Lie?

369 23 1
                                    

BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA YA

Keadaan syella semakin hari semakin baik, setelah sekitar 8 hari di rawat ia pun kembali pulih seperti biasa.

Tepat di hari kedelapan ia pun pulang.

"Muka kamu kok pucet gitu?" Tanya nya kepada laskar yang sudah selesai menaruh barang di belakang mobil.

"Kecapekan, semalam aku belajar terus" Kata nya sambil tersenyum.

"Ohh, jangan kecapekan terus ya!" Kata syella semangat.

Laskar mengangguk, sesekali ia menatap kearah syella yang terus saja mencuri pandang kepadanya.

"Kar?, beneran ga papa kan? wajah kamu pucet banget, mending kamu pulang ajadeh biar aku minta anterin dini atau vika" Kata syella sambil menatap intens wajah laskar yang kelihatan begitu pucat.

"Gapapa lah santai, biasa aja kali" Ujar laskar dengan terkekeh dan langsung menyuruh syella untuk masuk.

Syella yang melihat itu pun menatap curiga pada laskar.

Perjalanan pulang ke rumah syella hanya di penuhi keheningan. Syella yang diam sambil mengamati wajah laskar yang pucat serta berkeringat.

Sedangkan laskar yang tengah menahan sakit di perutnya.

"Kar, berobat aja yuk?" Ujar syella lagi.

"Engga papa kok, ini cuman kecapekan syell" Kata laskar meyakinkan syella.

Syella mengulum bibir nya sebal
"Jangan ada rahasia di antara kita ya?" Kata syella lagi.

Laskar mengangguk mantap.

Setelah sampai di depan rumah syella, laskar bersikukuh untuk ikut menemani ia masuk.

"Aku gak papa kok" Ujar syella sambil membawa koper nya.

"Biar aku aja yang anterin, sebentar-"

"Gapapa, mending kamu cepetan pulang, wajah kamu pucet banget, maaf ya? kamu udah capek jagain aku sampe sakit begini" Kata syella lirih, sungguh ia merasa bersalah ketika melihat wajah pucat laskar.

Laskar menghela nafas gusar, kemudian ia mengangguk dan langsung memasuki mobil.

Syella menarik nafas pelan, kemudian ia melangkah kan kakinya ke depan pintu gerbang, ia sudah menyiapkan mental jika nanti di pukuli lagi.

Pintu rumah terbuka, menampilkan sosok arkan yang tengah menatap nya murka.

"Masih ingat rumah kamu?!" Sentak arkan, kemudian lelaki itu menarik kasar tangan syella untuk masuk ke dalam.

"KAMU KAN? YANG NYELAKAIN ANAK SAYA?!, KAMU LIHAT KEADAAN NYA, SAYA NYESAL PUNYA ANAK JAHAT SEPERTI KAMU!" Murka Arkan sambil mencambuk kaki jenjang syella dengan ikat pinggang.

Tiba tiba, siska datang dengan raut wajah penuh kebencian, ia menatap syella murka.

PLAK

Syella bisa merasakan pedih di pipi kanannya ketika siska menampar nya dengan begitu kuat.

"KAMU IBLIS, NYELAKAIN ANAK SAYA, SALAH ANAK SAYA APA KE KAMU?!"
Teriak siska

Syella diam, sungguh ia tidak punya tenaga untuk berdebat, ia kemudian pergi ke dapur mengambil pisau tajam disana.

Arkan dan siska pun hanya diam memperhatikan gerak gerik syella.

Syella memberikan pisau tersebut kepada sang papa, "Bunuh aku aja pa" Ucap nya sendu.

MARSYELLA (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang