Pengakuan cintanya diterima Ecy, refleks Welly memeluk Ecy kuat, seolah ingin menyatukan tubuh mereka. Dia benar-benar bahagia sekarang. Ecy benaran menjadi miliknya. Selanjutnya adalah meresmikan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius. Mungkin itu nanti saat keduanya sama-sama kuliah.
Welly melepaskan pelukannya, menatap Ecy serius. "Sekarang kamu milik aku, awas aja kalo sampe ngelirik cowok lain."
Ecy terkekeh geli mendengar itu. Belum apa-apa Welly sudah posesif. Tapi Ecy suka, dia suka dengan sikap Welly ini. Itu artinya Welly sangat mencintainya.
"Oho! Kenapa malah ketawa?" cemberut Welly.
"Nggak, gak ketawa. Nih! Gak ketawa, kan." Ecy memasang wajah serius, berusaha menahan senyumannya, yang malah terlihat imut.
Welly menelan salivanya, hingga terlihat jakunnya naik turun. Wajah Ecy benar-benar indah. Cewek ini terlihat sangat cantik dibawah cahaya redup yang menyinari wajahnya itu. Tanpa sadar Welly memajukan wajahnya sambil memejamkan mata.
Kening Welly mengkerut, merasa aneh dengan apa yang disentuhnya. Sesuatu yang disentuhnya terasa lembut, tapi kenapa datar?!
Saat membuka mata, Welly semakin melebarkan matanya. Wajar saja datar, ternyata yang diciumnya adalah telapak tangan Ecy.
"Se~lamat." Ecy bernapas lega, berhasil menyelamatkan bibirnya dari sentuhan maut Welly.
"Kenapa ditutup sih? Gak mau aku cium?" Protes Welly.
Ecy mengangguk, tapi menggeleng juga.
"Dasar plin plan!" Welly ngambek, membenarkan posisi duduknya dan melanjutkan makannya.
Ecy mengulum senyumnya, melihat Welly yang ngambek. Ecy mengambil keripik kentangnya, membuka dan mulai memakannya.
"Ngomong-ngomong Riu itu siapa?" Tanya Welly dengan nada tidak bersahabat, namun masih fokus makan.
"Riu?"
"Hm!"
"Ada, deh. Dia orangnya sebelas dua belas kayak kamu."
"Kayak aku?"
"Iya, kayak kamu. Sikap dinginnya sama orang yang nggak dia suka, terus sikap hangatnya sama orang yang dia suka. Ginsul di giginya mirip kamu juga dan dia juga ganteng banget." Ecy terkekeh kecil mengingat momen dia nge-crush-in Riu.
"Kamu tau, pas pertama kali ketemu dia, jantung aku langsung berdetak kencang. Dan sejak saat itu juga aku ngejar-ngejar dia mulu, tapi secara gak langsung malah ditolak. Pas waktu itu aku sedih banget."
Ecy menghela napas berat, lalu melihat Welly. Ecy meringis, saat merasakan hawa gosong disekitar Welly. Sepertinya dia terlalu terbawa suasana saat menceritakan Riu. Lihatlah, betapa merahnya wajah Welly sekarang.
Welly memejamkan matanya perlahan. "Mending kamu cepetan lari atau sembunyi. Kalo sampe ketangkep, aku beneran cium kamu dan gak bakalan kulepas sampai aku puas."
Tanpa menunggu Welly menyelesaikan perkataannya, Ecy sudah berlari duluan saat mendengar kata 'cium' itu.
Welly menghembuskan napasnya kasar saat melihat Ecy sudah jauh diujung jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIGA SEKAWAN
Casuale"Gue ngerasa jadi sahabat Aldy gak guna banget. Gue seharusnya dukung dia sama lo Cy, bukannya malah ngambek terus diemin dia sampe berhari-hari. Hiks!" Nisa menutup wajahnya sambil terisak. Ecy dan Sifa yang melihat Nisa tiba-tiba menangis, bergera...