SELAMAT MEMBACA DAN SEMOGA SUKA SAMA CERITA INI
BANTU VOTE DAN COMMENT YAMalam hari ini udara terasa lebih dingin dari biasanya, membuat dua orang yang saat ini duduk ditaman dekat danau mengeratkan jaket yang mereka kenakan masing-masing.
"Karena malam ini kita akan berbagi cerita bolehkah aku memanggilmu kak Minho ?? Kurasa saat aku memanggilmu dengan sebutan tuan membuatku mengingat tingkah menyebalkanmu"
"Keke~ kau boleh memanggilku apa saja, sayang juga boleh" goda Minho
"Ckk~ baru saja aku berucap kau sudah menyebalkan lagi" Irene merotasikan matanya.
Mereka berdua terdiam sesaat menikmati semilir angin yang menerpa wajah mereka. Minho menatap Irene, mengagumi kecantikan gadis itu dari samping. Minho baru sadar bahwa dia tertarik pada gadis ini.
"Kak Minho seberapa besar kau sayang pada Lala ??"
"Pertanyaan macam apa itu Irene, tanpa orang bertanyapun mereka akan tau seberapa besar kasih sayangku pada gadis menyebalkan itu"
"Keke~ ya aku bisa lihat itu, tapi kalian lebih sering tak akurnya"
"Justru itu cara kita buat nunjukin kasih sayang kita"
"Kau tau saat malam dimana kakakku melamar Lala, jujur aku sangat bahagia. Akhirnya kakakku menemukan gadis pujaannya" Irene memulai pembicaraan seriusnya.
"Saat pertama kali aku mengenal Lala, aku langsung menyukai pribadinya yang hangat dan ceria""Semua orang akan mengatakan itu saat pertama kali mengenalnya"
"Bahkan kalaupun dia bukan gadis pilihan kakakku aku sudah memasukkannya di list orang-orang yang berarti untukku. Saat ini bahagianya juga jadi prioritasku" ucap jujur Irene.
Minho mendengar dengan seksama setiap ucapan Irene, dia tak menyangka bahwa gadis ini sangat menyayangi keponakannya. Bahkan saat ini aura keibuannya terlihat.
"Apa kau merasa kalau hari ini dia sedikit berbeda ??" Irene menatap serius Minho.
"Kau juga menyadarinya ??" Minho tak menyangka kalau Irene seperhatian itu pada ponakannya hingga dia juga menyadari sesuatu yang berbeda pada Lalisa.
"Ya Lala sedikit berbeda sejak george bersaudara berada disini lebih tepatnya kakak Rose disini, bukan begitu kak Minho ??"
"Kau benar-benar sangat peka pada situasi Irene, kau tau seharian aku memikirkannya"
Irene memegang tangan Minho erat dan menatap lekat pada mata pria itu.
"Mari kita berdua ikut andil menjaga hubungan Lala dan kakakku sampai mereka menemui hari bahagianya, dan siapapun yang akan mencoba mengusik hubungan mereka akan berurusan dengan kita. Kau setuju ??" ucap mantap Irene pada Minho. Minho menatap lekat gadis itu, tangannya saat ini membalas genggaman tangan Irene, setelah itu Minho mengangguk mantap dan tersenyum hangat.
"Terima kasih sudah menyayangi Lala sebesar ini" Minho berucap tulus.
Dan siapa yang tau tanpa mereka sadari timbul perasaan nyaman didalam hati keduanya.
Tak disangka hujan akan turun dipagi hari ini, udara yang sebelumnya dingin semakin bertambah dingin. Membuat siapapun yang saat ini berada didalam selimut enggan untuk bangun. Seperti halnya Lalisa dan Rose, mereka sudah bangun dari tadi tapi cuaca diluar membuat mereka mengurungkan niatnya untuk beraktifitas diluar.
"La setelah lama kita tak bertemu aku merasa ada yang berubah padamu"
"Aku tau Rose, aku berubah bertambah cantik. Bukan begitu ??" Lalisa melirik Rose dengan menaik turunkan alisnya, Rose hanya menatap jengah pada sahabatnya itu.
"Bukan itu La" Rose menjeda ucapannya.
