34. BERITA BURUK

4 1 0
                                    

Baru pertama kali ini Ecy berkunjung ke SMA Pelita Bangsa. Jika bukan karena Welly, mungkin sampai kapanpun Ecy tidak akan bisa menginjakkan kakinya di sekolah ini, jika dia bukan murid disini.

Orang luar yang tidak berkepentingan benar-benar tidak bisa masuk ke sekolah ini. Apalagi anak dari SMA Haruda sepertinya. Jangan harap bisa menginjakkan kaki disini.

Untuk sekedar berdiri didepan gerbang saja, Ecy pastikan tidak ada teman sekolahnya yang berani. Karena anak-anak dari SMA Pelita Bangsa benar-benar menakutkan.

Lihatlah sekarang, tatapan mereka pada Ecy benar-benar membunuh. Jika saja cerita ini bergenre fantasi dan mata anak-anak itu mengeluarkan semacam kekuatan, maka Ecy sudah sekarat berdiri ditempatnya sekarang.

Welly yang menyadari kekhawatiran Ecy yang berdiri disampingnya, menggenggam erat tangan cewek itu, menyalurkan rasa tenang.

Ecy membalasnya dengan memegang tangan keduanya yang bertaut.

"Tatapan mereka nyeremin banget," bisik Ecy pada Welly yang langsung mendapat kekehan kecil dari cowok itu.

"Tenang aja. Mereka gak jahat kok," ujarnya sambil membelai lembut rambut Ecy dan menyelipkan rambut Ecy ke telinga.

Bukannya makin reda tatapan para murid yang dilaluinya, justru secara terang-terangan melihat Ecy dengan ekspresi siap untuk bertarung. Bahkan mereka berkerumun menunggu didepan Ecy.

Ecy menelan salivanya, tangannya semakin erat menggenggam tangan Welly. Menyadari itu, Welly berhenti tepat didepan kerumunan itu.

Lalu kerumunan itu membelah menjadi dua dengan kehadiran seorang perempuan sambil membawa paper bag besar di tangannya. Cewek itu berdiri ditengah-tengah, berhadapan langsung dengan Ecy dan Welly.

"Teman-teman Lo suruh bubar gih. Cewek gue takut soalnya. Ah ya, tatapan mereka! Suruh lembutin, jangan tajam kek gitu!" seru Welly yang terkesan seperti perintah.

Cewek yang membawa paper bag itu menoleh ke belakang dan seketika itu juga para kerumunan anak perempuan pada bubar. Begitu juga dengan kerumunan anak laki-laki di belakang Ecy, yang sedari tadi mengikuti mereka, juga ikut bubar setelah mendapat tatapan perintah dari cewek didepan Ecy.

"Itu barang yang Lo bilang?" Tunjuk Welly pada paper bag besar yang dibawa cewek itu.

"Iya." Cewek itu menyerahkan paper bag itu pada Welly. "Sampein permintaan maaf gue ke Kak Olin ya. Maaf banget gue gak bisa ke pernikahannya."

"Iya, nanti gue sampein."

Ecy yang mendengar kata pernikahan Olin, menoleh cepat pada Welly. Raut wajahnya penuh tanya.

Welly yang menyadari itu berbisik di telinganya, "Nanti aku jelasin ya."

Interaksi keduanya tidak luput dari penglihatan cewek didepan mereka. Cewek itu menatap keduanya datar.

"Ya udah, kita pergi dulu ya," pamit Welly pada teman cewek didepannya.

"Lo gak mau ngenalin pacar Lo ke gue?" Seru cewek itu cepat.

"Lo mau kenalan?" Tanya Welly balik dengan tawa kecilnya.

"Why not?" Jawab cewek itu santai.

Welly mengangguk mengerti, lalu menoleh pada Ecy.

"Sayang, kenalin dia teman sekelas aku sekaligus rekan aku di OSIS, dia wakilnya." Seru Welly mengenalkan.

Ecy yang mendengar Welly memanggilnya sayang, mendadak pipinya blush. Dengan cepat dia menetralkannya, agar tidak terlihat salting.

"Ecy." Ecy mengulurkan tangannya pada cewek itu sambil tersenyum canggung.

TIGA SEKAWANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang