkan black card miliknya ke kasir tersebut dan transaksi pun telah berlangsung.
Mbak kasir itu memberikan kembali kartu ATM milik cowok itu dan menghitung belanjaan cowok itu.
Ecy menatap cowok itu sangat lama, yang ditatap hanya meliriknya acuh tak acuh. Bibirnya cemberut dan berlalu pergi. Dia melampiaskan rasa kesalnya lewat pintu minimarket yang ditutupnya dengan kasar.
Saat sudah keluar minimarket, Ecy justru dihadang oleh para bocil yang menjatuhkan belanjaannya tadi.
"Kakak Cantik udah keluar, Abang El mana?" tanya anak kecil yang menjatuhkan keranjang belanjaan Ecy.
"Abang El?" tanya Ecy bingung.
"Iya. Tadi Abang El ngobrol sama Kakak Cantik, kan?"
Ecy berpikir sebentar lalu dia mengangguk mengerti. "Oh, Abang El yang kamu maksud itu Abang Welly?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TIGA SEKAWAN
Random"Gue ngerasa jadi sahabat Aldy gak guna banget. Gue seharusnya dukung dia sama lo Cy, bukannya malah ngambek terus diemin dia sampe berhari-hari. Hiks!" Nisa menutup wajahnya sambil terisak. Ecy dan Sifa yang melihat Nisa tiba-tiba menangis, bergera...