BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA YA
Syella mengerutkan dahi ketika melihat nama panggilan yang tertera di handphone nya, Papa.
Ada apa papa nya menelpon siang siang bolong begini, tanpa pikir panjang ia langsung mengangkat telpon tersebut.
"Halo"
"syella, tolong pulang kerumah sekarang! ada yang perlu papa bicarakan, bawa sekalian barang barang kamu"
"Ga, syella ga mau pulang kesana!"
"Ikuti perintah papa, atau temen temen kamu papa bikin sengsara?"
Deg.
"Oke"
Tut
Syella langsung mengemas barang barang nya, ia sangat marah kepada papa nya apa apaan membawa teman teman nya ke dalam masalah pribadi mereka.
Sesampai nya di rumah mewah tingkat dua tersebut syella masuk tanpa mengetuk pintu.
"Kembali juga kamu" Ujar sang papa yang duduk di salah satu sofa sambil memegang koran di tangan nya.
"Apa yang mau papa bicarain?" Ujar syella to the point.
Arkan menyesap kopi nya dan melipat koran tersebut, mata bak elang nya kemudian menatap sang putri dengan pandangan yang sulit di artikan.
"Mulai sekarang kamu tinggal disini, tidak ada bantahan atau teman teman kamu dalam bahaya" Ujar arkan datar
"Apa apaan! temen syella ga ada sangkut pautnya dengan masalah pribadi kita pa!" Sentak syella marah.
Wajah nya merah bak kepanasan dengan urat urat yang keluar di dekat lehernya sungguh ia marah sekali saat ini.
PLAK
"JANGAN BERANI BENTAK PAPA!" Ujar arkan tak terima
Syella memegang pipi kanan nya yang terasa panas, kemudian ia tertawa seperti tidak merasakan sakit sama sekali, sakit di pipi ini tidak ada harga nya di banding luka di hatinya yang tidak bisa lagi di sembuhkan.
"Oke, syella bakal tinggal disini" Kata nya dan langsung mengambil koper untuk masuk ke kamar nya.
Syella merebahkan tubuh mungil nya di kasur queen size nya. Kemudian ia merogoh salah satu kantong celana nya mencari obat yang sudah lama tidak ia minum.
Kemudian ia melempar obat tersebut di lantai membuat obat tersebut berceceran kemana mana.
"Ah sialan! sampe kapan sih" Ujar nya lirih.
"Lemah banget lo syell"
"Dasar beban lo, ga guna"
Syella terus memaki dirinya sendiri, Ia kembali mengambil cutter yang telah lama ia siapkan di bawah ranjang nya.
Syella tak berhenti menyayat tangan nya, bahkan luka kemarin belum kering, darah sudah menetes kemana mana tapi syella tak panik.
Kemudian ia merogoh handphone nya, menelfon laskar disana.
"Halo, laskar jalan yuk"
"Kemana?"
"Kemana aja terserah"
"Lo dimana, kok ga ada di apartemen?"
"Gue pulang, papa nyuruh jadi mulai sekarang gue ga tinggal lagi di apartemen lo, makasih ya"
Tut.
Syella langsung mengganti baju nya, ia memakai sweater oversize warna hitam, dengan levis, rambut nya ia gerai begitu saja.
Tak lama laskar mengechat sudah di depan rumah.
"Mau kemana kamu?" Tanya arkan ketika melihat syella yang sudah siap ingin pergi.
Syella mendengus, melihat pemandangan dimana caca dan ibunya sedang makan malam bersama "Jalan jalan"
Kemudian ia langsung pergi keluar untuk menemui laskar.
"Laskar!!!" Ujarnya gembira
Syella dengan cepat menaiki motor sport laskar dan langsung bergegas pergi, ia tersenyum menikmati hembusan angin malam menerpa kulit wajah nya.
Laskar membawa nya kesebuah bangunan tua.
"Ngapain disini gila, banyak setan" Ujar syella takut.
Ia kira laskar bakal membawa nya kesebuah pasar malam atau apalah.
Laskar diam tak menjawab pertanyaan syella, kemudian ia menggenggam tangan syella menuntun syella menaiki tangga sampai tiba di rooftop bangunan tua tersebut.
"BAGUS BANGET GILAAAA" Kata syella terpana ketika melihat pemandangan di atas, kota jakarta terlihat lebih indah dengan lampu yang menyinari.
Kemudian laskar mengambil ponsel nya guna untuk melihat wajah cantik syella di tengah malam ini.
"Cantik" ujar laskar tak sadar.
"Hah?" Syella jelas mendengar nya tapi ia hanya berpura pura tidak mendengar.
"Ngga" Kata laskar sambil mengalihkan pandangan nya.
"Halah, lo bilang gue cantik kan? ngakuuu!!!" Ejek syella sambil menoel noel pipi laskar.
"Apaan sih" Kata laskar kemudian menggenggam tangan mungil syella untuk berhenti menoel noel pipi nya.
Kening laskar mengerut ketika merasakan tangan syella sedikit lembab, di karenakan ia memakai sweater oversize.
"Kok lembab? lo main air?" Tanya laskar bingung.
Syella dengan cepat menarik tangan nya kembali, ia tersenyum canggung "Tadi sebelum pergi gue cuci tangan dulu, eh lupa di lap" Ujar nya sambil menghindari tatapan curiga dari laskar.
Laskar yang tidak bisa di bohongi pun langsung membuka lengan kanan tersebut, dan mengarahkan nya ke lengan syella.
Bola mata nya membesar mendapati beberapa luka sayatan yang masih basah.
"Anjing" Umpat laskar pelan.
Syella tersentak sedikit ketika mendengar laskar mengumpat untuk pertama kalinya. Di depan dirinya.
"Lo mau mati? Hah? Gue berasa gagal ngejagain lo, kalo lo gini!" Ujar laskar dengan nada yang meninggi.
Syella menunduk takut
"Lo kalo ada apa apa itu cerita, jangan gini, ini ga bakal nyelesain masalah syella!" Bentak laskar marah.
Tak terasa satu bulir air mata keluar dari mata cantik syella, ia sangat takut ketika laskar membentak nya seperti ini.
"Lo sama aja kaya papa" Ujar syella kemudian pergi meninggalkan laskar yang terdiam.
"SYELLA"
Syella terus berlari menuju jalan, tidak memperdulikan teriakan dari laskar yang terus terusan memanggil namanya.
Ia mengusap kasar air mata yang terus berjatuhan.
TIT
Syella menoleh melihat mobil truk besar mengarah kepadanya.
Dan semua nya menjadi gelap seiring dengan teriakan laskar yang memangil namanya.
Jangan lupa vote dan coment yaa temannn temann!!😘
KAMU SEDANG MEMBACA
MARSYELLA (COMPLETE)
Roman pour AdolescentsTentang syella yang berusaha bangkit ketika semua orang memaksanya untuk menyerah. "Kita memang seiman tapi tuhan lebih mau engkau bersama dengannya dibanding aku"