"Aku tau ada yang kau sembunyikan dariku, ternyata kau tak seperti dulu lagi, kau dulu selalu terbuka tentang apapun padaku"Tentunya Lalisa sangat terkejut dengan ucapan sahabatnya dan timbul rasa bersalah padanya. Sahabatnya salah satu orang yang paling mengerti dirinya dari dulu bahkan sampai saat ini.
Lalisa berfikir apakah ini waktu yang tepat ??, Dia meyakinkan dirinya dan akhirnya memutuskan untuk menceritakan semuanya pada sahabat baiknya ini.
"Maafkan aku Rose, kau benar ada yang kusembunyikan darimu dan sekarang aku menyesalinya. Maafkan aku" Lalisa kini menoleh kesamping menghadap Rose.
"Bukan maksudku seperti ini Rose, aku hanya mencari waktu yang tepat untuk bercerita. Dan kurasa saat ini waktu yang tepat""Tak apa La jangan merasa bersalah sedikitpun, sekarang ceritalah aku akan mendengarkannya"
Lalisa sempat terdiam sesaat.
"Aku dan Taehyung . . . emm e kita sudah bertunangan" ucap Lalisa dengan menunjukkan jari manisnya yang terpasang cincin pemberian Taehyung.Rose yang mendengar dan melihatnya tentu saja sangat terkejut, dia langsung bangun dari berbaringnya dan saat ini duduk dengan menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
"Maafkan aku Rose, kau tau perasaanku padanya juga tumbuh begitu cepat. Entah aku tak tahu kenapa bisa seperti ini. Yang aku yakini aku percaya pada cintanya dan aku juga tak bisa berbohong aku sudah jatuh cinta padanya"
"La kenapa hal sebesar ini baru kau ceritakan padaku sekarang" ucap Rose dengan mata berkaca-kaca, Lalisa tau Rose sudah kecewa padanya karena tak jujur.
"Semua ini terjadi begitu cepat, bahkan aku masih tak percaya dengan mudahnya jatuh cinta pada pemuda yang aku kenal hanya dalam waktu 2 hari" posisi Lalisa saat ini sudah duduk berhadapan dengan Rose, dia memegang erat tangannya.
"Kau sangat mengenalku Rose, aku tak pernah jatuh cinta pada pemuda manapun. Sebelumnya aku tak pernah perduli pada pemuda yang mencoba mendekatiku. Tapi dia datang begitu saja dan dengan mudahnya membuatku menyerahkan hatiku padanya. Bahkan dalam hidupku aku tak pernah seyakin ini" Lalisa menunduk, air matanya menetes begitu saja.
Rose yang mendengar kejujuran sahabatnya ini langsung merengkuhnya dalam pelukan hangat.
"Maafkan aku sudah sempat kecewa padamu karena kau menyembunyikan hal penting dalam hidupmu padaku, maafkan aku. Saat ini rasa kecewaku hilang begitu saja saat aku tau bahwa sahabat baikku telah menemukan kebahagiaannya, cinta sejatinya. Aku sangat bahagia atasmu La"
"Terima kasih Rose, aku juga minta maaf. Kau memang sahabat terbaikku Rose"
Mereka melepas pelukannya dan saling melempar senyum dengan menghapus jejak air mata dipipi mereka masing-masing.
"Masih ada satu lagi kejutan untukmu Rose" ucap antusias Lalisa.
"Apa ??" Rose menunggu cemas jawaban sahabatnya itu.
"Kau tau aku akan ikut dengan keluargaku pulang ke LORD" ucap bahagia Lalisa.
"Benarkah ?? Jadi kita bisa bertemu setiap hari ??" Rose mendapat jawaban anggukan semangat dari Lalisa.
"Aaaaaaa aku sangat bahagia La" Rose reflek berdiri tentunya Lalisa juga ikut berdiri, mereka mengungkapkan rasa bahagianya dengan melompat-lompat kecil diatas kasur dengan tangan yang bertautan. Air mata mereka telah menjelma menjadi tawa bahagia.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA CERITA INI
JAGA KESEHATAN SEMUANYA
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN DIAMOND (End)
RomanceTulisan pertamaku semoga suka 💛 Selamat membaca semuanya Jangan lupa ikuti akun ini dan juga vote ya, apalagi kalau ada yang ngasih masukan atau saran, aku sangat berterima kasih.