Sadar

501 33 1
                                    

BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA YA

Syella membuka matanya perlahan, merasakan matanya yang terbuka, pandangan yang pertama ia lihat adalah gelap.

"Laskar!?!" Teriak syella, tangan nya meraba raba untuk mencari keberadaan lelaki itu.

Laskar berdiri, ia meraih tangan mungil kekasihnya kemudian menggenggam nya erat, syella terisak "KAMU DIMANA!" Teriak syella.

"Kenapa aku gak bisa lihat!!?" Syella berteriak menangis.

"GELAP KAR" Teriak nya lagi.

Air nya mata sudah mengalir deras, sedangkan laskar tak tega melihat nya dan langsung mendekap syella dengan erat.

"Sabar ya sayang, sebentar lagi kamu bakal bisa liat lagi kok" Kata laskar sambil mengelus surai kecoklatan milik syella.

Perempuan itu menangis dalam dekapan laskar, ia terisak "Kapan?" Tanya syella di sela sela tangisnya.

"Secepatnya" Jawab laskar.

Kemudian, satu persatu orang masuk ke dalam untuk melihat syella, dini dan vika kedua perempuan itu menangis tersedu sedu dan langsung memeluk sahabat nya erat.

"Kalian masih mau temenan sama gue?" Tanya syella.

Vika dan dini mengangguk, "Kami akan selalu disini, gimanapun keadaan lo" Jawab dini sambil mengeratkan pelukkan nya.

Tak lama, siska, arkan dan juga caca masuk ke dalam ruangan tersebut, vika menatap caca tidak suka.

"Sayang..." Ucap arkan.

"Papa?"

"Papa tumben jenguk aku?, biasanya aku sakit gak pernah di jenguk" Ucap syella.

Hati arkan tercubit mendengar ucapan anaknya, lelaki itu memeluk syella dengan erat, "Maaf ya sayang, papa nyesel papa nyesel banget" Lirih arkan sambil mengeluarkan air mata nya.

"Papa bakal cari donor mata buat kamu, biar kamu bisa liat lagi" Lanjut arkan lagi, syella diam tangan nya membalas pelukkan arkan.

Hangat, jarang sekali ia di peluk oleh arkan semenjak ia tinggal bersama pelakor.

Sedangkan siska dan caca tengah berbisik, "Nyusain aja tuh anak" Ucap siska.

"Iya, udah penyakitan pake buta lagi" Lanjut caca sambil terkekeh mengejek.

"Heh upik abu, walopun dia ga bisa liat penampilan dia di banding lo tuh beda jauh, dia elegan, sayang nya sih lo nya jadi jamet gini" Ucap dini sarkas.

Wajah caca sudah merah manahan malu, "Gak usah sok berkuasa, lo sama nyokap lo cuman penghancur keluarga orang, belagu lagi" Lanjut dini lagi.

Caca tidak tahan, ia pun segera keluar dari ruangan tersebut, mengabaikan kekehan mengejek dari dini dan vika.

"Laskar" Ucap syella sambil meraba raba tangannya di udara, laskar menggenggam erat tangan dingin tersebut.

"Kenapa hm?" Tanya laskar.

"Ajak aku jalan jalan yu, bosen disini bau obat" Ujar syella lagi.

Laskar mengangguk, ia menggendong syella untuk naik ke kursi roda, laskar menjalankan kursi roda dengan pelan.

Sesampai nya di taman, syella memejamkan matanya sejenak, menghirup udara segar disana, laskar terpana melihat kecantikkan syella, rambut pendek nya yang sesekali tertiup angin, wajah nya yang bersih dan putih, bibir yang sedikit tebal itu menjadi karakteristik syella.

MARSYELLA (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang